KABARBURSA.COM - Warren Buffett, seorang investor legendaris, dikenal karena kemampuannya dalam menemukan nilai di pasar keuangan. Melalui perusahaannya, Berkshire Hathaway, Buffett sering kali menjadi acuan bagi banyak investor dalam membuat keputusan investasi.
Ketika Buffett membeli saham, banyak investor mengikuti langkahnya dengan keyakinan bahwa ia telah menemukan nilai yang signifikan. Namun, apa yang harus dipikirkan investor ketika Buffett justru menjual saham dan menumpuk kas? Apakah ini mengindikasikan bahwa Buffett melihat adanya risiko di pasar?
Langkah signifikan yang diambil oleh Berkshire Hathaway Inc, di bawah kepemimpinan Warren Buffett, untuk memangkas kepemilikan sahamnya di Apple Inc hampir 50 persen selama kuartal kedua 2024 mengejutkan banyak investor dan pengamat pasar. Penjualan besar-besaran ini berkontribusi pada peningkatan tumpukan uang tunai Berkshire hingga mencapai rekor baru sebesar USD276,9 miliar (sekitar Rp4.479 triliun). Selain itu, laporan yang dirilis pada 3 Agustus 2024 juga mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut menjual saham senilai USD75,5 miliar (Rp1.221 triliun) secara neto selama periode tersebut.
Pendapatan operasional Berkshire Hathaway juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai USD11,6 miliar, naik dari USD10 miliar pada tahun sebelumnya. Penjualan saham ini dilakukan pada saat indeks saham S&P 500 mencapai rekor tertinggi pada pertengahan Juli, sebelum mengalami penurunan dalam beberapa minggu terakhir. Penurunan ini sebagian besar dipicu oleh kekhawatiran bahwa euforia di sektor kecerdasan buatan (AI) mungkin berlebihan, serta data tenaga kerja yang mengecewakan yang meningkatkan kekhawatiran akan risiko penurunan ekonomi.
Langkah Buffett menjual saham Apple dalam jumlah besar ini menimbulkan pertanyaan di kalangan investor mengenai pandangannya terhadap kondisi pasar saat ini. Menurut Jim Shanahan, analis dari Edward Jones, tingkat aktivitas penjualan yang dilakukan Berkshire jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan, yang bisa menjadi sinyal bahwa Buffett melihat adanya potensi risiko di pasar yang perlu diwaspadai.
Keputusan Buffett untuk mengurangi kepemilikan di Apple, yang sebelumnya merupakan hampir setengah dari seluruh portofolio investasi Berkshire, menandai pergeseran strategi investasi yang signifikan. Meskipun Apple tetap menjadi salah satu perusahaan teknologi terbesar dan paling dominan di dunia, aksi jual ini mungkin mencerminkan evaluasi Buffett terhadap valuasi saham yang dianggap terlalu tinggi, serta keinginan untuk meningkatkan fleksibilitas finansial Berkshire di tengah ketidakpastian pasar yang meningkat.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.