KABARBURSA.COM – Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian harga berkala Bahan Bakar Minyak (BBM) Non-Subsidi dengan menurunkan harga Pertamax Series dan Dex Series. Penyesuaian harga ini berlaku mulai 1 Mei 2025.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Heppy Wulansari, menyampaikan bahwa penyesuaian harga ini akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak, yaitu Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus, dan juga mempertimbangkan nilai tukar rupiah.
“Penurunan harga Pertamax Series dan Dex Series kami pastikan tetap paling kompetitif, dan kami lengkapi dengan beragam promo serta cashback menarik untuk pembelian BBM Non-Subsidi di aplikasi MyPertamina,” ujar Heppy.
Dengan penyesuaian ini, maka harga BBM Non-Subsidi per 1 Mei 2025 adalah sebagai berikut:
- Pertamax (RON 92): Rp12.400/liter
- Pertamax Green (RON 95): Rp13.150/liter
- Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.300/liter
- Dexlite (CN 51): Rp13.350/liter
- Pertamina Dex (CN 53): Rp13.750/liter
Harga tersebut berlaku untuk wilayah dengan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) sebesar 5%, seperti DKI Jakarta.
Selain memberikan harga yang lebih terjangkau, konsumen akan mendapat tambahan cashback, harga lebih hemat, dan dobel perolehan loyalty points MyPertamina dari transaksi pembelian BBM Pertamax Turbo, Pertamax dan Pertamina Dex pakai aplikasi MyPertamina.
“Promo hemat Rp300 per liter dalam program I Like Monday untuk pembelian BBM Pertamax Turbo, Pertamax, dan Pertamina Dex pada hari Senin, serta promo Thank God It’s Fuel Day setiap hari Jumat, dapat Anda manfaatkan melalui transaksi di aplikasi MyPertamina. Tambahan bonus double loyalty points juga tersedia untuk pembelian di akhir pekan, serta berbagai tambahan cashback dari beragam metode pembayaran menggunakan kartu kredit dan e-wallet yang dapat Anda gunakan di aplikasi MyPertamina,” ujar Heppy.
Informasi lengkap mengenai harga terbaru BBM dapat diakses melalui website Pertamina Patra Niaga di tautan:
https://pertaminapatraniaga.com/page/harga-terbaru-bbm, atau dengan menghubungi Pertamina Call Center 135.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso menambahkan, Pertamina melalui Subholding Commercial & Trading terus berupaya berikan layanan terbaik untuk masyarakat, mulai dari keterjangkauan harga hingga promo untuk pengguna mypertamina. “Pertamina komitmen terhadap keterjangkauan dan ketersediaan energi BBM dengan harga yang kompetitif dan terjangkau memenuhi kebutuhan masyarakat,” tambah Fadjar.
PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan Balai Besar Pengujian Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) untuk menguji kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di seluruh Indonesia. Langkah ini dilakukan untuk memastikan standar BBM tetap sesuai ketentuan di tengah dugaan adanya praktik pengoplosan.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius, menyatakan bahwa hingga saat ini pihaknya telah menguji sampel BBM di 2.457 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau sekitar 30 persen dari total 7.842 SPBU yang tersebar di Indonesia.
"Dari kurang lebih 7.842 SPBU seluruh Indonesia, per hari ini sudah kurang lebih 30 persen yang kami uji sampel sebanyak 2.457," ujar Simon dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR, Selasa, 11 Maret 2025.
Ia menambahkan bahwa hasil pengujian ini akan terus diperbarui dan dilaporkan kepada publik. Masyarakat juga diundang untuk ikut mengawasi proses pengujian di lapangan.
"Kami juga mengundang keterlibatan masyarakat apabila ingin ikut serta pada saat uji sampel di lapangan," katanya.
Selain pengujian sampel, Pertamina juga melakukan audit internal untuk mengevaluasi tata kelola distribusi BBM dan mencegah potensi penyimpangan.
"Kami lakukan audit internal untuk memastikan adanya perbaikan berkelanjutan dalam tata kelola distribusi BBM. Ini akan terus kami sampaikan kepada masyarakat dan Komisi VI agar dapat ikut mengawasi," jelas Simon.
Kendati menurutnya masih ada berbagai tantangan dalam menjaga kualitas BBM, mengingat tantang kedipan tidaklah mudah. Tetapi dia meyakini Pertamina akan terus menjalankan pengawasan dengan melibatkan berbagai pihak.
“Karena sekali lagi tugas dan tantangan ke depan tidak mudah. Banyak sekali tantangan, tapi kami yakin dengan dukungan dan dorongan semangat dari Komisi 6 dan masyarakat Indonesia, kita dapat melalui ini semua dengan baik,” ujar dia.
Libatkan Lembaga Independen untuk Uji Kualitas
Untuk diketahui, Pertamina memang sudah berencana menggandeng lembaga independen nonpemerintah guna memastikan kualitas BBM yang beredar tetap sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
Hal itu dikarenakan adanya dugaan pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) impor RON 90 menjadi RON 92. Sehingga munculnya ketidakpercayaan masyarakat terhadap produk pertamina.
Karena itu, Simon menegaskan bahwa keterlibatan pihak independen ini bertujuan agar hasil uji standar lebih kredibel dan dapat diterima oleh masyarakat luas.
"Sudah pasti gagasan ini sangat baik dan kami sambut baik, tentunya dengan adanya pihak ketiga yang lebih independen bisa melakukan uji dengan standar yang lebih bisa diterima," katanya. (info-bks/*)