KABARBURSA.COM - Dolar terus melemah terhadap mata uang utama lainnya pada hari ini setelah risalah pertemuan Federal Reserve (Fed) pada 30-31 Juli kemarin mengungkapkan bahwa para pejabat cenderung untuk menurunkan suku bunga pada September. Bahkan, beberapa anggota sudah siap menurunkan suku bunga pada pertemuan tersebut.
Meskipun pertemuan itu berlangsung sebelum laporan pekerjaan Juli kearin, yang menimbulkan kekhawatiran resesi di AS, risalah tersebut menunjukkan bahwa para pejabat tetap ingin memangkas suku bunga meskipun ekonomi AS masih dalam kondisi baik.
Sebelum risalah ini dirilis, laporan dari Departemen Tenaga Kerja yang menunjukkan penurunan jumlah pekerjaan sejak awal tahun hingga Maret mungkin juga memicu penjualan dolar. Laporan ini menunjukkan revisi penurunan dalam daftar gaji sebesar 818 ribu pekerjaan, penurunan terbesar sejak krisis keuangan global.
Dengan latar belakang ini, investor memperkirakan kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin pada September 2024 mencapai 35 persen, dan penurunan total sebesar 50 basis poin pada akhir tahun mencapai 105 persen.
Kini perhatian pasar beralih ke pidato Ketua Fed Jerome Powell di Jackson Hole esok hari. Investor berharap mendapat petunjuk tentang kemungkinan pemangkasan suku bunga pada September serta perkembangan terbaru terkait pasar tenaga kerja dan kondisi ekonomi.
Hari ini, data PMI dari S&P Global mungkin memberikan gambaran awal tentang kinerja ekonomi di pada bulan ini.
Sementara itu, data PMI Zona Euro dan Inggris menjadi fokus perhatian hari ini. Untuk Zona Euro, angka PMI yang telah dirilis menunjukkan peningkatan, yang mengejutkan karena sebelumnya diprediksi akan melemah. Namun, euro tidak banyak bergerak karena para pedagang masih percaya bahwa Bank Sentral Eropa (ECB) kemungkinan akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) lagi pada September nanti.
Di Inggris, ada peluang kuat sebesar 73 persen bahwa Bank of England (BoE) tidak akan menaikkan suku bunga pada pertemuan mendatang. Jika data PMI menunjukkan perbaikan seperti yang diharapkan, kemungkinan besar BoE akan mempertahankan suku bunga, yang bisa membantu poundsterling tetap dalam tren naik.
Untuk pasangan dolar/yen, pedagang mungkin memulai hari esok lebih awal karena sebelum Ketua Fed Jerome Powell memberikan pidatonya, Gubernur Bank of Japan (BoJ) Kazuo Ueda akan memberikan kesaksian di depan parlemen mengenai keputusan BoJ untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan terakhirnya.
Setelah berbagai sinyal yang membingungkan dari pembuat kebijakan Jepang akhir-akhir ini, para pedagang mungkin mencari kejelasan lebih lanjut tentang langkah BoJ ke depan. Saat ini, mereka memperkirakan ada peluang hampir 60 persen untuk kenaikan suku bunga sebesar 10bps pada akhir tahun.
Pasar ekuitas merespons positif terhadap prospek penurunan suku bunga, dengan Wall Street ditutup di zona hijau kemarin. Ini menunjukkan bahwa pola "berita buruk adalah berita baik" kembali berlaku, di mana data pasar tenaga kerja yang kurang memuaskan justru disambut baik oleh investor karena meningkatkan harapan untuk penurunan suku bunga dalam waktu dekat.
Indeks-indeks utama Wall Street juga menguat pada Kamis, 22 Agustus 2024, setelah risalah pertemuan kebijakan The Federal Reserve (The Fed) Juli kemarin memperkuat harapan investor akan pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat. S&P 500 naik 0,42 persen menjadi 5.620,85, mendekati rekor tertingginya sepanjang masa dengan hanya tertinggal 1 persen.
Nasdaq Composite juga menguat 0,57 persen menjadi 17.918,99, sementara Dow Jones Industrial Average naik 0,14 persen menjadi 40.890,49. Indeks Russell 2000, yang terdiri dari saham-saham berkapitalisasi kecil, mencatatkan lonjakan lebih dari 1 persen, mengungguli indeks lainnya.
Kenaikan ini terjadi setelah pejabat The Fed menyatakan bahwa penurunan biaya pinjaman pada pertemuan kebijakan September semakin mungkin terjadi, sesuai dengan risalah pertemuan Juli yang dirilis kemarin sore. Mayoritas peserta pertemuan tersebut menunjukkan bahwa pelonggaran kebijakan moneter akan sesuai jika data ekonomi terus menunjukkan tren yang diharapkan.
Pasar semakin optimis, dengan para pedagang memperkirakan 100 persen kemungkinan pemangkasan suku bunga pada bulan depan, meskipun masih ada ketidakpastian mengenai besaran pemangkasan tersebut.
Data pasca laporan Non-Farm Payroll (NFP) yang menunjukkan bahwa ekonomi AS belum berada di ambang resesi tampaknya memberikan keyakinan kepada investor.
Sementara itu, harga minyak justru anjlok, mungkin karena kekhawatiran akan permintaan yang menurun. Anehnya, perkembangan di Timur Tengah tampaknya tidak terlalu mempengaruhi pasar minyak. Sebuah kapal tanker minyak berbendera Yunani dilaporkan hilang di Laut Merah setelah mengalami beberapa serangan, dan perjalanan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Timur Tengah berakhir tanpa kesepakatan antara Israel dan Hamas. Meskipun demikian, kekhawatiran baru terkait pasokan tidak berdampak signifikan pada harga minyak.(*)