KABARBURSA.COM - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengungkapkan terdapat tiga parameter utama dalam penilaian terhadap pialang berjangka periode April-Juni 2024.
Parameter pertama, Kepala Biro Pengawasan PBK, SRG, dan PLK Bappebti, Widiastuti, adalah kinerja pialang berjangka, yang memiliki bobot nilai maksimal 70 persen dan mencakup lima aspek.
Kelima aspek meliputi hasil pengawasan laporan kegiatan pialang berjangka, hasil pengawasan integritas, hasil pengawasan transaksi pialang berjangka, penanganan pengaduan nasabah, dan penilaian atas implementasi Anti-Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) triwulan II 2024.
Kedua, penilaian masyarakat yang memiliki bobot maksimal 30 persen akan dilakukan melalui distribusi kuesioner kepada nasabah sebagai responden. Data nasabah dikumpulkan dari sistem pengaduan daring yang dikelola oleh Biro Peraturan Perundang-Undangan dan Penindakan serta dari Layanan Informasi (LINI Bappebti) yang dikelola oleh Sekretariat Bappebti.
Ketiga, terdapat nilai pengurang dengan bobot maksimal 30 persen. Nilai pengurang ini digunakan untuk mempertimbangkan aspek-aspek yang belum tercakup dalam poin Kinerja Pialang Berjangka, berdasarkan hasil pengawasan di lapangan.
“Sumber data yang digunakan dalam penyusunan rating ini berasal dari data pelaporan pialang berjangka yang disampaikan ke Bappebti meliputi laporan keuangan, laporan kegiatan, laporan transaksi, dan penilaian implementasi APU PPT Triwulan-II 2024. Selain itu, umpan balik masyarakat yang menjadi nasabah dari pialang berjangka juga menjadi bagian dari penilaian Bappebti,” jelas Widiastuti.
Widiastuti, menjelaskan bahwa penilaian berkala untuk periode April--Juni 2024 telah mencakup 63 perusahaan aktif, kecuali lima perusahaan yang izin usahanya sedang dibekukan.
“Berdasarkan hasil penilaian berkala (rating) Pialang Berjangka perusahaan yang mendapatkan peringkat lima teratas, yaitu PT Dupoin Futures Indonesia (dahulu PT Deu Calion Futures), PT Finex Bisnis Solusi Futures, PT MRG Mega Berjangka, PT International Mitra Futures, dan PT Monex Investindo Futures,” papar dia.
Sementara itu, Kepala Bappebti Kasan mengungkapkan tujuan penilaian berkala terhadap pialang berjangka yaitu untuk meningkatkan kualitas pialang berjangka yang berada di bawah pengawasan Bappebti.
“Penilaian berkala setiap tiga bulan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pialang berjangka di bawah pengawasan Bappebti. Penilaian dilakukan berdasarkan hasil pengawasan Biro Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK), Sistem Resi Gudang (SRG), dan Pasar Lelang Komoditas (PLK). Penilaian periode April-Juni 2024 telah disusun dan dapat menjadi referensi bagi nasabah dan calon nasabah PBK,” jelas Kepala Bappebti Kasan.
Kasan menambahkan bahwa dasar penilaian berkala pialang berjangka mengacu pada Peraturan Bappebti Nomor 6 Tahun 2023, khususnya pada Pasal 34A Ayat (1) yang mengatur pemeringkatan pelaksanaan kegiatan usaha peserta sistem perdagangan alternatif.
Adapun sekretaris Bappebti, Olvy Andrianita, menambahkan bahwa Bappebti akan terus konsisten dalam melakukan penilaian berkala terhadap pialang berjangka dan mempublikasikannya kepada masyarakat. Penilaian ini diharapkan dapat memotivasi pialang yang terdaftar di Bappebti untuk meningkatkan kinerja perdagangan berjangka dan mengurangi jumlah aduan dari masyarakat.
“Sistem penilaian ini juga sebagai upaya menjaga citra positif PBK di Indonesia dan mengurangi aduan. Apabila kualitas dan kinerja pialang berjangka meningkat, tentu kepercayaan masyarakat pada industri PBK semakin baik dan transaksi dapat dilakukan lebih nyaman melalui pialang berjangka dengan rating yang baik,” pungkas Olvy.
Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), atau Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI), melaporkan total transaksi sebanyak 5.724.852,55 lot pada semester pertama tahun 2024.
Dari total tersebut, 4.917.608,55 lot merupakan transaksi yang dilakukan melalui sistem perdagangan alternatif, sedangkan 807.244 lot adalah transaksi multilateral.
Dalam hal nilai notional, sepanjang paruh pertama 2024, nilai transaksi mencapai Rp10.794 triliun. Dari jumlah ini, Rp10.718 triliun berasal dari sistem perdagangan alternatif dan Rp76 triliun dari transaksi multilateral.
Direktur Utama ICDX, Fajar Wibhiyadi, menekankan komitmen kuat ICDX dalam mengembangkan ekosistem perdagangan berjangka komoditi bersama dengan otoritas dan pemangku kepentingan lainnya. “Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri ini. Kunci keberhasilannya adalah kolaborasi antara seluruh pemangku kepentingan,” ujarnya pada 11 Juli 2024 di Jakarta.
Sepanjang periode Januari hingga Juni 2024, transaksi multilateral didominasi oleh komoditas emas, dengan kontrak GOLDGR mencapai 317.260 lot (35 persen) dan kontrak GOLDUDMic sebesar 122.984 lot (15 persen). Di sisi lain, sistem perdagangan alternatif terutama didominasi oleh kontrak mata uang asing, dengan kontrak XAUUSD10 mencapai 1.385.326 lot (28 persen) dan kontrak XAUUSD14 sebanyak 810.459 lot (16 persen).
BKDI memperkirakan bahwa total transaksi untuk tahun 2024 akan mencapai 14.298.169 lot, naik 11,5 persen dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencatatkan total 12.429.818 lot. Pada tahun 2022, total transaksi mencapai 10.162.685 lot, dan pada tahun 2021 tercatat sebanyak 9.890.507 lot.
“Kami melihat potensi besar untuk pertumbuhan dalam transaksi multilateral. Ini adalah peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku usaha untuk melakukan lindung nilai dan mitigasi risiko harga komoditas,” kata Fajar.
Tirta Karma Senjaya, Kepala Biro Pengembangan dan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti, mengingatkan bahwa investasi dalam perdagangan berjangka komoditi memiliki risiko tinggi, sehingga penting untuk memiliki pemahaman yang baik mengenai mekanisme perdagangan berjangka.
“Perdagangan berjangka komoditi dapat berfungsi sebagai alat lindung nilai dan manajemen risiko yang efektif. Karena itu, komoditas unggulan Indonesia harus diperdagangkan di bursa berjangka dan didukung oleh ekosistem industri yang kuat,” jelasnya.
Tirta menambahkan bahwa ekosistem perdagangan berjangka komoditi di Indonesia menyediakan fleksibilitas dan layanan yang lengkap, membuka lebih banyak peluang perdagangan, serta menciptakan tata kelola perdagangan yang adil dan transparan.
“Kami berharap para pelaku industri dapat mengakselerasi bisnis mereka dengan lebih optimal di masa mendatang,” katanya.
Bappebti terus memperkuat ekosistem perdagangan berjangka komoditi untuk melindungi masyarakat, memberikan manfaat yang luas, dan meningkatkan citra industri dengan mengikuti perkembangan dan menyesuaikan regulasi, memastikan bahwa perdagangan berjangka komoditi di Indonesia berjalan dengan wajar, adil, dan aman bagi masyarakat. (*)