Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Wall Street Positif antara Konflik Timteng dan Optimisme The Fed

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 27 August 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Wall Street Positif antara Konflik Timteng dan Optimisme The Fed

KABARBURSA.COM - Pada Senin 26 Agustus 2024 indeks S&P 500 dan Dow Jones memulai minggu ini dengan nada positif, melesat naik saat pasar memberikan perhatian besar pada performa Nvidia, salah satu perusahaan raksasa di bidang kecerdasan buatan (AI).

Di saat yang sama, para pelaku pasar juga menantikan rilis data inflasi penting yang dijadwalkan akhir pekan ini. Data tersebut diharapkan bisa memberikan petunjuk lebih lanjut tentang arah kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) yang sangat memengaruhi sentimen investor.

Meskipun ada sentimen optimis dari pasar, bayang-bayang ketidakpastian masih membayangi karena ketegangan geopolitik yang semakin meningkat di kawasan Timur Tengah.

Ketidakpastian ini membuat investor tetap berhati-hati, meskipun terdapat harapan bahwa The Fed akan mulai melonggarkan kebijakan moneter.

Menurut laporan Reuters, pada sesi pembukaan, Dow Jones Industrial Average melesat sebesar 25,76 poin atau naik 0,06 persen, sehingga mencapai level 41.200,84.

Kenaikan ini mencerminkan keyakinan investor terhadap prospek ekonomi, meskipun kondisi global tetap tidak menentu. Indeks S&P 500 juga menunjukkan tren positif dengan naik 5,05 poin atau 0,09 persen, dan menyentuh angka 5.639,66.

Namun, Nasdaq Composite justru turun tipis sebesar 9,95 poin atau 0,06 persen, terperosok ke level 17.867,85 pada awal perdagangan.

Optimisme Pasar dan Pernyataan Powell

Optimisme yang tampak di pasar sebagian besar didorong oleh pernyataan yang disampaikan oleh Ketua The Fed, Jerome Powell, pada Jumat 23 Agustus 2024.

Dalam pidatonya, Powell menyiratkan bahwa mungkin sudah tiba waktunya bagi The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga.

Hal ini disebabkan oleh tekanan inflasi yang mulai mereda, serta permintaan tenaga kerja yang semakin moderat. Pernyataan ini memberi angin segar bagi pasar yang sebelumnya khawatir dengan kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih lanjut.

Powell juga menekankan bahwa The Fed akan terus memantau perkembangan ekonomi secara cermat, terutama dalam hal inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja, sebelum mengambil keputusan akhir mengenai kebijakan suku bunga.

Pernyataan ini disambut baik oleh para pelaku pasar, yang menganggapnya sebagai sinyal bahwa The Fed mungkin akan mulai melonggarkan kebijakan moneter dalam waktu dekat.

Pada sesi sebelumnya, indeks utama mencatatkan kenaikan lebih dari 1 persen, mendekati level tertinggi sepanjang masa. Baik S&P 500 maupun Dow Jones kini hanya terpaut kurang dari 1 persen dari rekor tertinggi mereka masing-masing.

Hal ini mencerminkan keyakinan investor bahwa kebijakan moneter yang lebih longgar akan membantu mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah tantangan global yang terus meningkat.

Selain itu, saham-saham berkapitalisasi kecil yang biasanya lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga juga mengalami lonjakan signifikan.

Mereka mencatatkan performa terbaik dalam enam minggu terakhir, seiring dengan pulihnya ekuitas dari penurunan tajam yang terjadi di awal bulan Agustus. Tren ini menunjukkan bahwa pasar mulai memulihkan diri dari tekanan yang sempat menghantamnya beberapa waktu lalu.

Spekulasi Pemotongan Suku Bunga

Para pedagang kini mulai memasang taruhan pada kemungkinan pemotongan suku bunga sebesar 25 hingga 50 basis poin pada pertemuan The Fed di bulan September mendatang.

Meskipun spekulasi ini masih diperdebatkan, sebagian besar pasar meyakini bahwa The Fed akan mengambil langkah tersebut untuk merangsang pertumbuhan ekonomi di tengah meredanya inflasi.

Berdasarkan data dari alat pengawasan suku bunga Fed Watch Tool yang disediakan oleh CME Group, peluang untuk pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin turun menjadi 65,5 persen, dari yang sebelumnya lebih dari 70 persen pada pekan lalu.

Di sisi lain, peluang untuk pemotongan yang lebih agresif, yakni sebesar 50 basis poin, meningkat menjadi 34,5 persen, naik dari sekitar 30 persen pada minggu sebelumnya. Hal ini menunjukkan adanya ketidakpastian di pasar mengenai langkah yang akan diambil oleh The Fed, meskipun sebagian besar pelaku pasar berharap pada kebijakan pelonggaran.

Thomas Hayes, Ketua Great Hill Capital LLC, menyatakan bahwa "The Fed adalah pemain kunci dalam permainan ini. Mereka bertindak sesuai dengan apa yang diantisipasi oleh pasar, dan ini menjadi kabar baik karena menunjukkan bahwa siklus pelonggaran mungkin akan segera dimulai." Komentar ini menggambarkan sentimen positif di pasar, meskipun investor tetap waspada terhadap perkembangan lebih lanjut.

Fokus Pasar Selanjutnya: Data Ekonomi Penting

Setelah pernyataan Powell, fokus investor kini akan beralih pada sejumlah data ekonomi penting yang dijadwalkan akan dirilis akhir pekan ini.

Di antaranya adalah proyeksi produk domestik bruto (PDB) untuk kuartal kedua, yang akan memberikan gambaran lebih jelas tentang kondisi ekonomi AS dalam beberapa bulan terakhir.

Data ini sangat dinantikan oleh pasar, karena akan menjadi indikator penting bagi prospek pertumbuhan ekonomi ke depan.

Selain itu, data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) untuk bulan Juli juga menjadi sorotan utama. PCE dianggap sebagai indikator inflasi pilihan The Fed, sehingga hasilnya akan sangat berpengaruh pada keputusan kebijakan moneter bank sentral.

Jika data PCE menunjukkan bahwa tekanan inflasi terus menurun, kemungkinan besar The Fed akan lebih condong untuk melonggarkan kebijakan suku bunga dalam waktu dekat.

Dengan demikian, minggu ini akan menjadi momen krusial bagi pasar, karena para pelaku pasar menantikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan moneter dan prospek ekonomi di tengah tantangan global yang terus berkembang. (*)