Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

IHSG Siang di Posisi Rekor, Asia Melemah dan Minyak Menguat

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 28 August 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
IHSG Siang di Posisi Rekor, Asia Melemah dan Minyak Menguat

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendekati posisi rekor. Pada akhir sesi 1 perdagangan hari Rabu, 28 Agustus 2024, IHSG naik 27 poin (+0,37 persen) ke posisi 7.625. Volume perdagangan mencapai 176,98 juta lot saham dengan total nilai transaksi sebesar Rp109,89 triliun. Sektor properti tampil sebagai yang terkuat dengan kenaikan 3,59 persen, sementara sektor teknologi menjadi yang terlemah, turun 0,75 persen.

Adapun saham yang masuk dalam top gainers adalah BRPT, MBMA, UNTR. Sementara, saham teraktif ditempati oleh ASII, INKP, AMMN.

Bursa Asia

Pasar saham Asia mengalami penurunan pada hari hari ini karena investor mencerna angka inflasi Australia bulan Juli yang lebih tinggi dari perkiraan. CPI Australia naik 3,5 persen secara tahunan, sedikit di atas perkiraan 3,4 persen dari ekonom yang disurvei oleh Reuters  dibandingkan dengan 3,8 persen pada Juni.

Ini adalah angka CPI terendah sejak Maret. Risalah rapat terakhir Bank Sentral Australia menunjukkan bahwa bank sentral sempat mempertimbangkan kenaikan suku bunga dalam upaya mengendalikan inflasi.

Di Amerika Serikat, ketiga indeks utama berakhir lebih tinggi semalam karena investor menantikan laporan pendapatan dari raksasa teknologi Nvidia yang akan dirilis Rabu. Indeks Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,02 persen dan ditutup pada rekor baru di 41.250. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite juga naik 0,2 persen, masing-masing ditutup pada level 17.754.

Indeks Asia lainnya:

  • Nikkei 225 (Jepang) -0,01 persen
  • Topix (Jepang) +0,14 persen
  • Shanghai Composite (China) -0,22 persen
  • Shenzhen Component (China) -0,48 persen
  • CSI 300 (China) -0,61 persen
  • Hang Seng (Hong Kong) -0,97 persen
  • Kospi (Korsel) -0,22 persen
  • Taiex (Taiwan) +0,50 persen
  • S&P/ASX 200 (Australia) -0,32 persen

Mata Uang:

  • USD/JPY naik ke 144,47 (+0,35 persen)
  • USD/SGD naik ke 1,3034 (+0,18 persen)
  • AUD/USD naik ke 0,6795 (+0,03 persen)
  • USD/CNY naik ke 7,1293 (+0,08 persen)
  • USD/MYR turun ke 4,3450 (-0,07 persen)
  • USD/THB naik ke 33,9870 (+0,25 persen)
  • USD/IDR turun ke 15.470 (-0,16 persen)

Harga Minyak

Harga minyak kembali menguat pada 28 Agustus 2024 setelah penurunan tajam pada sesi sebelumnya. Investor saat ini berada dalam dilema antara kekhawatiran potensi hilangnya pasokan dari Libya dan Timur Tengah serta kekhawatiran mengenai permintaan bahan bakar global. Harga minyak mentah Brent naik 25 sen menjadi 79,80 dolar per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 17 sen atau 0,23 persen, diperdagangkan pada 75,70 dolar per barel.

Emas Meredup

Harga emas mengalami penurunan seiring dengan rebound-nya dolar AS. Investor saat ini tengah menantikan laporan inflasi AS yang akan dirilis minggu ini untuk mendapatkan gambaran lebih jelas tentang kemungkinan pemotongan suku bunga pada September besok.

Harga emas spot turun 0,74 persen menjadi USD2.505,86 per ons pada pukul 12.50 WIB, menurut laporan Reuters di Bengaluru, hari ini. Sebelumnya, logam mulia ini mencapai rekor tertinggi di USD2.531,60 per ons pada 20 Agustus. Sementara itu, emas berjangka AS juga mengalami penurunan, turun 0,37 persen menjadi USD2.543,50 per ons.

Indeks Dolar AS (Indeks DXY) naik 0,3 persen, yang membuat emas yang dihargai dalam dolar menjadi kurang menarik bagi pemegang mata uang lainnya.

"Pasar tampaknya menunggu katalis yang dapat memicu terobosan bullish di atas level USD2.532," kata Kelvin Wong, analis dari OANDA.

Dia menambahkan bahwa tren jangka pendek untuk emas tetap kuat, dengan potensi menembus titik tertinggi baru. Namun, dalam jangka panjang, emas mungkin menghadapi resistance di kisaran USD2.585-2.595.

Para pelaku pasar juga sedang menunggu rilis data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Amerika, ukuran inflasi yang disukai oleh Federal Reserve, yang dijadwalkan Jumat, 30 Agustus 2024. Saat ini, para trader memperhitungkan peluang sebesar 67 persen untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin dan sekitar 33 persen peluang untuk pemotongan sebesar 50 basis poin, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, biasanya lebih diminati dalam lingkungan suku bunga rendah. Pekan lalu, Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengindikasikan dukungan terhadap dimulainya pemotongan suku bunga dalam waktu dekat, sambil menyatakan keyakinannya bahwa inflasi berada dalam jangkauan target 2 persen bank sentral AS.

Laporan pada Selasa, 27 Agustus 2024 menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen AS mencapai level tertinggi dalam enam bulan pada Agustus, meskipun kekhawatiran mengenai pasar tenaga kerja meningkat di kalangan warga Amerika.

Data lain yang dirilis pada hari kemarin menunjukkan bahwa impor bersih emas China melalui Hong Kong melonjak sekitar 17 persen pada Juli dibandingkan bulan sebelumnya, yang merupakan kenaikan pertama sejak Maret.

Di antara logam lainnya, perak spot turun 1,2 persen menjadi USD29,63 per ons, platinum turun 0,3 persen menjadi USD950,80, dan paladium melemah 0,8 persen ke posisi USD962,11.(*)