Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Lebih Tinggi dari Proyeksi, Ekonomi Malaysia Tumbuh 5,9 Persen

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 16 August 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Lebih Tinggi dari Proyeksi, Ekonomi Malaysia Tumbuh 5,9 Persen

KABARBURSA.COM - Ekonomi Malaysia berhasil mencatat pertumbuhan 5,9 persen pada kuartal kedua 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, melebihi proyeksi pasar.

Pertumbuhan dari April hingga Juni ini menunjukkan peningkatan signifikan dari kenaikan tahunan sebesar 4,2 persen yang terjadi pada kuartal pertama.

Hasil ini sedikit lebih tinggi dari prediksi jajak pendapat Reuters yang memperkirakan 5,8 persen, sekaligus melampaui estimasi awal yang telah diungkapkan oleh pemerintah bulan lalu.

Dalam konferensi pers bersama, Bank Negara Malaysia (BNM) dan Departemen Statistik menyatakan, pertumbuhan pada kuartal ini didorong oleh pengeluaran rumah tangga yang meningkat, kondisi pasar tenaga kerja yang lebih stabil, serta peningkatan ekspor dan aktivitas investasi yang lebih dinamis.

Dengan pertumbuhan yang lebih tinggi ini, proyeksi sepanjang tahun sekarang diperkirakan berada di batas atas dari perkiraan BNM, yakni antara 4 persen hingga 5 persen pada 2024.

"Pengeluaran rumah tangga diperkirakan akan tetap menjadi motor utama pertumbuhan untuk sisa tahun ini, didorong oleh ekspansi dalam pekerjaan, pendapatan yang meningkat, serta dorongan kebijakan yang lebih kuat dan aktivitas investasi yang terus berlanjut," ujar Gubernur BNM, Abdul Rasheed Ghaffour, pada Jumat 16 Agustus 2024.

Pada tahun sebelumnya, ekonomi Malaysia tumbuh sebesar 3,7 persen, jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 8,7 persen pada 2022, yang merupakan pencapaian tertinggi dalam 22 tahun terakhir.

Ekspor negara ini juga menunjukkan tren positif, naik 9,1 persen secara tahunan pada bulan April, kemudian meningkat 7,3 persen pada Mei, meski melambat menjadi 1,7 persen pada bulan Juni. Data pemerintah mengungkapkan ekspor tumbuh 3,9 persen pada paruh pertama tahun 2024.

Sementara itu, mata uang ringgit mulai pulih sejak mencapai titik terendahnya dalam 26 tahun terhadap dolar AS pada bulan Februari. Kini, ringgit telah mengalami kenaikan sebesar 3,3 persen sepanjang tahun ini.

Pemulihan ini sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya ekspektasi bahwa AS akan memotong suku bunga, yang telah mengurangi tekanan pada mata uang di kawasan ini, ungkap BNM.

Bulan lalu, bank sentral memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan pada level 3,00 persen. Pada hari Jumat, BNM juga menyatakan bahwa inflasi tetap terkendali meskipun cenderung sedikit naik setelah pemangkasan subsidi diesel pada bulan Juni.

Selama paruh pertama 2024, inflasi utama dan inflasi inti rata-rata berada di angka 1,8 persen. Bank sentral memperkirakan inflasi utama akan bergerak di kisaran 2 persen hingga 3,5 persen untuk tahun ini.

Ekonomi Malaysia diproyeksikan akan mencapai laju pertumbuhan tercepat dalam 18 bulan terakhir pada kuartal kedua tahun 2024.

Pendorong utama di balik lonjakan ini adalah peningkatan kuat dalam ekspor serta konsumsi rumah tangga yang semakin menggeliat, demikian hasil jajak pendapat yang dihimpun oleh para ekonom Reuters.

Dalam survei yang dilakukan antara 7 hingga 13 Agustus terhadap 20 ekonom, diperkirakan ekonomi terbesar ketiga di Asia Tenggara ini akan tumbuh sebesar 5,8 persen pada periode April-Juni 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Angka tersebut, jika terwujud, akan menjadi laju pertumbuhan tercepat sejak kuartal keempat 2022, dengan estimasi data yang akan dirilis pada 16 Agustus 2024 berkisar antara 5,0 persen hingga 6,8 persen.

"Penurunan ekspor, terutama di sektor teknologi dan elektronik yang dialami Malaysia sejak tahun lalu hingga awal tahun ini, tampaknya sudah mencapai dasar dan kami melihat pemulihan mulai terjadi pada kuartal kedua tahun ini," kata Brian Tan, Ekonom Senior Regional di Barclays, seperti dikutip oleh Channel News Asia pada Rabu, 14 Agustus 2024.

Ekspor Malaysia

Ekspor Malaysia melonjak masing-masing sebesar 9,1 persen pada April dan 7,3 persen pada Mei, sebelum mengalami perlambatan menjadi 1,7 persen pada Juni secara tahunan. Data resmi menunjukkan bahwa ekspor tumbuh sebesar 3,9 persen dalam paruh pertama 2024.

Tergantung pada permintaan yang kuat dari Tiongkok, ekspor Malaysia diperkirakan akan mendapat dorongan tambahan dari pembaruan hubungan ekonomi antara kedua negara tersebut.

"Kami tetap optimistis terhadap prospek pertumbuhan siklis Malaysia dan akan terus memantau tren investasi, terutama dengan meningkatnya minat investor pada investasi asing langsung," tulis Chua Han Teng, Ekonom dari DBS.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Malaysia diperkirakan akan rata-rata mencapai 4,4 persen pada tahun 2024, sejalan dengan proyeksi Bank Negara Malaysia yang berada di kisaran 4,0 persen hingga 5,0 persen.

Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2024

Juli 2024 lalu, ekonomi Malaysia menunjukkan akselerasi signifikan pada kuartal kedua 2024, melampaui ekspektasi dan memperkuat tanda-tanda pemulihan yang mulai terlihat di awal tahun ini. Menurut rilis awal dari Departemen Statistik pada Jumat 19 Juli 2024, produk domestik bruto (PDB) Malaysia tumbuh 5,8 persen pada kuartal II/2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan ini merupakan yang tercepat sejak kuartal terakhir tahun 2022, bahkan melampaui proyeksi tertinggi dari survei yang memperkirakan angka 5,1 persen. Pencapaian ini menyusul ekspansi sebesar 4,2 persen pada kuartal pertama 2024.

Menurut laporan tersebut, ekonomi Malaysia diperkirakan akan terus melaju kencang, didorong oleh faktor-faktor domestik dan peningkatan ekspor. Prospeknya terlihat cerah untuk sisa tahun ini. Data final terkait pertumbuhan ini dijadwalkan rilis pada 16 Agustus 2024.

Pertumbuhan yang kuat, ditambah dengan potensi tekanan inflasi akibat pengurangan subsidi bahan bakar, menjadi alasan bagi bank sentral Malaysia untuk mempertahankan suku bunga pada level yang tinggi. Bank sentral Malaysia sebelumnya telah menekankan kekuatan ekonomi yang stabil, yang didorong oleh konsumsi domestik yang tangguh dan peningkatan ekspor yang sejalan dengan kebangkitan teknologi global.

Mohd Afzanizam Abdul Rashid, Analis di Bank Muamalat Malaysia Bhd, mengatakan bahwa angka pertumbuhan ini melampaui ekspektasi pasar. Ia juga menyatakan bahwa PDB Malaysia berpotensi melebihi 5 persen pada akhir tahun. "Yang paling penting, data ini memberikan sentimen positif bagi ringgit, karena Bank Negara Malaysia (BNM) tidak akan mengubah kebijakan moneternya," jelasnya.

Menurut analis Maybank Investment Bank, Suhaimi Ilias dan Wong Chew Hann, Malaysia berada di jalur yang tepat untuk meraup keuntungan dari tiga faktor kunci pada tahun ini, yakni peningkatan investasi swasta, pemulihan permintaan eksternal, dan ketahanan konsumsi domestik. Baru-baru ini, Malaysia juga menarik investasi miliaran dolar dari perusahaan-perusahaan besar seperti Google dan Microsoft Corp. Perdana Menteri Anwar Ibrahim memposisikan Malaysia sebagai pusat teknologi regional yang strategis.

Seiring dengan itu, ekspor negara ini mengalami pertumbuhan selama tiga bulan berturut-turut hingga Juni 2024 dan diperkirakan akan terus meningkat. Program Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan kenaikan upah untuk pegawai negeri juga diprediksi akan memperkuat konsumsi dalam negeri.

Namun demikian, prospek ekonomi Malaysia masih berpotensi menghadapi tantangan, terutama jika pemulihan ekonomi di Tiongkok—mitra dagang terbesar negara ini—berjalan lambat atau tidak merata. Malaysia, yang sangat bergantung pada wisatawan dan investasi dari Negeri Tirai Bambu, bisa saja menghadapi hambatan dalam laju pertumbuhannya jika dinamika ini tidak stabil. (*)