Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

RI-Swiss bakal Kerja Sama untuk Pengembangan Parawisata

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 03 August 2024 | Penulis: Hutama Prayoga | Editor: Redaksi
RI-Swiss bakal Kerja Sama untuk Pengembangan Parawisata

KABARBURSA.COM - Indonesia dan Swiss, yang telah lama menjalin hubungan baik, kini akan memperluas kerja sama mereka di sektor pariwisata.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Ia mengatakan, Indonesia dan Swiss bakal bekerja sama untuk pengembangan pariwisata.

"Dan saat ini kami sedang mempersiapkan penandatanganan nota kesepahaman baru termasuk kerja sama baru dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan," ujar kata Sandiaga dalam keterangannya dikutip, Sabtu, 3 Agustus 2024.

Sandiaga menyebut hubungan kerja sama antara Indonesia dan Swiss telah terjalin sejak lama. Khususnya dalam kerja sama di bidang pembangunan, pariwisata, hukum, investasi, dan perdagangan.

"Banyak kerja sama bilateral yang telah dilakukan, baik dalam lingkup politik, ekonomi, dan perdagangan. Tahun ini kami juga telah meratifikasi perjanjian investasi antara Indonesia dan Swiss," kata Menparekraf.

Di sektor pariwisata, Indonesia dan Swiss telah menjalin kerja sama jangka panjang dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia sejak tahun 2018.

Hubungan erat Indonesia dan Swiss juga akan semakin diperkuat dengan perspektif yang sama tentang berbagai isu global termasuk hak asasi manusia dan perdamaian dunia.

"Dalam 73 tahun persahabatan dan kerja sama bilateral, saya yakin bahwa hubungan antara kedua negara sangat positif. Saya berharap persahabatan antara Indonesia dan Swiss akan terus berkembang di masa yang akan datang," ujar Sandiaga.

Sementara diberitakan sebelumnya, Sandiaga telah membeberkan cara untuk bisa mendongkrak pergerakan wisatawan di Indonesia. Dia, pembuatan paket wisata menarik dan onboarding diharapkan mampu meningkatkan pergerakan jumlah wisatawan di Indonesia.

“Dengan target 1,5 miliar pergerakan wisatawan nusantara melalui kampanye berwisata di Indonesia,” ujar Sandiaga pada Minggu, 28 Juli 2024.

Mantan wakil gubernur Jakarta itu menjelaskan, Jawa Timur (Jatim) menjadi salah satu pasar utama wisatawan nusantara (wisnus), terbanyak dengan 204,7 juta pergerakan merupakan wisatawan asal Jawa Timur yang melakukan perjalanan, atau sekitar 25 persen dari total jumlah perjalanan wisnus secara nasional pada 2023.

Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan desa wisata dan produk ekonomi kreatif untuk bisa onboarding, sehingga wisatawan tidak hanya menjadi rohali (rombongan hanya lihat-lihat), tapi menjadi rojali (rombongan jadi beli).

“Hari ini ada 379 desa wisata dan 772 produk wisata telah onboarding tapi ini masih sangat kurang. Karena potensi kita ada 6.016 desa wisata dan produk-produknya banyak sekali,” jelas dia.

Di lain, Badan Pusat Statistik (BPS)  mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia mengalami peningkatan pada Juni 2024.

Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, secara total kunjungan wisman ke Indonesia pada Juni 2024 sebanyak 1.168.988, naik sebesar 2,05 psrsen secara bulanan.

“Secara total jumlah kunjungan wisman ke Indonesia adalah 1.168.988 atau naik sebesar 2,05 persen secara bulanan dan naik sebesar 9,99 pesen secara tahunan,” ujar Amalia.

Amalia memaparkan, wisman datang ke Indonesia melalui pintu masuk utama sebanyak 997.258 kunjungan. Sementara yang datang melalui pintu perbatasan sebanyak 171,730 kunjungan.

Secara kumulatif, lanjut dia, sepanjang semester satu 2024 total kunjungan wisman mencapai 6.413.201, atau meningkat sebesar 21,02 persen dibanding periode yang sama pada 2023.

“Total kunjungan wisman pada semester pertama 2024 ini merupakan yang tertinggi sejak tahun 2020,” kata Amalia.

Adapun wisman yang paling banyak datang ke Indonesia pada periode Juni 2024 berasal dari Malaysia, kemudian di posisi kedua adalah Singapura, lalu Australia.

Kendati begitu, dia menyebut kunjungan wisman asal Negeri Jiran itu mengalami penurunan sebesar 5,86 persen secara bulanan, namun meningkat secara tahunan sebesar 11,60 persen.

“Wisman dari Malaysia paling banyak masuk ke Indonesia melalui Bandara Soekarno-Hatta, sementara Singapura paling banyak masuk melalui pintu Batam, wisman Australia paling banyak masuk ke Indonesia melalui bandara Ngurah Rai, Bali,” ungkap Amalia.

Wisata Ramah Muslim

Selain itu, Sandiaga juga mengatakan pengembangan wisata halal atau ramah Muslim di Indonesia mempunyai peluang yang cukup besar. Potensi ini dapat dilihat dari besarnya pasar Muslim Tanah Air. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik atau BPS, saat ini ada lebih dari 207 juta Muslim di Indonesia atau sekitar 87,2 persen.

“Ini sudah kita pertahankan dua tahun. Tapi kita harus lengkapi terus,” ujar Sandiaga dalam keterangannya, belum lama ini.

Indonesia sendiri telah menempati posisi pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) dalam dua tahun berturut-turut.

Sandiaga menegaskan wisata halal bukanlah zonasi (yang hanya diperuntukkan bagi wisatawan Muslim) melainkan merupakan tambahan layanan yang dapat dinikmati oleh wisatawan dari berbagai kalangan. Sebab definisi halal itu sendiri terletak pada fasilitas pelayanan yang diberikan, mulai dari penyediaan makanan halal, ibadah, toilet ramah wisatawan Muslim, hingga rekreasi keluarga ramah Muslim.

“Zona ini adalah zona yang inklusif dan terbuka bagi semua, bukan hanya yang wisatawan Muslim tapi wisatawan secara keseluruhan boleh menikmati pariwisata halal,” ujar Sandiaga.

Salah satu wisata halal yang ada di Indonesia adalah Kurma Park yang berada di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Kehadiran Kurma Park dinilai sebagai daya tarik wisata ramah Muslim yang dapat mendukung pengembangan wisata halal di Indonesia.

Selain itu, adanya Kurma Park juga diklaim bisa berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Sandiaga mengungkapkan tanaman kurma yang tumbuh subur di tanah Pasuruan menjadi destinasi wisata edukasi agrowisata dengan sentuhan kearifan lokal. Hal ini diharapkan bisa menarik lebih banyak wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

“Ini bisa kita kembangkan dengan produk olahan yang nanti bisa ditawarkan sebagai destinasi wisata halal,” ujar dia.

Adapun pada 2024, pariwisata ramah Muslim di Indonesia memprioritaskan peningkatan beberapa program melalui Kemenparekraf seperti sertifikasi halal produk dan layanan di Desa Wisata, Santri Digitalpreneur Indonesia, e-catalog Wonderful Mosque of Indonesia, mendukung industri fesyen Muslim, menjalin kolaborasi bilateral dengan Pemerintah Saudi Arabia, hingga pelaksanaan event seperti WIES (World Islamic Entrepreneurship Summit). (*)