Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Impor RI Maret 2025: Sektor Migas Naik 9,07 Persen

Impor migas Indonesia pada Maret 2025 tercatat mencapai USD3,126,7 juta, dengan kenaikan signifikan pada impor hasil minyak yang meningkat 12,14 persen (USD248,1 juta).

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 21 April 2025 | Penulis: Syahrianto | Editor: Syahrianto
Impor RI Maret 2025: Sektor Migas Naik 9,07 Persen Ilustrasi: Fasilitas pengeboran minyak lepas pantai. (Foto: PxHere/Incompetent)

KABARBURSA.COM - Impor Indonesia pada Maret 2025 tercatat mencapai USD18,920.1 juta, mengalami kenaikan tipis sebesar 0,38 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan ini terutama didorong oleh lonjakan impor migas yang naik 9,07 persen, meskipun impor nonmigas mengalami penurunan sebesar 1,18 persen. 

Impor migas Indonesia pada Maret 2025 tercatat mencapai USD3,126,7 juta, dengan kenaikan signifikan pada impor hasil minyak yang meningkat 12,14 persen (USD248,1 juta). Sementara itu, impor minyak mentah juga tercatat naik 1,46 persen (USD12,1 juta). Kenaikan impor migas ini dipengaruhi oleh kebutuhan minyak mentah dan hasil minyak yang lebih tinggi di pasar domestik.

"Kenaikan impor migas ini terutama disebabkan oleh kebutuhan energi yang lebih tinggi dalam negeri, terutama untuk produk hasil minyak dan minyak mentah," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti, dalam keterangan persnya, Senin, 21 April 2025.

Secara kumulatif, impor migas Indonesia untuk periode Januari-Maret 2025 mengalami penurunan sebesar 5,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya impor minyak mentah dan hasil minyak, yang mencerminkan dinamika pasokan global yang lebih ketat.

Impor nonmigas Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebesar USD15,792.5 juta, menurun 1,18 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan terbesar terjadi pada golongan bahan bakar mineral yang turun 29,62 persen, serta besi dan baja yang turun 14,20 persen. Meskipun demikian, beberapa golongan barang nonmigas mencatatkan kenaikan signifikan, seperti mesin dan peralatan mekanis yang naik 8,66 persen, pupuk yang meningkat 46,06 persen, serta buah-buahan yang melonjak 56,63 persen.

Impor nonmigas dari negara-negara utama juga menunjukkan tren yang berbeda. Nilai impor dari Australia, Thailand, dan Amerika Serikat mengalami penurunan, masing-masing sebesar 20,20 persen, 18,47 persen, dan 16,70 persen. Namun, impor dari Tiongkok tercatat meningkat signifikan sebesar 13,68 persen, mencerminkan ketergantungan Indonesia pada pasokan dari negara tersebut.

Sektor barang modal dan barang konsumsi menunjukkan tren peningkatan. Impor barang konsumsi naik 18,73 persen, sementara barang modal meningkat 7,28 persen. Sebaliknya, golongan bahan baku/penolong mengalami penurunan 3,26 persen. Bahan baku/penolong masih mendominasi impor Indonesia dengan kontribusi sebesar 72,50 persen, disusul oleh barang modal dan barang konsumsi masing-masing sebesar 18,79 persen dan 8,71 persen. 

Ekspor Indonesia: Positif, Nonmigas Dominasi

Di sisi ekspor, Indonesia menunjukkan kinerja positif dengan total ekspor pada Maret 2025 mencapai USD23,249.2 juta, meningkat 5,95 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Ekspor nonmigas Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebesar USD21,796.3 juta, mengalami kenaikan 4,71 persen dari bulan sebelumnya, didorong oleh kinerja yang sangat baik di sektor-sektor tertentu seperti bijih logam dan mesin.

Ekspor migas juga mencatatkan peningkatan yang signifikan, dengan kenaikan 28,81 persen mencapai USD1,452.9 juta. Peningkatan ekspor migas ini terutama dipengaruhi oleh kenaikan ekspor minyak mentah, hasil minyak, dan gas alam, yang masing-masing tercatat naik sebesar 6,02 persen, 79,32 persen, dan 8,86 persen.

Secara kumulatif, ekspor Indonesia untuk periode Januari-Maret 2025 tercatat mencapai USD66,621.6 juta, meningkat 6,93 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sektor ekspor Indonesia ke negara tujuan utama menunjukkan kinerja yang beragam. Ekspor ke China, sebagai mitra dagang utama, mengalami kenaikan signifikan sebesar 21,5 persen, mencapai USD5,197.2 juta. Selain itu, ekspor ke Uni Eropa juga mencatatkan peningkatan yang solid sebesar 16,12 persen.

Namun, ada beberapa negara tujuan ekspor yang mengalami penurunan, seperti Thailand dan Australia, dengan penurunan masing-masing sebesar 47,22 persen dan 23,20 persen.

Sektor industri pengolahan tetap menjadi penyumbang utama ekspor nonmigas Indonesia, dengan kenaikan 2,98 persen. Selain itu, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan juga mencatatkan kenaikan 1,73 persen, didorong oleh peningkatan ekspor tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah.

Secara keseluruhan, sektor industri pengolahan dan produk pertanian mencatatkan pertumbuhan yang solid, dengan kenaikan masing-masing sebesar 16,75 persen dan 43,09 persen selama Januari-Maret 2025 dibandingkan periode yang sama tahun 2024.

Neraca Perdagangan Indonesia: Surplus dari Nonmigas

Meskipun ada peningkatan impor, neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2025 tetap mencatatkan surplus sebesar USD4,33 miliar, yang didorong oleh surplus sektor nonmigas sebesar USD6,00 miliar. Sebaliknya, sektor migas mencatatkan defisit sebesar USD1,67 miliar.

Secara kumulatif, Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar USD10,92 miliar selama Januari-Maret 2025, meskipun sektor migas mengalami defisit sebesar USD4,84 miliar.

Secara keseluruhan, meskipun impor Indonesia menunjukkan sedikit kenaikan, sektor migas dan nonmigas berperan secara berbeda dalam mempengaruhi keseimbangan perdagangan. Kenaikan impor migas didorong oleh kebutuhan yang lebih tinggi terhadap energi, sementara penurunan impor nonmigas mencerminkan pergeseran dalam permintaan domestik dan global. (*)