Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Harga Emas Diproyeksi Cemerlang Efek Sinyal Positif The Fed

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 11 August 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Harga Emas Diproyeksi Cemerlang Efek Sinyal Positif The Fed

KABARBURSA.COM - Menjelang pengumuman penurunan suku bunga The Fed, harga emas diperkirakan mengalami kenaikan signifikan.

Menurut data dari Trading Economics, harga emas mengalami penurunan sebesar 0,50 persen dalam seminggu, mencapai USD2.430 per ons troi pada Minggu 11 Agustus 2024.

Wahyu Tribowo Laksono, pengamat komoditas dan pendiri Traderindo.com, menjelaskan bahwa dalam sepekan terakhir, harga emas menunjukkan pergerakan konsolidatif. Salah satu penyebabnya adalah data ekonomi AS yang mengecewakan, serta laporan pengangguran yang menunjukkan hasil buruk.

Namun, secara keseluruhan, Wahyu menilai pergerakan harga emas masih positif. Sinyal penurunan suku bunga oleh The Fed pada bulan September tahun ini memperkuat optimisme terhadap potensi kenaikan harga emas.

Emas sangat peka terhadap perubahan kebijakan moneter global, terutama keputusan suku bunga The Fed dan situasi geopolitik. Emas sering dianggap sebagai "safe haven," investasi yang dicari saat terjadi krisis dan ketidakpastian di pasar.

Penurunan suku bunga The Fed berpotensi memperbanyak jumlah uang yang beredar, didukung oleh stimulus dan pencetakan uang. Hal ini akan melemahkan nilai USD dan sebaliknya, mengangkat harga emas (XAU/USD), ujar Wahyu, dikutip Minggu 11 Agustus 2024.

Wahyu memproyeksikan bahwa dalam waktu dekat, harga emas kemungkinan akan bullish di kisaran USD2.400 hingga USD2.500 per ons troi. Untuk jangka panjang, ia memperkirakan harga emas masih memiliki potensi untuk naik mendekati atau bahkan melebihi USD3.000 per ons troi.

Pada tahun 2024, kebijakan moneter yang diambil oleh The Federal Reserve (The Fed) dan pergerakan harga emas dunia menjadi sorotan utama bagi para investor dan pengamat pasar. Dalam konteks ekonomi global yang terus berkembang, pergeseran dalam kebijakan suku bunga The Fed memiliki dampak signifikan terhadap pasar komoditas, khususnya emas.

Pada awal tahun 2024, The Fed menghadapi tantangan besar dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Setelah serangkaian kenaikan suku bunga yang agresif dalam beberapa tahun terakhir untuk mengekang inflasi, terdapat ekspektasi luas bahwa The Fed akan mulai mengurangi suku bunga dalam waktu dekat. Penurunan suku bunga ini, jika terjadi, akan menciptakan kondisi yang lebih mendukung untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih luas dan meningkatkan likuiditas di pasar.

Emas, sebagai aset safe haven, sangat sensitif terhadap perubahan dalam kebijakan moneter. Ketika The Fed menurunkan suku bunga, biaya peluang untuk menyimpan emas, yang tidak memberikan imbal hasil seperti bunga, menjadi lebih rendah. Ini sering kali mendorong peningkatan permintaan untuk emas sebagai investasi, yang pada gilirannya mengangkat harganya.

Di samping itu, penurunan suku bunga dapat menyebabkan pelemahan nilai dolar AS, yang berpotensi meningkatkan harga emas dalam denominasi dolar. Hal ini karena emas diperdagangkan dalam dolar, dan jika dolar melemah, harga emas cenderung naik untuk menjaga daya beli investor global.

Pada Agustus 2024, The Federal Reserve (The Fed) menghadapi dinamika ekonomi yang kompleks, mempengaruhi keputusan kebijakan moneter mereka dan memberikan sinyal penting untuk pasar global. Berikut adalah ringkasan sinyal utama dari The Fed bulan ini dan implikasinya terhadap ekonomi dan pasar finansial:

The Fed mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga dalam waktu dekat. Pengumuman ini muncul sebagai tanggapan terhadap data ekonomi yang menunjukkan pelemahan pertumbuhan dan ketidakpastian di pasar tenaga kerja. Pemangkasan suku bunga diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan biaya pinjaman dan meningkatkan konsumsi. Pasar finansial, termasuk pasar saham dan komoditas seperti emas, cenderung bereaksi positif terhadap sinyal ini.

Meskipun ada sinyal untuk penurunan suku bunga, The Fed tetap memperhatikan data inflasi dengan cermat. Inflasi, meskipun menurun, masih menjadi perhatian utama. The Fed ingin memastikan bahwa inflasi tidak melonjak kembali sebelum mengambil langkah lebih lanjut. Kebijakan moneter mereka berusaha mencapai keseimbangan antara mendukung pertumbuhan ekonomi dan menjaga inflasi dalam batas yang wajar.

Data ekonomi yang dirilis bulan ini menunjukkan adanya perlambatan dalam aktivitas ekonomi. Indikator seperti pertumbuhan PDB, angka pengangguran, dan indeks kepercayaan konsumen menunjukkan tren yang lebih lemah daripada yang diperkirakan sebelumnya. Dalam konteks ini, The Fed tampaknya lebih cenderung untuk melonggarkan kebijakan moneter untuk mendukung perekonomian.

Sinyal penurunan suku bunga dari The Fed dapat mempengaruhi berbagai pasar. Di pasar saham, ekspektasi suku bunga yang lebih rendah dapat mendorong investor untuk berinvestasi lebih banyak, mengangkat indeks saham. Di pasar obligasi, penurunan suku bunga dapat menyebabkan harga obligasi naik. Sedangkan di pasar komoditas, seperti emas, penurunan suku bunga biasanya mendorong harga naik karena biaya peluang untuk menyimpan emas menjadi lebih rendah.

The Fed juga harus mempertimbangkan ketidakpastian global, termasuk ketegangan perdagangan, krisis geopolitik, dan fluktuasi mata uang. Kebijakan mereka tidak hanya dipengaruhi oleh kondisi domestik tetapi juga oleh perkembangan internasional yang dapat mempengaruhi ekonomi AS dan stabilitas finansial global. (*)