KABARBURSA.COM - Alphabet, perusahaan induk Google (GOOGL.O), sedang dalam proses mengakuisisi start up keamanan siber bernama Wiz dengan nilai sekitar USD23 miliar, atau sekitar Rp370,6 triliun (dengan kurs Rp16.115).
Jika terwujud, ini akan menjadi salah satu akuisisi terbesar dalam sejarah perusahaan.
Menurut laporan dari Reuters, Senin, 15 Juli 2024, mayoritas dana untuk akuisisi ini akan disediakan dalam bentuk tunai. Pembicaraan antara Alphabet dan Wiz sedang berlangsung dan diharapkan untuk segera mencapai kesepakatan.
Wiz sendiri berbasis di Israel dan kini bermarkas di New York. Mereka dikenal sebagai salah satu startup perangkat lunak dengan pertumbuhan tercepat di dunia, menyediakan solusi keamanan siber berbasis cloud dengan deteksi dan respons ancaman secara real-time yang didukung oleh teknologi kecerdasan buatan.
Menurut situs resminya, Wiz berhasil mencatat pendapatan sekitar USD350 juta pada tahun 2023 dan bekerja sama dengan 40 persen dari perusahaan-perusahaan Fortune 100.
Baru-baru ini, mereka berhasil mengumpulkan dana sebesar USD1 miliar dalam putaran pendanaan swasta, yang menilai perusahaan ini sebesar USD12 miliar.
Hingga saat ini, baik Alphabet maupun Wiz belum memberikan komentar resmi terkait kabar ini.
Wiz telah menjalin kerja sama dengan beberapa penyedia layanan cloud seperti Microsoft (MSFT.O), Amazon (AMZN.O), dan baru-baru ini dengan salah satu anak perusahaan Morgan Stanley serta DocuSign.
Dengan keberadaan 900 karyawan di Amerika Serikat, Eropa, Asia, dan Israel, Wiz berencana untuk menambah 400 karyawan lagi secara global pada tahun 2024.
Sementara itu, Google telah secara resmi menghentikan dukungan untuk Android Lollipop. Berarti, perangkat Android yang masih menjalankan versi ini tidak akan lagi menerima pembaruan layanan dari Google Play.
Android Lollipop (versi 5.0) pertama kali diluncurkan pada November 2014 dan pada saat itu membawa berbagai fitur baru yang inovatif, dengan cepat menjadi favorit di kalangan pengguna Android.
Namun, setelah 10 tahun sejak peluncurannya, Google memutuskan untuk mengakhiri dukungan terhadap Lollipop. Saat ini, jumlah perangkat aktif yang masih menggunakan Lollipop telah menurun drastis, dengan kurang dari 1 persen dari total pengguna Android.
Ketidakmampuan untuk menerima pembaruan layanan Google Play berarti perangkat dengan Android Lollipop akan mengalami kendala dalam menjalankan aplikasi baru yang memerlukan pembaruan terbaru.
Pembaruan keamanan untuk Lollipop juga telah dihentikan sejak Maret 2018, meninggalkan perangkat ini lebih rentan terhadap ancaman keamanan.
Meskipun masih memungkinkan untuk terus menggunakan perangkat dengan Android Lollipop, pengalaman pengguna kemungkinan akan terpengaruh karena banyak aplikasi modern yang tidak lagi dapat dijalankan. Ini juga menimbulkan kekhawatiran serius terkait keamanan perangkat yang tidak mendapatkan pembaruan keamanan terbaru.
Saat ini, pembaruan layanan Google Play hanya tersedia untuk Android 6.0 (API level 23) atau versi yang lebih tinggi, membatasi kemampuan perangkat lama untuk tetap kompatibel dengan aplikasi dan layanan terbaru yang ada di platform Android.
Google akan segera menyediakan fitur pemantauan Dark Web untuk semua pengguna layanannya, bukan hanya pelanggan Google One seperti sebelumnya. Menurut laporan dari Gizmochina, integrasi fitur ini ke semua Akun Google dijadwalkan akan selesai pada akhir Juli 2024.
Pengumuman ini datang tidak lama setelah Google menghentikan layanan VPN dalam aplikasi Google One. Fitur pemantauan Dark Web ini dirancang untuk memindai bagian-bagian tersembunyi dari internet yang sulit dijangkau oleh mesin pencari biasa. Wilayah ini, dikenal sebagai Dark Web, sering digunakan untuk aktivitas ilegal dan dapat mengandung informasi pribadi yang bocor.
Pemantauan Dark Web oleh Google akan mencari detail-data pribadi seperti nama lengkap, alamat, alamat email, dan nomor telepon pengguna layanannya. Jika ada kecocokan dengan informasi yang ditemukan, Google akan memberi tahu pengguna dan memberikan saran tindakan seperti mengubah kata sandi atau melaporkan informasi kartu kredit yang dicuri.
Fitur ini sebelumnya hanya tersedia untuk pelanggan Google One, yang juga menawarkan layanan tambahan seperti penyimpanan cloud yang diperluas dan kemampuan berbagi dengan keluarga. Namun, mulai Juli 2024, fitur pemantauan Dark Web ini akan menjadi gratis bagi semua pemegang Akun Google.
Pengguna akan dapat mengakses informasi terkait di tab "Hasil tentang Anda" dalam aplikasi Google One. Tab ini memungkinkan pengguna untuk mengelola dan, jika perlu, menghapus informasi pribadi mereka dari hasil pencarian publik.
Langkah Google untuk memperluas fokusnya pada pemantauan Dark Web mencerminkan kepeduliannya terhadap keamanan data pribadi, terutama di tengah seringnya pelanggaran data yang menimpa layanan dan produk daring. Dengan menawarkan fitur ini secara gratis, Google memberikan kesempatan kepada pengguna layanannya untuk berpartisipasi aktif dalam upaya perlindungan data pribadi mereka. (*)