Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Airlangga Kumpulkan Mantan Menko Perekonomian, Ada Apa?

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 27 August 2024 | Penulis: Ayyubi Kholid | Editor: Redaksi
Airlangga Kumpulkan Mantan Menko Perekonomian, Ada Apa?

KABARBURSA.COM - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengumpulkan mantan-mantan menteri atau pendahulunya. Ada apa dan apa yang dibahas?

Selasa, 27 Agustus 2024 di kantor Kemenko Perekonomian, Airlangga menggelar dialog ekonomi yang mengangkat tema: "Peran dan Potensi Kelas Menengah Menuju Indonesia Emas 2045." Dialog ini bertepatan dengan HUT Kementerian Perekonomian ke-58, dan digelar secara tertutup.

Menariknya, acara dialog ini dihadiri beberapa mantan Menko Perekonomian. Dari sekian banyak eks Menko Perekonomian yang diundang, hanya lima yang hadir, yakni Dorodjatun Kuntioro Jakti (Menko Perekonomian 2001-2004), Aburizal Bakrie (Menko Perekonomian 2004- 2005), dan Darmin Nasution (Menko Perekonomian periode 2015 - 2019), dan Sri Mulyani Indrawati (Menko Perekonomian Mei 2008-Agustus 2008) dan Chairul Tanjung (Menko Perekonomian Mei 2014 - Oktober 2014).

Sedangkan mantan Menko Perekonomian yang tidak hadir yaitu, Burhanudin Abdullah (Menko Perekonomian Juni-Agustus 2021), Boediono (Menko Perekonomian 2005-2008), Hatta Rajasa (Menko Perekonomian 2009-2014), dan Sofyan Djalil (Menko Perekonomian Oktober 2014-Juli 2015).

Sebagai pengingat, selain pernah menjabat sebagai Menko Perekonomian, Boediono merupakan Wakil Presiden periode 2009-2014, dan Hatta Rajasa pernah menyalonkan diri di Pilpres 2014 berpasangan dengan Prabowo Subianto, namun kalah dari Joko Widodo (Jokowi) yang berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK).

Kembali ke acara dialog, hadir juga Wakil Menteri Keuangan I Suahasil Nazara dan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani.

Tampak juga Pelaksana tugas (Plt) Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti dan Direktur Utama Bulog Bayu Krisnamurthi.

Berdasarkan informasi yang didapat, acara dialog tersebut membahas soal posisi kelas menengah dalam perekonomian Indonesia saat ini.

Selain itu dibahas juga fenomena kerentanan kelas menengah dengan berkaca dari Chillean Paradox. Serts, kebijakan dan program yang telah dilakukan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan kelas menengah. Dan, usulan strategi dan kebijakan pemerintah ke depan untuk meningkatkan pertumbuhan kelas menengah di Indonesia.

Dorong Ekonomi Hijau Kota Batam

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong investasi ekonomi hijau di Kota Batam untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sebagai bentuk konkret dukungan tersebut, Airlangga menandatangani perjanjian kerja sama pasokan gas alam dan pembangunan infrastruktur di dalam Kawasan Industri Wiraraja.

Kawasan Industri Wiraraja telah berperan aktif terhadap kemajuan industri di Batam dan turut berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau yang pada triwulan II 2024 ini mampu tumbuh stabil mencapai 4,9 persen (year on year/yoy). Sektor industri pengolahan sendiri memberikan share sebesar 41 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kepulauan Riau.

"Kita tahu bahwa ekonomi Indonesia cukup baik di tengah global yaitu di antara negara G20, kita top 5 dengan pertumbuhan rata-rata 5 persen dan inflasi yang rendah di 2,13 persen di bulan Juli. Kepulauan Riau juga tumbuh secara baik di kuartal kedua yakni 4,9 persen dan menjadi salah satu provinsi dengan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) terbanyak di Indonesia. Kepulauan Riau tentunya menjadi pintu bagi investasi Indonesia," ungkap Airlangga, Senin, 26 Agustus 2024.

Kawasan Industri Wiraraja sendiri telah menjadi lokasi dari delapan perusahaan diresmikan dalam Grand Launching tersebut. Perusahaan-perusahaan tersebut terutama bergerak pada sektor renewable energy seperti manufaktur solar modul, sodium-ion battery, hingga semikonduktor.

Lebih lanjut, perusahaan-perusahaan tersebut akan menambah nilai investasi baru sebesar USD17,6 triliun yang berasal dari Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) maupun dari Penanaman Modal Asing (PMA) dari Amerika Serikat (AS), Jerman, Taiwan, dan Singapura.

Selain itu, melalui penambahan investasi tersebut juga akan menyerap tenaga kerja sebanyak 36.150 orang.

"Di era digitalisasi, semikonduktor menjadi sangat penting, dan dari Pemerintah Pusat kita mempersiapkan Sumber Daya Manusia-nya. Ada start-up di Bandung yang sudah menjadi value chain dari pada industri semikonduktor di Amerika Serikat dalam hal chip design,” lanjutnya.

"Jadi, spektrumnya luas dan karena situasinya dalam Kawasan Ekonomi Khusus dan free trade zone, saya berharap bahwa Kepri ini bisa menonjol di kawasan regional. Kita berani bersaing dengan Johor di Malaysia," tegasnya.

Airlangga kemudian melakukan kunjungan ke PT Atelier Solar Indonesia yang bergerak dalam usaha manufaktur solar modul.

Nilai investasi perusahaan tersebut tercatat sebesar USD30 juta dengan penyerapan tenaga kerja terampil sebanyak 150 tenaga kerja. Pada fase pertama, perusahaan ini memproduksi solar modul berkapasitas 800 MW dan pada fase dua akan memproduksi solar modul berkapasitas 2 GW. (*)