KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat ditutup menguat, didorong sentimen positif dari Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo terkait Rancangan APBN 2025.
Di akhir perdagangan Jumat, rupiah naik 7 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp15.694 per dolar AS, dibandingkan sebelumnya di Rp15.700 per dolar AS.
Penguatan rupiah ini disokong optimisme pasar terhadap pidato Presiden di parlemen, khususnya soal APBN 2025, ujar analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, di Jakarta, Jumat.
Rully menjelaskan, APBN yang disampaikan Presiden bersifat ekspansif namun tetap hati-hati, dengan defisit yang masih terjaga dan mampu meredam risiko eksternal.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2025 akan mencapai 5,2 persen, didorong oleh permintaan domestik yang kuat.
"RAPBN 2025 disusun dengan asumsi inflasi dijaga pada 2,5 persen dan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen," ungkap Presiden Jokowi dalam Sidang Paripurna DPR RI Tahun Sidang 2024-2025 di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Jumat.
Presiden menekankan bahwa ke depan, peran APBN harus dimaksimalkan untuk mendorong lompatan kemajuan, agar Indonesia mampu keluar dari middle-income trap. Hal ini dicapai melalui pemanfaatan bonus demografi, melanjutkan transformasi ekonomi, meningkatkan daya tarik investasi, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Sementara itu, Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah ke level Rp15.716 per dolar AS, dari posisi sebelumnya di Rp15.687 per dolar AS.
Indonesia telah mengambil langkah besar untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah ekonomi dengan mengalihkan fokus dari ekspor bahan mentah ke pengolahan sumber daya di dalam negeri.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan kebanggaan atas pencapaian ini dalam sidang tahunan MPR-DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat.
“Di sisi lain, kita juga telah mengambil langkah besar untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah dengan tidak lagi mengekspor bahan mentah, tapi mengolahnya dulu di dalam negeri,” kata Jokowi dalam sidang tersebut, Jumat, 16 Agustus 2024.
Langkah strategis ini dimulai dari pengolahan nikel, bauksit, dan tembaga, dan akan dilanjutkan dengan timah serta sektor potensial lainnya seperti perkebunan, pertanian, dan kelautan.
Hingga saat ini, pembangunan smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga telah membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja. Selain itu, langkah ini telah meningkatkan pendapatan negara sebesar Rp158 triliun selama 8 tahun terakhir.
Presiden Jokowi juga menegaskan komitmen pemerintah untuk mengelola kekayaan negeri secara maksimal demi kesejahteraan rakyat.
“Kita ingin kekayaan yang ada di negeri ini, anugerah Allah SWT, dapat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat dan dimanfaatkan semaksimalnya,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, pemerintah telah berhasil mengambil kembali aset-aset penting yang sebelumnya dikelola oleh pihak asing, seperti Freeport, Blok Rokan, dan Newmont.
“Alhamdulillah, semua itu bisa kita ambil alih kembali,” tambah Jokowi.
Langkah-langkah ini menunjukkan tekad Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan memastikan manfaat kekayaan sumber daya alam dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo, dengan penuh optimisme mengungkapkan bahwa Indonesia telah menyiapkan peta jalan besar menuju status negara berpenghasilan tinggi, setara dengan negara-negara maju pada tahun 2045 mendatang.
Dalam pidatonya, Bambang menekankan bahwa visi Indonesia Emas 2045 adalah hasil dari komitmen bersama yang telah dimulai oleh Presiden RI, Joko Widodo. Ia menyoroti berbagai program strategis yang dijalankan, seperti hilirisasi mineral dan pengembangan sumber daya alam (SDA), sebagai langkah kunci untuk mewujudkan cita-cita besar tersebut.
“Melalui hilirisasi industri dan pengembangan SDA, kita telah membangun jembatan yang menghubungkan setiap pulau dan desa dengan kesempatan yang sama,” ujar Bambang dengan semangat.
Selain itu, Bambang juga memberikan apresiasi yang tinggi kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, yang telah terus mendorong Indonesia untuk terus melangkah maju dan menjadi negara yang kuat serta mandiri.
Ia menambahkan, visi ini sejalan dengan ajaran Trisakti Bung Karno, di mana sebagai bangsa besar, Indonesia harus berdaulat dalam politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkeperibadian dalam kebudayaan.
“Ini adalah tantangan kita bersama untuk terus mewujudkan impian Indonesia sebagai negara besar yang tidak hanya maju secara ekonomi, tetapi juga kuat dalam moralitas dan identitas kebudayaannya,” tutup Bambang. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.