Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Emas dan Logam Mulia Anjlok Terpukul Penguatan Dolar

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 23 August 2024 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Emas dan Logam Mulia Anjlok Terpukul Penguatan Dolar

KABARBURSA.COM - Harga emas mengalami penurunan tajam lebih dari 1 persen pada Jumat, 23 Agustus 2024. Penurunan ini dipicu oleh penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat, tepat saat para pelaku pasar menunggu dengan cemas pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, yang diharapkan memberikan petunjuk lebih lanjut tentang kemungkinan pemangkasan suku bunga.

Menurut laporan dari CNBCInternational, harga emas spot anjlok 1,2 persen, mencapai USD2.482,49 per ons, setelah sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi di USD2.531,6 pada Selasa, 20 Agustus 2024. Kontrak berjangka emas AS juga tertekan, turun 1,2 persen menjadi USD2.518,1.

Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures, mengungkapkan, "Kami melihat kenaikan pada imbal hasil obligasi dua tahun dan penguatan indeks dolar. Harga emas yang sebelumnya melonjak ke rekor tertinggi baru memang wajar jika terjadi aksi ambil untung dari para trader."

Indeks dolar melonjak 0,5 persen terhadap mata uang utama lainnya, didorong oleh data yang menunjukkan peningkatan klaim pengangguran AS yang lebih tinggi dari perkiraan pekan lalu. Kenaikan imbal hasil obligasi AS 10 tahun juga turut menekan harga emas.

Kini, perhatian pasar terfokus pada pidato Powell di Simposium Ekonomi Jackson Hole yang dijadwalkan pada Jumat, 23 Agustus 2024. Pada Rabu, 21 Agustus 2024, risalah dari pertemuan The Fed pada 30-31 Juli mengindikasikan kecenderungan kuat para pejabat untuk memangkas suku bunga pada bulan depan.

Han Tan, Kepala Analis Pasar di Exinity Group, berpendapat, "Jika Powell menunjukkan keyakinan lebih besar terhadap pemangkasan suku bunga pada September, sinyal dovish ini bisa memicu kenaikan baru untuk harga emas".

Setidaknya dua pejabat The Fed pada Kamis, 22 Agustus 2024 menyatakan dukungan mereka untuk pemangkasan suku bunga pada pertemuan kebijakan bank sentral AS bulan depan. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Mayoritas broker memperkirakan pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin pada September, sementara JP Morgan, Citigroup, dan Wells Fargo bahkan memprediksi pemotongan hingga 50 basis poin.

Zain Vawda, Analis Pasar di MarketPulse oleh OANDA, menyatakan, "Prospek untuk ETF emas tetap positif, karena pemangkasan suku bunga AS yang diantisipasi kemungkinan akan mendorong aliran dana kembali ke ETF emas."

Di sisi lain, logam mulia lainnya juga mengalami penurunan tajam. Harga perak spot terjun 2,3 persen menjadi USD28,9334 per ons, platinum merosot 1,9 persen menjadi USD945,02, dan paladium anjlok 2,8 persen menjadi USD925,49.

Risalah The Fed Tak Bertahan Lama

Pengaruh risalah The Fed terhadap emas ternyata tidak berpengaruh lama. Kamis, 22 Agustus 2024, risalah The Fed sempat membuat emas naik tipis dan berada di level USD2.516,01 per ons pada pukul 18:42 GMT, setelah sebelumnya mencapai rekor tertinggi di USD2.531,6 pada Selasa, 20 Agustus 2024. Namun, kontrak berjangka emas Amerika Serikat (AS) justru ditutup 0,1 persen lebih rendah pada USD2.547,5.

Tai Wong, seorang pedagang logam independen yang berbasis di New York, mencatat bahwa harga emas mendekati posisi tertinggi setelah risalah The Fed mengungkapkan bahwa ‘sebagian besar’ anggota komite siap untuk memangkas suku bunga pada September.

“Saya tetap optimis meski berhati-hati, karena semua berita yang mendukung pasar sudah diketahui. Harga emas kemungkinan akan terus naik, namun tanpa lonjakan agresif kecuali ada peristiwa tak terduga yang memicunya,” ujar Wong.

Dalam risalah pertemuan Juli tersebut, disebutkan bahwa ‘sebagian besar’ pembuat kebijakan menyatakan bahwa jika data ekonomi terus sesuai harapan, akan tepat untuk melonggarkan kebijakan pada pertemuan berikutnya.

Setelah risalah ini dirilis, nilai dolar AS terus melemah ke level terendah dalam lebih dari tujuh bulan, sementara imbal hasil obligasi 10 tahun AS turun ke titik terendah dalam lebih dari dua minggu. Kini, perhatian pasar tertuju pada pidato utama Ketua The Fed, Jerome Powell, di simposium Jackson Hole yang dijadwalkan pada Jumat, 23 Agustus 2024.

Logam mulia lainnya juga mengalami tren positif sepanjang perdagangan kemarin. Perak spot naik 0,6 persen menjadi USD29,61 per ons. Platinum mengalami kenaikan signifikan sebesar 2,6 persen menjadi USD970,75, dan paladium melonjak 2,7 persen ke USD951, yang merupakan level tertinggi dalam lebih dari sebulan.

Menurut Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, ada minat yang meningkat pada logam platinum group metals (PGMs) karena fundamentalnya diperkirakan akan membaik, yang mendorong kenaikan harga. Khususnya, investor paladium perlu menutup posisi short mereka.(*)