KABARBURSA.COM - Bursa saham Amerika Serikat mencatat penutupan yang bervariasi pada Rabu, 30 April 2025, dengan indeks Dow Jones dan S&P 500 berhasil bertahan di zona hijau berkat reli menjelang akhir sesi.
Pergerakan ini terjadi meski sebagian besar sesi diwarnai tekanan setelah rilis data ekonomi yang menunjukkan kontraksi ekonomi AS pada kuartal pertama 2025. Ini menjadi yang pertama sejak tiga tahun terakhir.
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 141,74 poin atau 0,35 persen ke level 40.669,36, sedangkan S&P 500 naik 8,23 poin atau 0,15 persen ke posisi 5.569,06. Di sisi lain, Nasdaq Composite justru terkoreksi tipis, melemah 14,98 poin atau 0,09 persen menjadi 17.446,34.
Selama perdagangan intraday, Dow sempat anjlok hingga 1,9 persen, S&P 500 turun 2,3 persen, dan Nasdaq menyusut 2,9 persen sebelum akhirnya pulih menjelang penutupan. Pemulihan ini mencerminkan sentimen yang dinamis dan sensitivitas tinggi pelaku pasar terhadap sinyal-sinyal makroekonomi.
Laporan lanjutan produk domestik bruto (PDB) AS mencatat kontraksi tahunan sebesar 0,3 persen pada kuartal I 2025, jauh di bawah ekspektasi konsensus yang memperkirakan pertumbuhan 0,3 persen. Kontraksi ini, menurut Departemen Perdagangan AS, sebagian disebabkan oleh lonjakan impor yang dilakukan korporasi untuk mengantisipasi tarif baru dari pemerintahan Trump.
Namun, laporan belanja konsumen yang menyumbang dua pertiga aktivitas ekonomi AS justru menunjukkan lonjakan sebesar 0,7 persen pada Maret, mengungguli ekspektasi sebesar 0,5 persen. Hal ini mengindikasikan daya beli masyarakat masih kuat meski pertumbuhan ekonomi menyusut.
Data lainnya memperlihatkan perlambatan pasar tenaga kerja. Laporan ketenagakerjaan dari ADP menunjukkan hanya ada tambahan 62.000 pekerjaan di sektor swasta pada April, jauh di bawah estimasi sebelumnya sebesar 115.000. Pelemahan ini memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve dapat memangkas suku bunga hingga satu persen poin sebelum akhir tahun, meski pernyataan dari Ketua Fed Jerome Powell mengindikasikan langkah tersebut akan diambil secara hati-hati.
Beberapa sektor saham mencatat performa positif. Saham consumer staples naik 0,7 persen, dipimpin oleh Mondelez International yang melonjak 3,8 persen setelah laporan kinerja kuartalan melebihi ekspektasi analis. Setelah jam perdagangan berakhir, saham Meta Platforms dan Microsoft masing-masing melesat lebih dari 4 persen dan 6 persen karena laporan keuangan yang mengesankan, terutama dari segmen kecerdasan buatan (AI).
Sementara itu, saham teknologi lain seperti Super Micro Computer dan Snap mengalami tekanan signifikan. Super Micro anjlok 11,5 persen setelah memangkas proyeksi kuartalan akibat penundaan belanja pelanggan. Snap juga terperosok 12,4 persen setelah mengumumkan tidak akan memberikan proyeksi keuangan untuk kuartal berikutnya.
Saham Caterpillar yang merupakan komponen Dow Jones sempat bergerak liar akibat hasil kuartalan yang mengecewakan, meski akhirnya ditutup naik 0,6 persen.
Meski berhasil bangkit, kinerja indeks secara bulanan menunjukkan hasil yang beragam. Dow mencatat penurunan bulanan sebesar 3,17 persen, S&P 500 terkoreksi 0,76 persen, sementara Nasdaq berhasil mencetak kenaikan tipis 0,85 persen.
Penutupan perdagangan ini sekaligus menandai 100 hari pertama pemerintahan Trump sejak menjabat, di mana kebijakan perdagangan dan tarif yang fluktuatif telah meningkatkan ketidakpastian pasar, menutupi harapan awal atas deregulasi dan pemangkasan pajak yang sempat disambut positif oleh pasar.
Dalam catatan teknikal, di Bursa New York (NYSE), saham yang turun lebih banyak dari yang naik dengan rasio 1,19 banding 1. Di Nasdaq, rasio saham turun dibanding naik sebesar 1,28 banding 1. Volume perdagangan tercatat 16,97 miliar saham, sedikit lebih rendah dari rata-rata 20 hari terakhir sebesar 19,57 miliar.
Dengan prospek pertumbuhan yang melambat, tekanan inflasi yang mulai mereda, dan ketidakpastian tarif yang berlanjut, investor akan terus mencermati rilis data makro selanjutnya sebagai penentu arah pasar saham dan potensi pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Bursa saham Amerika Serikat menampilkan dinamika kinerja yang kontras pada sejumlah emiten sepanjang perdagangan terbaru, dengan investor mencermati sektor-sektor unggulan serta dampak dari laporan keuangan dan tren makroekonomi global. Dalam laporan kinerja saham harian yang dirilis Kamis, 1 Mei 2025, sejumlah saham mencetak penguatan signifikan, sementara lainnya mengalami tekanan jual yang cukup dalam.
Saham Terbaik dan Terburuk di Indeks Dow Jones Industrial Average
Pada indeks Dow Jones, saham Verizon Communications Inc. menjadi yang paling bersinar dengan kenaikan sebesar 2,58 persen. Disusul oleh McDonald’s Corporation yang menguat 1,62 persen, serta Sherwin-Williams Company, perusahaan bahan kimia dan cat terkemuka, yang naik 1,38 persen. Penguatan ini menunjukkan bahwa sektor konsumsi defensif dan komunikasi tetap menjadi pilihan investor di tengah ketidakpastian pasar.
Sebaliknya, pelemahan cukup tajam terjadi pada saham energi dan ritel. Chevron Corporation memimpin penurunan dengan koreksi 2,36 persen, diikuti oleh Nike Inc. yang turun 1,98 persen, serta raksasa e-commerce Amazon.com Inc. yang melemah 1,65 persen. Penurunan saham-saham ini terjadi di tengah fluktuasi harga komoditas serta perubahan proyeksi konsumen akibat kondisi ekonomi yang lebih lambat dari ekspektasi.
Performa Saham di Indeks S&P 500
Di jajaran indeks S&P 500, emiten Qorvo Inc., perusahaan semikonduktor dan penyedia komponen teknologi komunikasi, mencatat lonjakan tertinggi sebesar 14,38 persen. Saham Seagate Technology Holdings, produsen perangkat penyimpanan data, juga melonjak 11,56 persen, disusul oleh Trane Technologies yang menguat 8,45 persen berkat prospek cerah sektor teknologi iklim dan pendinginan.
Namun, tidak semua saham dalam indeks ini mencetak kinerja positif. Super Micro Computer Inc. mengalami tekanan besar dan ditutup turun 11,50 persen setelah peringatan kinerja yang mengecewakan. CoStar Group, yang bergerak di sektor data properti, juga anjlok 10,31 persen, sementara Edison International, perusahaan utilitas listrik, turun 8,89 persen.
Saham Terbaik dan Terburuk di Indeks Nasdaq
Pasar saham Nasdaq mencatat beberapa lonjakan spektakuler, terutama di sektor bioteknologi dan teknologi inovatif. Regulus Therapeutics Inc. mencatat lonjakan luar biasa sebesar 136,80 persen, disusul oleh Nvni Group Ltd. yang meroket 111,22 persen, dan Regencell Bioscience Holdings Ltd. yang melonjak 89,87 persen. Kenaikan saham-saham ini didorong oleh sentimen positif terhadap uji coba produk medis serta akuisisi potensial di sektor teknologi kesehatan.
Namun, di sisi lain, pelemahan ekstrem terjadi pada saham-saham kecil dan startup. EHome Household Service Holdings Ltd. terjun bebas 45,51 persen, diikuti oleh GeneDx Holdings Corp. yang turun 42,85 persen, dan Sound Group Inc. yang merosot 29,46 persen. Penurunan tajam ini mengindikasikan meningkatnya kehati-hatian investor terhadap sektor-sektor dengan risiko tinggi dan valuasi premium.
Sejauh ini,inerja saham-saham Wall Street pada perdagangan terbaru menunjukkan pergeseran strategi investor menuju saham-saham yang lebih defensif dan berpotensi stabil dalam jangka panjang, di tengah kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global dan volatilitas pasar. Sektor teknologi tetap menjadi perhatian utama, dengan beberapa saham mencatat reli kuat, namun juga menyimpan risiko penurunan signifikan.
Investor kini semakin selektif dalam menavigasi pasar saham Amerika, dengan mengandalkan analisis fundamental dan prospek industri sebagai acuan utama dalam menentukan portofolio investasi. Perkembangan ini juga menyoroti pentingnya diversifikasi sektor dalam menghadapi gejolak pasar keuangan global di tahun 2025.(*)