KABARBURSA.COM - Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyatakan bahwa petani milenial siap berkontribusi untuk meningkatkan hasil dan nilai ekspor komoditas pertanian Indonesia.
Menurut Sudaryono, sektor pertanian memainkan peran strategis dalam perekonomian nasional, tidak hanya dalam ketahanan pangan, tetapi juga dalam peningkatan daya saing, penyerapan tenaga kerja, penanggulangan kemiskinan, dan pertumbuhan agroindustri yang mendorong ekspor dan meningkatkan devisa negara.
“Kita perlu mempromosikan pengusaha lokal untuk mendukung ekspor komoditas pertanian nasional. Tidak masalah, meski hanya satu atau dua kontainer, yang penting adalah nilai tambahnya,” ujar Sudaryono di Jakarta, Minggu, 8 September 2024.
Dalam kunjungannya ke Belanda, Sudaryono bertemu dengan Duta Besar RI untuk Belanda, H.E Mayerfas, serta diaspora dan mahasiswa Indonesia di Belanda. Dia menegaskan bahwa tujuan kunjungannya adalah untuk meningkatkan hasil produk pertanian dan nilai ekspor komoditas pertanian nasional.
“Terima kasih Pak Dubes dan jajaran atas sambutannya. Saya akan mem-follow up ekspor impor untuk milenial, terutama ekspor komoditas pertanian untuk meningkatkan devisa negara,” kata Sudaryono saat bertemu dengan H.E Mayerfas di Den Haag.
Sudaryono juga menyampaikan keinginan Kementerian Pertanian untuk mencetak petani milenial dan eksportir muda baru untuk meningkatkan hasil pertanian dan memperbesar pangsa pasar di luar negeri.
“Misalnya saat ini nilai transaksinya 10, kita akan tingkatkan. Yang penting adalah penambahan dari hari ke hari, bulan ke bulan. Target kita adalah menciptakan dan menambah pelaku ekspor baru,” tuturnya.
Pertemuan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kendala yang dihadapi diaspora Indonesia dalam memasarkan produk nasional di Belanda, agar Kementerian Pertanian dapat mengatasi risiko terkait ekspor komoditas pertanian.
“Kita diskusi untuk mengidentifikasi masalah yang mereka hadapi. Pemerintah berkomitmen untuk memajukan pertanian Indonesia dan memastikan ekspor legal ke berbagai tempat,” pungkasnya.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor pertanian Indonesia pada Januari hingga Juli 2024 mengalami pertumbuhan positif yang mencapai 10,55 persen.
Ekspor pertanian meningkat di saat ekspor non migas maupun ekspor lainya cendrung menurun alias lesu.
BPS mencatat, komponen utama yang mendongkrak naiknya ekspor pertanian di antaranya adalah komoditas buah-buahan hasil panen tahunan. Adapun kontribusi ekspor pertanian pada Januari-Juli 2024 meningkat 1,88 persen jika dibanding periode yang sama pada Januari-Juli 2023 yang hanya 1,68 persen.
Sementara itu, ekspor Juli 2024 baik secara tahunan (year on year/yoy) maupun secara bulanan (mtm) meningkat karena ekspor komoditas kopi juga meningkat.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Widyasanti mengatakan, perkembangan ekspor non migas Indonesia berdasarkan sektor pada Juli 2024 cenderung membaik, yaitu total ekspor nonmigas mencapai USD20,79 miliar. Apabila dirinci, sektor pertanian berkontribusi sebesar USD0,50 miliar.
“Saya ingin menyampaikan bahwa perkembangan ekspor nonmigas Indonesia berdasarkan sektor pada Juli 2024, sektor pertanian kehutanan dan perikanan berkontribusi USD0,50 miliar,” kata Amalia, 15 Agustus 2024.
Menurut Amalia, tujuan ekspor Indonesia sejauh ini masih didominasi negara China, Jepang dan Amerika Serikat (AS). Sebagian data tersebut, ekspor nonmigas secara keseluruhan mengalami peningkatan secara bulanan.
Adapun nilai ekspor Indonesia pada Juli 2024 mencapai USD22,21 miliar atau naik 6,55 persen jika dibandingkan ekspor Juni 2024. Kenaikan ini juga terjadi apabila dibandingkan Juli 2023, di mana nilai ekspor pada saat itu hanya 6,46 persen.
Sedangkan untuk ekspor nonmigas pada Juli mencapai USD20,79 miliar atau naik 5,98 persen dibanding Juni 2024 mtm dan naik 5,87 persen jika dibandingkan ekspor nonmigas Juli 2023.
Kerja sama dengan masyarakat Eropa, terutama dalam bidang pangan, diharapkan mampu meluaskan sektor pertanian di Indonesia dan berkembang semakin pesat guna memenuhi kebutuhan dalam negeri juga melakukan ekspor ke sejumlah negara.
Sektor pertanian sendiri sudah mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan, di mana hingga pertengahan 2024 ini tercatat telah mengalami pertumbuhan sebesar 1,88 persen.
Beberapa waktu lalu, pemerintah menyatakan akan mendukung upaya revitalisasi industri pupuk di bawah naungan PT Pupuk Indonesia (Persero).
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono berharap dengan dilakukannya revitalisasi akan menciptakan proses produksi yang lebih efisien dalam menghasilkan pupuk berkualitas.
“Pupuk Sriwidjaja ini legend loh. Tentu saja kita mendorong dilakukan perbaikan alat-alat, sehingga dapat meningkatkan efisiensi pada kegiatan produksinya dan menghasilkan pupuk yang berkualitas, juga harganya terjangkau. Kalau terjadi efisiensi, harga pokok produksinya pasti turun,” kata Sudaryono dalam siaran persnya, Sabtu, 24 Agustus 2024.
Sudaryono mengatakan itu saat berkunjung ke Pupuk Sriwidjaja (Pusri) di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis, 22 Agustus 2024.
Sudaryono menegaskan, ketersediaan pupuk yang berkualitas dari pabrik modern dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Apalagi saat ini pemerintah sudah menambah alokasi pupuk bersubsidi dari alokasi awal 2024 sebesar 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton, serta memperbaiki sistem pengairan sawah tadah hujan dengan memberikan 64.000 pompa di seluruh Indonesia agar bisa tanam lebih dari satu kali dalam setahun.
“Kita sudah cek ke mana-mana, jumlah pupuk di tahun ini lebih besar dibandingkan setahun sebelumnya. Ini relatif stabil, aman, bahkan banyak pupuk yang tersedia di pengecer tapi belum terserap. Ini menggembirakan,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Produksi Pupuk Indonesia, Bob Indiarto menyambut positif dukungan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono dalam upaya revitalisasi industri pupuk di Tanah Air.
Kata dia, langkah revitalisasi ini selaras untuk mendukung program peningkatan produktivitas pertanian nasional.
Dia pun menegaskan komitmen Pupuk Indonesia untuk mendukung pemerintah dalam program peningkatan produktivitas pertanian nasional dilakukan dengan menjaga ketersediaan stok sesuai dengan regulasi.
Secara nasional, per 21 Agustus 2024 sebanyak 1.220.283 ton, terdiri dari Urea 683.930 ton, NPK Phonska 522.501 ton, dan NPK Formula Kakao sebesar 13.852 ton. Alokasi ini lebih banyak dari ketentuan minimum yang telah ditetapkan oleh Pemerintah sebesar 363.190 ton atau sekitar 263 persen.
“Stok tersebut saat ini berada di gudang Lini I (Gudang Produsen) hingga di Gudang Lini III (Level Kabupaten/Kota). Kami berharap petani bisa mengoptimalkan penyerapan pupuk bersubsidi di sisa waktu empat bulan ini untuk mendukung produktivitas pertanian,” ujar Bob.
Adapun stok pupuk bersubsidi yang disiapkan Pupuk Indonesia di Sumatera Selatan sebanyak 20.796 ton yang terdiri dari Urea 10.395 ton, NPK Phonska 10.393 ton, dan NPK Formula Kakao sebanyak 8 ton. Ketersediaan stok ini setara 179 persen dari ketentuan stok minimum yang ditetapkan Pemerintah.
Untuk memperlancar penyaluran pupuk bersubsidi di Sumatera Selatan, Pupuk Indonesia juga menyiapkan sejumlah fasilitas pendukung. Antara lain sembilan gudang Lini III, 40 Distributor, dan 526 kios resmi. Pupuk Indonesia juga menyiapkan petugas lapangan yang memastikan pupuk bersubsidi tersalurkan dengan tepat sasaran sebanyak 32 orang.
Terkait penebusan pupuk bersubsidi, menurutnya saat ini lebih mudah. Dengan penerapan aplikasi i-Pubers di kios-kios, petani di seluruh Indonesia cukup membawa KTP (Kartu Tanda Penduduk) saja untuk melakukan penebusan.
Ia juga menjelaskan, Pupuk Indonesia meningkatkan pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi karena terdapat ketentuan untuk bisa mendapatkan pupuk bersubsidi. Petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi harus memenuhi kriteria yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 1 Tahun 2024, yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), menggarap lahan maksimal dua hektare.
Selain itu, komoditas strategis yang berhak menerima subsidi pupuk dibatasi sembilan komoditas saja. Antara lain padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao.
“Stok kita melebihi ketentuan minimum. Dengan begitu, Pupuk Indonesia siap memenuhi kebutuhan pupuk dalam rangka program peningkatan produktivitas pertanian,” pungkas Bob. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.