Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Kinerja Emiten Properti Membaik, bakal jadi Leading Sector

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 02 August 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Kinerja Emiten Properti Membaik, bakal jadi Leading Sector

KABARBURSA.COM - Beberapa perusahaan properti melaporkan peningkatan penjualan pemasaran pada paruh pertama tahun 2024. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) mencatat penjualan pemasaran sebesar Rp1,7 triliun, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mencapai Rp6,08 triliun, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) memperoleh Rp4,84 triliun.

Khususnya BSDE, dalam pengumuman resmi yang dikeluarkan melalui Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), berencana melakukan aksi korporasi. BSDE berencana untuk melakukan akuisisi saham PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) sebesar 91,99 persen.

Akuisisi ini merupakan bagian dari strategi BSDE untuk memperluas portofolio investasinya dan meningkatkan posisi strategisnya di pasar. Dengan membeli saham mayoritas di SMDM, BSDE berharap dapat memperkuat kehadirannya di sektor yang relevan dan memanfaatkan potensi sinergi yang ada antara kedua perusahaan.

Langkah ini akan memberikan keuntungan jangka panjang bagi BSDE, termasuk penguatan struktur aset dan peningkatan nilai perusahaan. Proses akuisisi ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku di BEI, serta melibatkan berbagai proses evaluasi dan persetujuan yang diperlukan.

Para pemegang saham dan investor diharapkan akan mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai perkembangan proses akuisisi ini dalam waktu dekat. BSDE berkomitmen untuk memastikan transparansi dan keterbukaan informasi sepanjang proses akuisisi ini berlangsung.

Khusus BSDE, melalui Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), mengumumkan aksi korporasinya melalui rencana akuisi saham 91,99 persen PT Suryamas Dutamakmur Tkb (SMDM).

Pertumbuhan marketing sales ketiga emiten tersebut menandai prospek jangka panjang investasi di sektor properti. Bahkan, pertumbuhan progresif yang ditunjukan industri tersebut mampu membawa properti menjadi sektor unggulan.

Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta menuturkan, sektor properti mengalami perbaikan kinerja yang baik jika ditinjau secara benchmark. Dia menilai, sektor properti melakukan berbagai langkah strategis yang cukup progresif.

“Jadi kalau selama improve-nya terus menunjukkan kinerja yang progresif, nanti ya kedepannya akan menjadi leading sector,” kata Nafan saat dihubungi Kabar Bursa, Jumat, 2 Agustus 2024.

Nafan menilai, pertumbuhan sektor properti juga tak terlepas dari berbagai kebijakan yang diterapkan pemerintah dan Bank Indonesia (BI). Karenanya, dia menilai sektor properti masih akan tetap mempertahankan kinerja positifnya hingga kuartal IV 2024.

“Jadi minimum secepatnya pada kuartal keempat tahun 2024. Jadinya nantinya akan semakin meningkatkan prospek raihan marketing sales untuk tahun-tahun ke depan. Karena memang saya melihat tren pertumbuhan marketing sales dari tiap tahun itu ada,” ujarnya.

Nafan menuturkan, kinerja apik sektor properti juga ditopang oleh stabilitas dan pertumbuhan perekonomian domestik. Di sisi lain, ekspansi di berbagai lokasi strategis yang dilakukan sektor properti juga dinilai tepat dalam menopang pertumbuhannya.

“Untuk prospek properti, walaupun memang untuk saat ini kondisi daya beli properti memang lesuh. Karena memang over supply saja, tapi setidaknya marketing sales tetap meningkat,” ujar Nafan Aji.

Ditambah lagi dengan berbagai kebijakan yang akan dijalankan oleh pemerintah, seperti Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Di sisi lain, kata Nafan, golongan kelas menengah juga mulai menaruh minat membeli unit perumahan.

”Kalau implementasinya berjalan dengan baik, akan membantu perkembangan sektor properti. Ini bisa kalau implementasi bagus, itu yang paling penting,” imbuhnya.

“Ya, paling tidak, ini juga mampu menciptakan pertumbuhan marketing sales. Ya, realisasi pertumbuhan marketing sales,” sambung Nafan.

KPR Tak Pengaruhi Pergerakan Saham Properti

Berdasarkan analisa Phintraco Sekuritas, persoalan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) juga dinilai tidak terlalu berpengaruh terhadap prospek bisnis propert. Phicantraco Sekuritas menyebut, pembiayaan KPR masih mencatatkan pertumbuhan meski terbatas di periode suku bunga yang tinggi di tahun 2023.

KPR pada FY23 tumbuh 10.24 persen secara tahunan (yoy) jika dibandingkan FY22. Sementara pada Februari 2024, KPR tercatat tumbuh sebesar 13.01 persen yoy. Dari sisi kualitas aset, Non Performing Loan (NPL) sektor properti pada FY23 relatif stabil dengan rata-rata NPL 2.4 persen dari total KPR.

Sementara, NPL pada Maret 2024 sebesar 2.5 persen dari total KPR. Dalam analisanya, Phicantraco Sekuritas menilai, kedua hal tersebut membuktikan ketahanan pasar properti ditengah kondisi suku bunga yang tinggi.

Di sisi lain, kepemilikan rumah juga didukung kebijakan pemerintah melalui program Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga 2024.

Adapun program tersebut merupakan insetif yang diberikan pemerintah untuk menanggung 100 persen PPN pembelian rumah pada November 2023 sampai dengan Juni 2024.

Sementara pembelian rumah pada Juli 2024 hingga Desember 2024 tetap merasakan program tersebut dengan dana PPN ditanggung sebesar 50 persen. Meski begitu, program PPN tersebut berlaku untuk harga rumah dengan kisaran harga Rp2 hingga Rp5 miliar.

“Sehingga akan lebih menguntungkan emiten properti yang memiliki lebih banyak portofolio pada harga Rp2-Rp5 miliar serta telah siap diserahterimakan pada 2024,” tulis Phicantraco Sekuritas. (*)