Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Manufaktur RI Makin Tertekan hingga 49,3 Juli 2024

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 01 August 2024 | Penulis: KabarBursa.com | Editor: Redaksi
Manufaktur RI Makin Tertekan hingga 49,3 Juli 2024

KABARBURSA.COM - Aktivitas Manufaktur RI Kontraksi ke Level Terendah Sejak 2021. Untuk pertama kali sejak pandemi, sektor manufaktur Indonesia mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif.

S&P Global mengumumkan bahwa Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Juli turun ke zona kontraksi di angka 49,3, dari posisi 50,7 di bulan Juni.

Indeks PMI Juli ini adalah yang terendah sejak Agustus 2021, ketika ekonomi Indonesia terpuruk pasca pandemi.

Indeks produksi (output) jatuh ke 48,8 pada Juli, dibandingkan dengan 51,4 pada bulan Juni. Pemesanan baru juga merosot ke level terendah sejak Agustus 2021.

Sebagai informasi, angka 50 pada indeks PMI adalah penanda zona ekspansi. Jika berada di angka 50 atau lebih tinggi, maka aktivitas manufaktur masih ekspansif atau bertumbuh positif. Sebaliknya, jika di bawah 50, aktivitas tersebut menurun atau terkontraksi (tumbuh negatif).

Data Kemenperin

Kementerian Perindustrian RI (Kemenperin) mengungkap data, di tengah tantangan geoekonomi dan geopolitik global, industri manufaktur Indonesia tetap berperan signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional. Pada triwulan III-2023, kontribusi sektor ini mencapai 16,83 persen. Pertumbuhan industri manufaktur menembus angka 5,02 persen, melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 4,94 persen.

Selain itu, industri manufaktur konsisten menjadi kontributor terbesar dalam nilai ekspor. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), periode Januari-November 2023 mencatat ekspor produk manufaktur mencapai lebih dari USD171,23 miliar.

Laporan safeguardglobal.com menyebut Indonesia masuk 10 besar penyumbang produk manufaktur dunia, satu-satunya negara ASEAN dalam daftar tersebut. Indonesia berkontribusi sebesar 1,4 persen kepada produk manufaktur global, naik dari posisi 16 empat tahun lalu.

Menperin optimistis performa industri manufaktur akan semakin menjulang di tahun naga kayu. "Kami memproyeksi pertumbuhan industri pengolahan nonmigas 2023 sebesar 4,81 persen, dan menargetkan 5,80 persen di 2024," ujarnya.

Untuk mencapai target pertumbuhan 5,80 persen di 2024, Kemenperin menyiapkan berbagai strategi. Fokusnya adalah program prioritas seperti pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kompetensi, restrukturisasi mesin dan peralatan bagi industri kecil dan menengah (IKM), serta penumbuhan wirausaha baru dan pengembangan IKM startup berbasis teknologi.

Upaya peningkatan nilai tambah dan daya saing industri dilakukan melalui program sertifikasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN), hilirisasi sumber daya alam di tiga sektor: industri berbasis agro, bahan tambang dan mineral, serta migas dan batubara. "Kami juga akan melaksanakan program bantuan pemerintah untuk pembelian KBLBB roda dua baru, pengembangan kawasan industri, serta fasilitasi sertifikasi industri hijau," tambahnya. Anggaran Kemenperin dalam APBN 2024 sebesar Rp3,76 triliun.

Menperin bertekad mengoptimalkan penyerapan anggaran untuk program prioritas dalam pengembangan industri nasional. Pada 2023, anggaran Kemenperin mencapai Rp4,53 triliun, termasuk anggaran belanja tambahan (ABT) subsidi motor listrik sebesar Rp1,4 triliun.

"Penyerapan anggaran kami pada 2023 sebesar Rp3,16 triliun. Tanpa ABT subsidi motor listrik, realisasinya 98,3 persen, naik dibanding realisasi 2022 yang 98,1 persen," jelasnya.

Kuota subsidi motor listrik pada 2023 tidak terpenuhi karena penyaluran subsidi baru dimulai April 2023 dan persyaratan disederhanakan pada September 2023. "Pada 19 September 2023, pemerintah mengubah syarat penerima bantuan pembelian KBLBB menjadi satu KTP per unit motor, sehingga lebih mudah dan terbuka untuk semua kalangan. Perubahan ini mendorong peningkatan pembelian sebesar 567 persen," ungkapnya.

Serapan subsidi motor listrik pada 2023 mencapai 11.532 unit atau Rp80,7 miliar dari target 200.000 unit dengan total anggaran Rp1,4 triliun. Rendahnya penyerapan subsidi motor listrik disebabkan kemampuan komponen baterai saat ini, di mana pengisian daya yang terlalu lama mengurangi minat masyarakat terhadap motor listrik.

Kemenperin aktif berkomunikasi dengan produsen sepeda motor listrik untuk menetapkan standardisasi baterai. "Bagi konsumen mobil dan motor listrik, baterai adalah komponen penting. Baterai harus memiliki durasi panjang dan mudah diisi ulang. Baterai adalah kunci keberhasilan program mobil dan motor listrik," jelas Agus.

Agus optimistis target program subsidi motor listrik pada 2024 akan tercapai seiring dengan semakin banyaknya produk yang dipasarkan, memberikan lebih banyak pilihan kepada konsumen. Anggaran untuk program pembelian motor listrik 2024 dialokasikan untuk 50.000 unit dengan total anggaran Rp350 miliar.

Volume produksi pada kuartal II-2024 mengalami perlambatan dengan indeks sebesar 53,56 persen, turun dari 54,03 persen di kuartal I-2024.

Namun, pada kuartal III-2024, diperkirakan akan terjadi peningkatan volume produksi dengan indeks mencapai 56,10 persen. Peningkatan ini didorong oleh permintaan domestik yang meningkat serta dukungan ketersediaan sarana produksi dan kapasitas penyimpanan.

Pada awal tahun ini, volume pesanan barang input juga menunjukkan penurunan dengan indeks 52,54 persen turun dari sebelumnya 54,45 persen.

Proyeksi untuk kuartal III-2024 menunjukkan peningkatan volume pesanan barang input dengan indeks sebesar 55,45 persen. (*)