Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Surplus Neraca Dagang RI USD0,47 Miliar, Turun dari Tahun Lalu

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 18 August 2024 | Penulis: Dian Finka | Editor: Redaksi
Surplus Neraca Dagang RI USD0,47 Miliar, Turun dari Tahun Lalu

KABARBURSA.COM - Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2024 mencatatkan surplus sebesar USD 0,47 miliar. Surplus perdagangan Juli 2024 terdiri dari surplus nonmigas sebesar USD 2,61 miliar dan defisit migas sebesar USD 2,13 miliar. 

Meskipun tercatat surplus, nilai surplus Juli 2024 lebih rendah dibandingkan dengan surplus Juni 2024 yang mencapai USD 2,39 miliar. Angka surplus tersebut juga masih lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada Juli 2023 yang mencapai USD 1,29 miliar.

“Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada periode Juli 2024. Meskipun perbandingan  nilai  surplus  periode  ini  dengan bulan  lalu  maupun denganperiode  Juli  tahun  lalu tercatat lebih rendah, Indonesia tetap melanjutkan surplus perdagangan selama 51 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” ujar Mendag Zulkifli Hasan, Minggu, 18 Agustus 2024.

Mendag menjelaskan bahwa pada Juli 2024, terdapat tiga negara mitra dagang yang menyumbang surplus terbesar bagi Indonesia. Ketiga negara tersebut adalah India, Amerika Serikat (AS), dan Filipina, yang bersama-sama memberikan total surplus sebesar USD 3,03 miliar untuk Indonesia. 

Sebaliknya, negara-negara yang menyumbang defisit perdagangan nonmigas pada Juli 2024 adalah Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Singapura, dan Australia, dengan total defisit mencapai USD 3,42 miliar.

Secara kumulatif, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar USD 15,92 miliar selama periode Januari—Juli 2024. Surplus ini terdiri dari surplus nonmigas sebesar USD 28,16 miliar dan defisit migas sebesar USD 12,24 miliar.

"Angka surplus ini lebih rendah dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai USD 21,20 miliar,”kata MendagZulkifli Hasan.

Ekspor Juli 2024 Tumbuh Positif

Pada Juli 2024, kinerja ekspor mencapai USD 22,21 miliar, meningkat sebesar 6,55 persen dibandingkan bulan sebelumnya (MoM) dan 6,46 persen dibandingkan Juli 2023 (YoY). Peningkatan ini didorong oleh kenaikan ekspor nonmigas sebesar 5,98 persen serta ekspor migas yang naik 15,57 persen dibandingkan Juni 2024 (MoM).

Secara rinci, Mendag Zulkifli Hasan menjelaskan bahwa peningkatan kinerja ekspor nonmigas pada Juli 2024 terjadi di seluruh sektor. Sektor pertanian mencatatkan peningkatan tertinggi sebesar 26,24 persen, diikuti oleh ekspor sektor pertambangan yang naik sebesar 19,35 persen dan sektor industri pengolahan yang meningkat sebesar 2,82 persen (MoM)

Lanjutnya, pada Juli 2024, ekspor beberapa komoditas unggulan mengalami penurunan, termasuk lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) yang turun 28,58 persen, besi dan baja (HS 72) yang turun 3,28 persen, serta bahan bakar mineral (HS 27) yang turun 2,33 persen (MoM).

Sebaliknya, beberapa produk nonmigas mengalami kenaikan, seperti mesin dan perlengkapan elektrik (HS 85) yang naik 14,89 persen, kendaraan dan bagiannya (HS 87) yang naik 14,68 persen, logam mulia dan perhiasan/permata (HS 71) yang naik 51,11 persen, nikel dan barang daripadanya (HS 75) yang naik 16,45 persen, serta bijih logam, terak, dan abu (HS 26) yang melonjak 3.973,43 persen (MoM).

Mendag menyebutkan bahwa RRT dan AS tetap menjadi pasar utama ekspor nonmigas Indonesia pada Juli 2024 dengan total USD 6,97 miliar, menyumbang 33,53 persen dari ekspor nonmigas nasional. Jepang kini menjadi tujuan ekspor nonmigas terbesar ketiga setelah India, dengan nilai ekspor sebesar USD 1,78 miliar dan pangsa 8,57 persen.

Total ekspor nonmigas ke ketiga negara tersebut mencapai USD 8,75 miliar atau 42,10 persen dari total ekspor nonmigas. Ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa negara juga menunjukkan pertumbuhan signifikan, seperti Spanyol (102,18 persen), Arab Saudi (62,45 persen), Jepang (43,46 persen), Jerman (42,08 persen), dan Brasil (40,57 persen) (MoM). Kenaikan ini didorong oleh permintaan pasar, termasuk impor Brasil yang naik 4,24 persen (MoM).

“Pada  Juli 2024,  Purchasing  Managers’  Index  (PMI) manufaktur beberapa negara mitra dagang mencatatkanpeningkatan aktivitas manufaktur, seperti Jerman (43,2) dan Brasil (54,0),” jelas Mendag.

Secara regional, ekspor nonmigas tertinggi terjadi ke Eropa Timur (48,42 persen), Afrika Tengah (45,03 persen), Australia (35,21 persen), Eropa Selatan (34,75 persen), dan Karibia (34,23 persen), menunjukkan potensi pasar nontradisional.

Total ekspor sepanjang Januari—Juli 2024 mencapai USD 147,30 miliar, turun 1,47 persen dari tahun lalu, akibat penurunan ekspor nonmigas sebesar 1,75 persen, sementara ekspor migas naik 2,83 persen (YoY).

Jokowi Pamer Neraca Dagang

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pamer neraca dagang yang selalu surplus selama lebih dari 4 tahun terakhir.

Pada pidato pengantar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 berserta Nota Keuangan, Jokowi menyebut neraca perdagangan berhasil menorehkan surplus selama 51 bulan berturut-turut.

Neraca perdagangan yang positif itu juga beriringan dengan nilai ekspor Indonesia yang naik lebih dari 70 persen atau mencapai USD259 miliar pada 2023.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu terjadi di kisaran 5 persen. Menurutnya, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi global yang hanya sekitar 3,4 persen.

"Neraca transaksi berjalan secara bertahap terus menguat, neraca dagang selalu mencatat surplus selama 51 bulan terakhir," kata Jokowi. (*)