KABARBURSA.COM - Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, menyatakan bahwa Indonesia dan Belgia sedang menjajaki peluang kerja sama perdagangan berkelanjutan. Saat ini, kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan standar dan praktik lingkungan dengan fokus pada pengelolaan sumber daya berkelanjutan serta energi terbarukan.
“Indonesia dan Belgia tengah menjajaki peluang kerja sama perdagangan berkelanjutan. Dengan penjajakan ini, kedua negara diharapkan dapat memanfaatkan potensi masing-masing untuk mengembangkan hubungan perdagangan Indonesia-Belgia,” ujar Jerry.
Wamendag mengungkapkan bahwa Belgia bersedia memberikan konsultasi dan dukungan teknis untuk peningkatan kapasitas bagi Indonesia. Dukungan tersebut akan difokuskan pada bidang pertanian berkelanjutan, energi terbarukan, dan praktik ekonomi sirkular.
Menurutnya, praktik berkelanjutan dalam bidang pertanian, khususnya produksi minyak sawit, sangatlah krusial. Pada forum bisnis ini, perusahaan-perusahaan menekankan pentingnya produksi minyak sawit berkelanjutan yang melibatkan masyarakat lokal dalam rantai pasokan mereka.
Lebih lanjut, Wamendag Jerry menyatakan bahwa Indonesia secara aktif mengajak kerja sama perdagangan berkelanjutan dengan negara-negara Uni Eropa, termasuk Belgia.
“Kami berharap dapat menjalin kerja sama perdagangan berkelanjutan dengan negara-negara Uni Eropa, terutama di bidang energi terbarukan dan bahan baku. Saat ini, pemerintah Indonesia terus berupaya untuk merampingkan proses bisnis dan meningkatkan iklim perdagangan,” tambah Jerry.
Jerry menjelaskan bahwa pendekatan aktif Indonesia untuk meningkatkan iklim perdagangan dan mengundang kemitraan dengan negara-negara Uni Eropa harus dilakukan untuk mencapai tujuan perdagangan berkelanjutan. Selain itu, kolaborasi antara para pemangku kepentingan harus terus dilakukan untuk membangun kepercayaan dan mencapai tujuan bersama dalam pembangunan berkelanjutan.
“Sejalan dengan hal itu, Indonesia memandang kebijakan Kesepakatan Hijau Uni Eropa (Green Deal European Union) sebagai kerangka kerja untuk meningkatkan standar dan kerja sama lingkungan. Namun, definisi dan standar yang jelas diperlukan dalam kebijakan lingkungan tersebut untuk memastikan hubungan perdagangan terjalin secara adil,” tegas Wamendag.
Selanjutnya, Wamendag mengatakan bahwa kebijakan Strategi Gerbang Global Uni Eropa (Global Gateway Initiative European Union) bertujuan mendukung proyek-proyek berkelanjutan berkualitas tinggi melalui mekanisme investasi yang efisien. Saat ini, Belgia berpartisipasi dalam kemitraan transisi energi yang adil dengan Indonesia untuk mendekarbonisasi pasar energi.
“Belgia telah membuat langkah maju dalam energi terbarukan, khususnya dalam energi angin dan surya lepas pantai. Pemerintah Belgia berinvestasi dalam berbagai teknologi dan proyek hijau sebagai bagian dari rencana pemulihan pasca-COVID-19. Mereka ingin berbagi keahlian dengan Indonesia,” ungkap Jerry.
Jerry menjelaskan bahwa kerja sama perdagangan berkelanjutan antara Indonesia dan Belgia berpotensi menghasilkan manfaat ekonomi dan lingkungan yang signifikan. Tidak hanya itu, kerja sama ini akan mendorong pembangunan berkelanjutan dan mengatasi tantangan global yang mendesak.
Perdagangan bilateral meningkat 62 persen dari USD1,75 miliar pada 2020 menjadi USD2,83 miliar pada 2022. Total perdagangan antara Indonesia dan Belgia pada tahun 2023 setidaknya adalah USD2,3 miliar. Selama ini, komoditas ekspor Indonesia ke Belgia antara lain alas kaki, kopi, teh, tembakau dan rempah.
Forum Bisnis Indonesia-Belgia 2024 akan fokus pada inisiatif transisi energi dan pemrosesan mineral penting serta memperkuat kemitraan di teknologi hijau.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono, mengungkapkan bahwa proses negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement/IEU-CEPA) masih menemui hambatan. Tantangan ini terutama terkait dengan perbedaan kebijakan antara kedua belah pihak yang belum menemukan titik tengah.
Salah satu isu utama yang menjadi penghalang adalah regulasi deforestasi Uni Eropa atau European Union Deforestation Regulation (EUDR), yang membatasi masuknya produk-produk pertanian dari Indonesia karena masalah lingkungan. Pemerintah Indonesia masih berupaya berunding dengan Uni Eropa untuk memastikan agar komoditas pertanian dari Indonesia bisa lolos dari regulasi tersebut. Seperti dalam pernyataannya di Jakarta, 25 September 2024.
Walaupun ada hambatan dalam hal kebijakan, sudah ada kemajuan di beberapa aspek. Indonesia dan Uni Eropa telah mencapai kesepakatan dalam hal penurunan tarif secara bertahap, serta di sektor perdagangan, investasi, dan transparansi. Meskipun begitu, kebijakan tertentu masih belum selesai dibahas, sehingga menghambat tercapainya kesepakatan final.
Perundingan IEU-CEPA telah berlangsung selama sembilan tahun dan kini memasuki putaran ke-19. Djatmiko memperkirakan bahwa kesepakatan ini tidak akan selesai sesuai target yang sebelumnya ditetapkan pada September 2024.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan bahwa Uni Eropa tidak boleh terus-menerus mengubah standar atau benchmark selama proses negosiasi berlangsung. Ia menyatakan bahwa perubahan standar yang terus dilakukan oleh Uni Eropa, serta perubahan kabinet di lingkup Uni Eropa, menjadi faktor penyebab lambatnya kemajuan perundingan ini. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.