KABARBURSA.COM - Dalam upaya menjaga ketahanan pangan, Pemprov Jawa Tengah memberdayakan padi varietas Biosalin.
Setelah selama 21 hari benih padi varietas Biosalin ditanam di sawah payau atau lahan terdampak rob air laut di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, hasilnya telah terlihat. Kini padi Biosalin siap dipindah tanam.
“Alhamdulillah padi Biosalin hasil riset BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional). Padi yang ditanam berkat kerja sama Pemkot Semarang dengan BRIN di sawah payau pada 21 hari lalu di Tugu sudah sudah siap pindah tanam,” ucap Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur, Jumat, 2 Agustus 2024.
Hernowo berharap dengan berhasilnya penanaman padi varietas Biosalin di lahan tidur akibat terdampak rob ini bisa membantu meningkatkan ketahanan pangan.
“Semoga bisa membantu meningkatkan ketahanan pangan di Kota Semarang,” ujarnya.
Kata dia lagi, Kota Semarang menjadi pilot project BRIN yang ada di Jawa Tengah. Dirinya memastikan akan ada perlakuan khusus dalam penanaman padi Biosalin ini, lantaran benih padi yang ditanam ini merupakan hasil riset BRIN dan pemupukannya juga menggunakan formula khusus.
“Sejak awal didatangkan oleh ahli dari Kementerian Pertanian (Kementan) dan peneliti yang membuat pupuknya,” ujar Hernowo.
Dia menyebut, padi Biosalin yang ditebar tersebut memiliki dua jenis, yakni Biosalin 1 dan 2. “Bibit yang ditebar sebanyak 5 kilogram jenis Biosalin 1 dan 5 kilogram lagi untuk Biosalin 2,” tuturnya.
Menurut Hernowo, untuk 5 kilogram benih tersebut bisa ditanam di sawah payau seluas 2.500 meter persegi atau seperempat hektar.
“Jadi di sana ada demplot 0,5 hektar atau seluas 5000 meter persegi. Dua-duanya akan ditanam di sana,” ucap Hernowo yang juga menjabat sebagai Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat ini.
Dia menjelaskan, perlu waktu tanam kurang lebih 100 hari agar padi Biosalin ini bisa dipanen. “Pilot project-nya disana. Makanya hasil panen kali ini akan dijadikan benih supaya bisa dikembangkan di wilayah lain,” paparnya.
“Apa yang kami lakukan, adalah memang untuk mendorong kedaulatan pangan,” sambung Hernowo.
Terlebih, lanjut dia, Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) akan mensertifikat benih hasil padi Biosalin di Kecamatan Tugu tersebut.
Dia berharap penanaman benih padi Biosalin bisa berhasil dan menghasilkan jumlah padi yang berkualitas baik dan banyak.
“Mudah-mudahan bisa berhasil dan tidak mengecewakan. Karena Dinas Pertanian selain mendampingi petani juga akan membantu mendaftarkan sertifikat benihnya ke BPSB,” pungkasnya.
Sementara itu, Provinsi Jawa Tengah menjadi wilayah dengan penambahan areal tanam (PAT) terbaik se-Indonesia berdasarkan jumlah luasan. Per 30 Juli 2024, penambahan areal tanam padi telah mencapai 110.265 hektare atau 65 persen dari target 159.897 hektare.
Penjabat (Pj) Gubernur Jateng Nana Sudjana mengatakan capaian itu merupakan bentuk komitmen pemerintah, baik provinsi maupun pusat, untuk mewujudkan swasembada pangan. Apalagi, Jawa tengah dijadikan sebagai penumpu pangan nasional.
Nana menyebut, PAT di Jateng dilaksanakan oleh stakeholder, meliputi Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kementerian PUPR, dan TNI.
“Dengan semangat yang ada dan dukungan dari Pak Presiden, kami yakin perkembangan dan peningkatan areal tanam ini bisa kita maksimalkan,” kata Nana, Sabtu, 3 Agustus 2024.
Berdasarkan perhitungan, lanjut Nana, tiap hektare luas tanam padi diasumsikan bisa menghasilkan 4,23 ton padi. Maka, dengan jumlah areal tanam seluas 110.265 hektare, bisa meningkatkan produksi sebesar 446.420,95 ton gabah kering giling. Jumlah itu setara dengan 268.277,73 ton beras.
Adapun, untuk bantuan pompanisasi tahun 2024, Jawa Tengah mendapatkan alokasi sebanyak 4.340 unit pompa dan 894 unit irigasi perpompaan. Selain itu juga mendapat alokasi anggaran belanja tambahan 788 unit irigasi perpompaan, dan 1.006 unit irigasi perpipaan.
“Sistem pompanisasi ini dalam rangka memaksimalkan penggunaan lahan kering atau tadah hujan, sehingga dapat tertanami, bahkan meningkatkan Indeks Pertanaman. Kita negara penghasil padi. Jadi kita harus mampu mencukupi kebutuhan sendiri,” tukasnya.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan prestasi Jateng dalam peningkatan areal tanam cukup baik. Dari persentase secara nasional, Jateng adalah provinsi nomor dua, dengan jumlah perluasan sampai 65 persen.
“Namun, jumlahnya terluas dibandingkan semua provinsi di Indonesia. Hanya Jawa Tengah yang telah mencapai tiga digit, yaitu 110.000 hektare. Ini sangat membanggakan,” tuturnya.
Dia memastikan program PAT dan pompanisasi akan berjalan maksimal sebagai antisipasi menghadapi kemarau dan fenomena La Nina beberapa bulan ke depan.
“Penambahan areal tanam dari pompanisasi ini agar panen kita maksimal. Semua lahan termanfaatkan untuk meningkatkan produksi padi,” terang Sudaryono. (*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.