KABARBURSA.COM - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), bagian dari Subholding Upstream Pertamina, terus memperluas operasi migasnya dengan menambah produksi melalui eksplorasi dan akuisisi blok baru, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Selama sepuluh tahun terakhir, PHE mencatatkan pertumbuhan produksi migas sebesar delapan persen, dengan kontribusi signifikan terhadap produksi minyak nasional yang mencapai 69 persen dan produksi gas sebesar 34 persen.
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Hulu Energi, Arya Dwi Paramita, mengatakan sepanjang 2023, PHE berhasil memperoleh tiga blok eksplorasi baru di Indonesia: Blok East Natuna, Blok Peri Mahakam, dan Blok Bunga.
“Sementara pada awal tahun (2024) ini, pengeboran eksplorasi juga berhasil menemukan sumberdaya migas baru pada pengeboran Sumur Anggrek Violet (AVO)-001 di Sumatera Selatan, sumur Pinang East (PNE)-1 di Riau dan sumur Julang Emas (JLE)-001 di Sulawesi Tengah,” kata Arya kepada KabarBursa, Selasa, 13 Agustus 2024.
Selain ekspansi domestik, kata Arya, PHE juga memperluas jangkauan internasionalnya. PHE menambah hak partisipasi di Blok West Qurna 1 di Irak menjadi 20 persen, serta memperpanjang operasi di blok Algeria. Pada saat yang sama, PHE melalui PT Pertamina Malaysia Eksplorasi Produksi (PMEP) berhasil memenangkan lelang blok eksplorasi SK510 di Malaysia melalui Malaysia Bid Round (MBR) 2023.
Arya mengatakan capaian ini strategi utama PHE, yaitu mempertahankan baseline produksi, meningkatkan pertumbuhan produksi melalui rencana kerja yang terukur, serta mengedepankan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). “Ini penting untuk mendukung pemenuhan kebutuhan energi nasional dan mencapai target pertumbuhan perusahaan," tegas Arya.
Dengan produksi migas sebesar 1,05 juta barel setara minyak per hari pada semester pertama 2024, Arya mengatakan PHE terus melaksanakan praktik-praktik terbaik di industri migas. "PHE terus melaksanakan pengeboran eksplorasi dan eksploitasi untuk menemukan sumber daya baru, menambah cadangan, dan mempertahankan produksi migas untuk mendukung ketahanan energi nasional,” katanya.
Sumur Anggrek Violet (AVO)-001 yang mulai ditajak pada 13 November 2023. Sumur ini berjarak sekitar 10 kilometer dari lapangan Mambang, yang sudah dieksplorasi sejak awal abad ke-20. Pengujian lapisan pada 23 Januari 2024 menunjukkan adanya hidrokarbon dengan hasil berupa gas sebesar 0,13 juta standar kaki kubik per hari dan minyak 218 barel per hari.
Eksplorasi di area Tinggian Lematang telah dilakukan sejak 2006, dimulai dengan akuisisi seismik 2D dan pengeboran pada 2009, diikuti dengan akuisisi data seismik 3D pada 2010. Hasil evaluasi dari beberapa sumur eksplorasi di wilayah ini sebelumnya menunjukkan perlunya pendekatan baru dalam mitigasi risiko pengeboran. Pendekatan ini diharapkan dapat mengubah hasil eksplorasi yang kurang memuaskan di masa lalu menjadi petunjuk dalam menemukan hidrokarbon yang masih belum terbukti.
Senior Manager Relations PHR Regional Sumatera, Yudy Nugraha, menyatakan bahwa sumur Anggrek Violet merupakan play opener yang membuktikan bahwa potensi migas di Tinggian Lematang masih menjanjikan. "Dengan ditemukannya hidrokarbon murni minyak di sumur ini, kami berharap dapat membuka peluang eksplorasi baru di wilayah Sumatera Selatan lainnya dengan menggunakan konsep perangkap stratigrafi," kata Yudy.
Sumur Pinang East sudah ditajak sejak akhir 2023 oleh PT Pertamina Hulu Rokan. Ini merupakan ekplorasi yang berdekatan dengan lapangan Pinang, Riau. Adapun target reservoir adalah Bekasap Sand, yang saat ini merupakan reservoir utama di lapangan Pinang.
Pengeboran dilakukan secara vertikal dengan kedalaman 3900 ft relatif sama dengan lapangan Pinang. Sumur Pinang memiliki risiko rendah, karena secara geologi dan subsurface (di bawah permukaan) sangat mirip dengan lapangan Pinang.
Perwakilan SKK Migas Sumbagut mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan yang sudah mendukung kegiatan tajak sumur ekpolrasi di WK Rokan. SKK Migas terus mendorong program ekplorasi di WK Rokan dalam upaya mendukung pencapaian target 1 juta barel minyak per hari di tahun 2023.
“Tahun 2024 ada sekitar 570-an sumur yang akan kita tajak. Tentunya sangat membutuhkan dukungan dari segenap lapisan masyarakat dan perangkat daerah. Semoga tajak sumur ini berhasil menemukan hidrokarbon yang besar sehingga mampu mendorong peningkatan produksi nasional,” ungkap Koordinator Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagut, Rochaddy Lubis.
Adapun sumur Julang Emas pertama kali ditajak oleh PT Pertamina EP di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, pada akhir Januari 2024. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, mengatakan sumur kni diharapkan berkontribusi pada target nasional 1 juta barel minyak per hari dan 12 miliar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030.
Hudi menambahkan, langkah ini merupakan titik awal yang penting di awal tahun 2024, dan menekankan bahwa eksplorasi yang masif seperti ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam upaya meningkatkan produksi migas nasional.
“Ini starting point yang luar biasa, di awal tahun 2024 karena eksplorasi yang masif tentu dapat memberikan dampak positif," kata Hudi.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.