Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Pertamina International Shipping Targetkan Diri IPO Tahun 2025

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 06 September 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Pertamina International Shipping Targetkan Diri IPO Tahun 2025

KABARBURSA.COM - PT Pertamina International Shipping (PIS) ditargetkan akan melantai di lantai bursa secara perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada akhir tahun 2025 atau awal 2026.

Corporate Secretary PT Pertamina Internasional Shipping (PIS) Muh Aryomekka Firdaus mengatakan, keputusan melakukan IPO dengan alasan sebagai salah satu cara memperbesar revenue (pemasukan) perusahaan.

"Salah satu cara memperbesar revenue, kami akan IPO antara akhir 2025 dan awal 2026," kata Aryomekka di Jakarta, Kamis, 5 September 2025.

Agar dapat melakukan IPO, Aryomekka mengungkapkan, PT PIS kini sedang melakukan berbagai pembenahan di internal perusahaan.

Diakuinya, untuk merealisasikan IPO bukan suatu hal mudah. Katanya, banyak hal yang perlu dibenahi di internal PT pertamina International Shiping.

"Tapi kita sudah melihat IPO ini jadi salah satu dari upaya kita mencapai aspirasi revenue," ujarnya.

Akuisisi dan Merger

Selain menargetkan IPO, PT PIS juga berencana melakukan akuisisi sejumlah perusahaan dan melakukan merger sejumlah anak perusahaan.

Aryomekka mengungkapkan, PT PIS menargetkan pemasukan bisa mencapai tiga kali lipat dalam 10 tahun yang akan datang atau tepatnya pada 2034.

Dia menyebutkan, target pemasukan yang ingin dicapai yakni sebesar USD9 miliar.

"Kita akan bergerak lebih cepat, menetapkan target lebih tinggi. Akan kita gerakan SDM-SDM kita untuk mencapai yang sudah kita ," kata Aryomekka. "Mudah-mudahan bisa mendorong kita untuk bisa mencapai revenue tiga kali lipat di 2034 itu," sambungnya.

Kinerja PT PIS semester I-2024

Sebagai informasi, PT Pertamina International Shipping (PIS) mencatat kenaikan laba signifikan pada semester I-2024, yaitu sebesar 103 persen.

"Alhamdulillah laba kita di semeter I-2024 mengalami kenaikan sampai 103 persen dibandingkan pertengahan tahun lalu," jelas Aryomekka.

Menurut dia, laba PT PIS pada semester I-2023 sebesar USD138,5 juta. Sementara laba semester I-2024 mencapai USD280,9 juta.

Kenaikan laba PT PIS ditopang pendapatan yang naik dari USD1,62 miliar pada semester I-2023 menjadi USD1,72 miliar pada semester I-2024. Atau naik 6 persen year on year (yoy).

Berencana Masuk ke Bisnis Kargo LNG

Pertamina Internasional Shipping (PIS) berencana mengembangkan bisnis angkutan muatan selain migas.

Direktur Pengembangan Bisnis PIS Eka Suhendra menyebut, salah satunya adalah kargo bisnis gas alam cair (LNG).

“Mungkin dalam waktu dekat, sekitar satu dua tahun ke depan kami akan masuk bisnis LNG yang saat ini belum ada,” kata Eka di Jakarta pada Kamis, 5 September 2024.

Ia menjelaskan, salah satu jalan menuju ekspansi bisnis ke LNG yaitu melalui kepemilikan bersama atau co-owning kapal LNG dengan perusahaan kapal asal Jepang Nippon Yusen Kaisha (NYK) dan perusahaan India, Gale.

PIS menyebut, co-owning kapal ini merupakan rencana perusahaan untuk menumbuhkan bisnis kancah internasional.

“Kapal LNG baru dengan NYK ini mungkin menjadi pola bisnis yang akan kami lakukan ke depan,” ujarnya.

Eka menyebut, pemilihan co-owning kapal merupakan strategi perusahaan memperkecil risiko dan menguatkan langkah guna mendapatkan partner kerja sama yang bagus.

Dia menyebut, kerja sama kapal LNG ini berkaitan dengan regasifikasi untuk pembangkit listrik di India.

“Kami akan kerja sama disuplai kapalnya. Ini merupakan proyek kerja sama kami yang pertama di luar negeri, saat ini proses tendernya sudah di-submit,” ungkap Eka.

Selain LNG, Eka menyebut, PIS juga akan melebarkan bisnisnya untuk mengangkut produk lain. Hal ini akan dilakukan baik di domestik maupun internasional untuk mencapai target-target perusahaan.

“Mungkin akan menjadi fokus kita dari segi kargo itu seperti amonia, hidrogen di 2030,” kata dia.

Angkut Dry Bulk

Selain menyasar bisnis angkutan komoditas energi yang lebih bersih, PIS juga berencana melebarkan bisnis angkut kargonya ke luar komoditas energi. Salah satu yang dilirik adalah pengangkutan muatan curah atau dry bulk, berupa biji-bijian asal Eropa.

“Kami sudah berbicara dengan pemain-pemain grain, terutama yang ada di Eropa. PIS mungkin  akan punya divisi khusus yang berkaitan dengan dry bulk,” kata eka.

Biji-bijian merupakan komoditas dry bulk ketiga terbesar dunia setelah batu bara dan bijih besi. Eka menyebut PIS tidak berencana berbisnis di pengangkutan batu bara karena membutuhkan perizinan yang panjang.

Ada beberapa wilayah yang menjadi sumber komoditas tambang biji besi, seperti Australia, Amerika Selatan, dan Afrika.

“Iron ore-nya diangkut ke berbagai belahan dunia, seperti Cina dan India, untuk memasok pabrik-pabrik besi, termasuk Krakatau Steel,” ucapnya. (*)