KABARBURSA.COM - Genap satu tahun beroperasi, Light Rail Transit (LRT) Jabodebek berhasil mengangkut lebih dari 15 juta penumpang. Sebuah capaian yang cukup signifikan.
"Sejak Agustus 2023 hingga Juli 2024, kami telah melayani sekitar 15 juta penumpang," ungkap Executive Vice President LRT Jabodebek, Mochammad Purnomosidi, Jumat 9 Agustus 2024
Penumpang LRT didominasi oleh pengguna dari arah Jatimulya, Bekasi, Jawa Barat. Guna meningkatkan kenyamanan dan efisiensi layanan, LRT Jabodebek juga telah menambah unit kereta untuk mengoptimalkan pengalaman penumpang di wilayah Jabodebek.
"Kemarin, Senin, kami melakukan uji coba penambahan dua trainset lagi. Kini, kami mengoperasikan sekitar 340 perjalanan, dengan keberangkatan terakhir dari Dukuh Atas pada pukul 22.30," jelas Mochammad Purnomosidi.
Dengan penambahan unit ini, diharapkan waktu tunggu penumpang, terutama di malam hari, dapat diminimalisir.
"Banyak penumpang yang pulang larut malam menginginkan layanan yang lebih fleksibel. Kami berupaya memenuhi permintaan tersebut demi memberikan layanan terbaik kepada pengguna LRT Jabodebek," pungkasnya.
Light Rail Transit (LRT) atau Kereta Api Ringan adalah sistem transportasi publik berbasis rel yang telah menjadi solusi mobilitas modern di berbagai kota besar di dunia. Di Indonesia, khususnya, LRT menjadi salah satu ikon transportasi urban yang diharapkan mampu mengatasi kemacetan dan meningkatkan konektivitas antar wilayah.
LRT untuk Atasi Kemacetan
Konsep LRT pertama kali muncul pada awal abad ke-20 sebagai alternatif transportasi yang lebih ringan dan fleksibel dibandingkan kereta api konvensional. Di berbagai negara, LRT berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan kota-kota besar dan kebutuhan akan moda transportasi yang efisien dan ramah lingkungan.
Di Indonesia, wacana pembangunan LRT mulai mengemuka pada awal 2010-an, sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk mengatasi masalah kemacetan di kota-kota besar seperti Jakarta, Bekasi, dan sekitarnya. Setelah melalui berbagai studi dan perencanaan yang matang, pembangunan LRT Jabodebek (Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi) akhirnya dimulai pada tahun 2015.
Pembangunan LRT Jabodebek bukan tanpa tantangan. Mulai dari masalah teknis, pembebasan lahan, hingga pendanaan, semuanya menjadi bagian dari proses panjang yang akhirnya membuahkan hasil. Pada Agustus 2023, LRT Jabodebek resmi beroperasi, menandai era baru dalam transportasi publik di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, LRT telah mengangkut jutaan penumpang dan terus berupaya meningkatkan layanan. Dengan rencana ekspansi di masa depan dan penambahan rute-rute baru, LRT diharapkan dapat semakin memperkuat jaringan transportasi publik di Indonesia, menjadikan perjalanan antar kota lebih cepat, nyaman, dan efisien.
Sementara itu, PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro mengungkapkan bahwa beberapa investor asing menunjukkan minat besar untuk terlibat dalam pengembangan fase-fase lanjutan Light Rail Transit (LRT) Jakarta.
Beberapa fase yang ditawarkan oleh Jakpro kepada para investor antara lain adalah Fase 1D dengan rute Dukuh Atas-Pesing, Fase 2A yang menghubungkan Kelapa Gading dengan Jakarta International Stadium (JIS), dan Fase 2B yang melanjutkan jalur Velodrome hingga Klender.
Direktur Utama Jakpro, Iwan Takwin, menyatakan bahwa respon dari investor luar negeri terhadap proyek-proyek ini sangat positif. "Kami menerima minat investasi dari beberapa negara, termasuk Korea Selatan, China, serta kawasan Eropa. Bahkan, minat juga datang dari Timur Tengah, tepatnya Abu Dhabi, Uni Emirat Arab," jelas Iwan dalam pernyataannya pada Kamis11 Juli 2024 lalu.
Iwan juga menyebutkan bahwa beberapa calon investor sudah menyampaikan letter of intent sebagai tanda keseriusan mereka. Meski begitu, Iwan tidak merinci negara mana saja yang telah mengajukan surat tersebut. Saat ini, Jakpro telah menindaklanjuti minat tersebut dengan mengadakan pertemuan formal dengan beberapa pihak terkait.
Mengacu pada informasi dari Jakarta Investment Centre (JIC), Jakpro telah menawarkan tiga fase lanjutan LRT Jakarta dengan total biaya sekitar Rp24 triliun. Fase 1D LRT Jakarta dengan jalur Dukuh Atas-Pesing diproyeksikan memiliki panjang 11,8 kilometer dengan 13 stasiun, dan membutuhkan investasi sekitar Rp13,4 triliun.
Selanjutnya, Fase 2A LRT Jakarta akan menghubungkan Kelapa Gading ke Jakarta International Stadium (JIS) dengan panjang jalur 8,2 kilometer dan 6 stasiun. Biaya investasi yang diperlukan untuk pengembangan fase ini adalah sekitar Rp7 triliun.
Fase 2B merupakan perpanjangan rute dari jalur eksisting yang akan menghubungkan Velodrome ke Klender. Dengan panjang 4,5 kilometer dan 4 stasiun, fase ini diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp3,65 triliun.
Dengan besarnya investasi yang diperlukan, proyek-proyek ini masih menanti komitmen dari investor yang siap berkolaborasi dengan Jakpro dalam mewujudkan jaringan transportasi yang lebih modern di ibu kota. (*)