Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Ekonomi RI bakal Tumbuh Sekitar 5 Persen hingga Akhir Tahun

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 02 August 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Ekonomi RI bakal Tumbuh Sekitar 5 Persen hingga Akhir Tahun

KABARBURSA.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2024 akan mencapai sekitar 5 persen.

Proyeksi ini didasarkan pada analisis konsumsi masyarakat, investasi, dan ekspor. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi diharapkan akan berada dalam rentang 5 persen hingga 5,2 persen hingga akhir tahun 2024.

"Alhamdulillah, jika kita melihat kinerja perekonomian Indonesia hingga kuartal I-2024, menunjukkan kinerja yang positif. Kami memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2024 akan mencapai sekitar 5 persen, atau mungkin sedikit lebih tinggi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan III Tahun 2024 di kantor Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Jakarta, Jumat, 2 Agustus 2024.

Lanjut Sri Mulyani, kinerja ekspor juga diyakini meningkat pada kuartal II-2024, terutama ekspor produksi manufaktur dan pertambangan. Apalagi negara mitra dagang utama yaitu India sedang dalam tren pertumbuhan ekonomi positif.

"Kita diuntungkan memiliki pertumbuhan ekonomi yang sehat dan relatif tinggi," ujarnya.

Dengan begitu, Sri Mulyani berkeyakinan aktivitas perekonomian domestik masih akan berlanjut hingga akhir 2024.

Menurut Sri Mulyani, pemerintah akan mengoptimalkan kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024, terutama dari sisi belanja pemerintah yang difokuskan untuk menjaga stabilitas harga karena akan sangat menentukan daya beli masyarakat.

Komponen konsumsi yang menjadi motor penggerak penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional, kata dia.

"Kami juga akan terus menjalankan program perlindungan sosial terutama masyarakat rentan dan dengan demikian dampak terhadap daya beli dan konsumsi masyarakat bisa dijaga," ucap mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia (World Bank) ini.

Pada kuartal IV-2024 yaitu pada November 2024 juga akan dilakukan penyelenggaraan Pilkada Serentak yang diyakini akan menjadi pendorong peningkatan konsumsi masyarakat. Kegiatan ini pasti akan menimbulkan dampak positif terhadap aktivitas belanja.

"Belanja penyelenggaraan pilkada itu jumlahnya hampir comparable dengan pemilu (pemilihan umum). Dalam hal ini jumlah yang harus dilakukan baik untuk KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan Bawaslu (Badan Pengawasan Pemilihan Umum) untuk menyelenggarakan pilkada serentak di seluruh Indonesia. Aktivitas konsumsi diperkirakan akan mendapatkan imbas positif," imbuh Sri Mulyani.

Rupiah akan Menguat

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) optimistis nilai tukar rupiah bakal bergerak stabil dengan kecenderungan menguat ke depannya.

"Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan bergerak stabil dengan kecenderungan menguat," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers KSSK di Jakarta, Jumat.

Nilai tukar rupiah per 26 Juli 2024 menguat 0,52 persen (month-to-date/mtd) dibandingkan posisi akhir Juni 2024.

Sementara jika dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, nilai tukar rupiah melemah 5,48 persen (year to date/ytd), sejalan dengan kondisi global.

Namun, pelemahan nilai tukar rupiah masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang negara-negara kawasan, seperti won Korea (6,93 persen ytd) dan yen Jepang (8,27 persen).

Rupiah menghadapi tantangan berat pada perdagangan akhir pekan ini seiring dengan kebangkitan kembali indeks dolar AS. Para pelaku pasar kini menantikan rilis data pasar tenaga kerja AS yang akan diumumkan malam ini. Fokus utama adalah pada tingkat pengangguran dan pertumbuhan lapangan kerja di Negeri Paman Sam.

Kekhawatiran mulai muncul setelah data klaim pengangguran yang melonjak ke level tertinggi dalam setahun, serta kontraksi mendalam dalam aktivitas manufaktur AS pada bulan Juli. Meskipun sinyal pelemahan ekonomi ini dapat memberi ruang bagi Federal Reserve untuk memangkas suku bunga acuan, pasar khawatir akan potensi terjadinya ‘hard landing’ atau penurunan ekonomi yang tajam.

Pada perdagangan kemarin, dolar AS menguat 0,31 persen, yang menyebabkan rupiah offshore di pasar New York melemah pada NDF-1M ke level Rp16.287 per dolar AS. Sementara itu, NDF-1W berada di kisaran Rp16.268 per dolar AS.

Namun, di pasar domestik, rupiah spot mungkin mendapatkan dorongan positif dari lonjakan minat di pasar surat utang. Harga Treasury yang naik kemarin mendorong imbal hasil UST-10Y turun di bawah 4 persen untuk pertama kalinya sejak Januari.

Penurunan imbal hasil Treasury dapat meningkatkan daya tarik aset obligasi pasar berkembang, dengan surat utang RI tenor 10 tahun mencatat yield 6,84 persen kemarin.

Pada pembukaan pasar Asia pagi ini, beberapa mata uang mengalami penguatan terbatas, seperti baht, dolar Singapura, dan yuan offshore. Namun, won Korea Selatan terdepresiasi 0,35 persen akibat data inflasi yang mengecewakan.

Sementara itu, rupiah spot kemarin berhasil menguat di Rp16.237 per dolar AS berkat sentimen positif dari pasar saham dan surat utang setelah hasil FOMC Federal Reserve diumumkan. Meski demikian, data deflasi Indonesia selama tiga bulan berturut-turut serta kontraksi aktivitas manufaktur dapat memicu kekhawatiran mengenai prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Deflasi tajam pada Juli mungkin memberi kesempatan bagi Bank Indonesia untuk melonggarkan kebijakan moneter demi merangsang permintaan domestik. Hari ini, Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) akan menggelar konferensi pers mengenai situasi sektor keuangan terkini, dan Bank Indonesia juga akan mengadakan lelang rutin Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Di pasar global, perhatian juga tertuju pada pengumuman data pengangguran AS dan angka nonfarm payroll yang akan dirilis malam ini. Ketegangan di Timur Tengah, pasca pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel dan penasihat senior Hizbullah Fuad Shukr di Lebanon, juga terus mempengaruhi sentimen pasar.

Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengkritik tindakan Israel dan memperingatkan bahwa konflik saat ini telah melampaui batas. Ia menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk meredakan ketegangan adalah dengan mengakhiri perang di Gaza. (*)