Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Gubernur The Fed Yakin Akan Turunkan Suku Bunga

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 28 August 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Gubernur The Fed Yakin Akan Turunkan Suku Bunga

KABARBURSA.COM - Gubernur Federal Reserve San Francisco, Mary Daly, menyatakan keyakinannya bahwa saatnya Bank Sentral AS menurunkan suku bunga telah tiba.

"Waktunya untuk menyesuaikan kebijakan telah tiba," ungkap Daly dalam sebuah wawancara dengan Michael McKee, pada hari Senin.

Pernyataan Daly sejalan dengan komentar yang disampaikan oleh Ketua The Fed, Jerome Powell. Powell mengungkapkan pada simposium Jackson Hole minggu lalu bahwa dia semakin yakin inflasi akan turun kembali ke 2 persen, dan "saatnya telah tiba bagi kebijakan untuk menyesuaikan diri."

Gubernur Bank Sentral San Francisco tersebut menilai masih terlalu awal untuk menentukan jalur kebijakan yang tepat dan enggan mengungkapkan apakah dia akan mendukung pemangkasan suku bunga seperempat atau setengah poin persentase dalam pertemuan bank sentral pada 17-18 September.

Sinyal tentang kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada September 2024 semakin menguat. Jerome Powell menyatakan bahwa saatnya bagi kebijakan moneter untuk menyesuaikan dengan dinamika saat ini. "Waktu yang tepat untuk penyesuaian kebijakan telah tiba," tegas Powell dalam konferensi tahunan Jackson Hole di Kansas City, sebagaimana dilaporkan Reuters pada Sabtu (24/8).

Saat ini, suku bunga di Amerika Serikat berada di kisaran 5,25 persen hingga 5,5 persen. Powell mengindikasikan bahwa fokus The Fed ke depan akan tertuju pada penyediaan lapangan kerja setelah inflasi mencapai titik stabil. Ia memperkirakan pemangkasan suku bunga kemungkinan besar akan dilakukan sekitar tujuh minggu sebelum Pemilu AS pada 5 November 2024, yakni pada pertengahan September 2024.

Pemangkasan suku bunga menjelang Pemilu AS bukanlah hal baru. Fenomena serupa pernah terjadi sebelum Pemilu AS 1976. Beberapa anggota parlemen dari partai Republik memperingatkan bahwa penurunan suku bunga bisa jadi langkah partisan untuk memperbaiki ekonomi menjelang Pemilu. Meski demikian, Powell menegaskan bahwa keputusan penurunan suku bunga akan tetap didasarkan pada data ekonomi yang menunjukkan penurunan inflasi.

Kongres menugaskan The Fed untuk menjaga tingkat lapangan kerja yang optimal sambil mempertahankan inflasi yang stabil. Saat ini, tingkat pengangguran telah meningkat satu poin, dari 3,4 persen menjadi 4,3 persen. Powell mengakui bahwa dalam setahun terakhir, The Fed telah menyaksikan tren ini. "Kami tidak mencari, menyambut, atau berencana untuk memperketat lebih lanjut kondisi pasar tenaga kerja," kata Powell.

Pasar saham Amerika Serikat mencatatkan performa positif pekan lalu, didorong oleh sinyal kuat pemangkasan suku bunga pada bulan September. Ketua The Fed, Jerome Powell, menegaskan bahwa saatnya untuk merombak kebijakan, dengan keyakinan yang semakin menguat bahwa inflasi dapat konsisten menurun menuju level 2 persen. Selain itu, risalah rapat FOMC terbaru menunjukkan bahwa mayoritas pejabat The Fed melihat September sebagai waktu yang ideal untuk pemangkasan suku bunga.

Revisi data non-farm payroll tahunan AS menunjukkan penurunan sebesar 818 ribu untuk periode 12 bulan yang berakhir pada Maret 2024—revisi terbesar sejak Maret 2009. Indeks S&P 500 mengakhiri pekan dengan kenaikan 1,45 persen, sementara imbal hasil UST 10Y turun dari 3,88 persen menjadi 3,80 persen.

Di kawasan Asia, pasar saham bergerak bervariasi pekan lalu, dengan pelaku pasar menunggu pernyataan Powell di Jackson Hole Symposium akhir pekan ini. Pasar saham di China, Korea Selatan, dan Taiwan ditutup lebih rendah, sementara pasar Jepang, Hong Kong, dan ASEAN menunjukkan performa yang lebih baik.

Fokus pasar ASEAN meningkat, didorong oleh ekspektasi pivot The Fed dan performa pasar ASEAN yang unggul sepanjang tahun. Gubernur Bank Sentral Jepang, Kazuo Ueda, tetap mempertahankan pandangan bahwa kenaikan suku bunga masih akan dilakukan jika kondisi ekonomi sesuai dengan harapan, sambil tetap menjaga stabilitas pasar finansial.

Minat investor asing terhadap pasar saham Indonesia menunjukkan perbaikan, sejalan dengan meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar IDR8,2 triliun di pasar saham, yang mendorong indeks IDX80 menguat sebesar 1,77 persen.

Pasar obligasi juga menguat 0,41 persen, dengan imbal hasil SBN 10Y turun dari 6,72 persen menjadi 6,64 persen. Nilai tukar Rupiah melanjutkan penguatan di tengah arus dana asing yang meningkat, ditutup menguat 1,27 persen terhadap USD ke level 15.490. Bank Indonesia mempertahankan suku bunga pada 6,25 persen, sesuai dengan ekspektasi.

Gubernur BI, Perry Warjiyo, menyatakan bahwa di kuartal ketiga, BI akan fokus menjaga stabilitas Rupiah, namun penurunan suku bunga di akhir tahun masih memungkinkan. Sementara itu, defisit transaksi berjalan Indonesia melebar pada 2Q-24 menjadi USD3 miliar (0,9 persen dari PDB), dibandingkan dengan USD2,4 miliar (0,7 persen dari PDB) pada 1Q-24. (*)