KABARBURSA.COM - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan di Jembrana, Bali, Sabtu, 13 Juli 2024. Dia berharap pelabuhan ini dapat menjadi tujuan wisata baru di kawasan Bali Barat.
“Dalam kunjungan hari ini, saya bersama Pak Menteri KKP (Menteri Kelautan dan Perikanan) mengevaluasi Pelabuhan Perikanan Nusantara, dan kami melihat potensi untuk mengembangkan pariwisata bahari yang akan terintegrasi dengan revitalisasi Pelabuhan Perikanan Nusantara,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno dalam keterangan persnya, Minggu, 14 Juli 2024.
Menurut Sandiaga, pengembangan ini diharapkan dapat meningkatkan daya tarik pariwisata seperti yang berhasil dilakukan oleh negara-negara tetangga dalam mengembangkan wisata bahari.
Dia juga merencanakan integrasi konsep wisata dengan Banyuwangi, Jawa Timur, yang akan didukung oleh penyelesaian Tol Probolinggo-Banyuwangi pada 2025 dan Tol Gilimanuk-Mengwi pada 2027.
“Dengan demikian, kami berharap agar wisatawan tidak hanya mengunjungi Bali Selatan tetapi juga Bali Barat. Kami berkomitmen untuk mendorong pemerataan pariwisata di Bali, yang saat ini terpusat di Bali Selatan,” ujar Sandiaga.
Rencana pengembangan wisata bahari di PPN Pengambengan mencakup pengalaman melihat matahari terbenam dan menikmati kuliner strategis, mengingat lokasinya yang berdekatan dengan jalur tol yang akan dibangun di Pengambengan.
“Selain itu, berbagai destinasi alam dan budaya, termasuk taman air, juga akan dikembangkan untuk menarik lebih banyak wisatawan ke Jembrana. Dengan berbagai rencana ini, kami optimis bahwa Pengambengan akan menjadi destinasi unggulan wisata bahari di Bali Barat,” pungkas Sandiaga.
Sebelumnya, Menparekraf Sandiaga Uno berharap para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif diharapkan untuk dapat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Untuk mengimplementasikan itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerjasama dengan PT. Samuel Sekuritas Indonesia untuk memperkuat indeks saham di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
Sandiaga Uno, mengatakan kolaborasi ini bertujuan untuk mengedukasi pemangku kepentingan parekraf terkait investasi di sektor parekraf yang ada di Bursa Efek Indonesia.
“Maka melalui kerja sama dengan Samuel Sekuritas ini bisa kita arahkan sehingga ada masukan, nasehat, atau semacamnya agar mereka bisa mengakses pasar modal, kami juga ada Direktorat Akses Pembiayaan yang akan menindaklanjuti kerja sama ini,” kata Sandiaga.
Ruang lingkup kesepahaman bersama meliputi pembentukan daftar emiten pariwisata dan ekonomi kreatif, pembahasan emiten pariwisata dan ekonomi kreatif, peluang emiten pariwisata dan ekonomi kreatif di pasar modal, dan kerja sama atau kegiatan lain sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing pihak.
Sandiaga berharap, kerja sama yang terjalin ini bisa meningkatkan investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Kerja sama ini juga diharapkan bisa mengakselerasi para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif untuk dapat melantai di Bursa Efek Indonesia dengan skema penawaran umum perdana atau yang lebih dikenal dengan nama Initial Public Offering (IPO).
Beberapa waktu lalu Sandiaga menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak investasi di sektor pariwisata untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan.
Dalam Forum Internasional Investasi Pariwisata 2024 yang berlangsung di Jakarta pada Rabu, 5 Juni 2024, Sandiaga menyampaikan data yang menunjukkan realisasi investasi di sektor pariwisata pada tahun 2023 sebesar USD3.604 juta atau sekitar Rp58,64 triliun.
Namun, ia mencatat bahwa 80 persen dari investasi tersebut terkonsentrasi pada hotel berbintang, restoran, kafe, serta pusat kebugaran.
Pada kuartal pertama 2024, realisasi investasi di sektor pariwisata mencapai USD943,40 juta (sekitar Rp15,35 triliun) dari target USD3.000 juta (sekitar Rp48,91 triliun).
Investasi tersebut sebagian besar dialokasikan pada hotel berbintang, restoran, dan hotel apartemen.
“Kita butuh lebih banyak investasi di ekosistem, termasuk pengembangan produk pariwisata berkelanjutan dan pariwisata berbasis masyarakat yang inklusif,” kata Sandiaga.
Ia menambahkan bahwa Indonesia membutuhkan investasi lebih dari USD15 miliar hingga USD20 miliar untuk mendukung pariwisata berkelanjutan.
Menparekraf Sandiaga juga optimistis bahwa Forum Internasional Investasi Pariwisata (ITIF) 2024 dapat menarik lebih banyak investor dari dalam dan luar negeri untuk berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia.
Ia menekankan bahwa investasi tidak hanya diperlukan untuk hotel, restoran, dan kafe, tetapi juga untuk infrastruktur pendukung pariwisata.
Indonesia telah diakui sebagai destinasi wisata ramah Muslim terbaik di dunia oleh Global Muslim Travel Index (GMTI) pada tahun 2023 dan 2024.
Selain itu, posisi Indonesia dalam Indeks Pengembangan Pariwisata 2024 meningkat signifikan dari peringkat ke-32 ke peringkat ke-22.
“Kami percaya bahwa kita bisa menciptakan tiga kali lebih banyak investasi di sektor-sektor ini,” pungkas Sandiaga. (*)