Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Begini Dukungan OJK buat Hadapi Tarif Trump, Simak!

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung penuh langkah strategis pemerintah dalam menghadapi kebijakan tarif oleh Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia.

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 11 April 2025 | Penulis: Cicilia Ocha | Editor: Syahrianto
Begini Dukungan OJK buat Hadapi Tarif Trump, Simak! Gedung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta. (Foto: Kabarbursa/Abbas Sandji)

KABARBURSA.COM Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung penuh langkah strategis pemerintah dalam menghadapi kebijakan tarif oleh Amerika Serikat (AS) kepada Indonesia. Meski saat ini kebijakan tersebut ditangguhkan oleh Presiden Donald Trump selama 90 hari ke depan, OJK akan terus mencermati dengan seksama dinamika global.

“OJK mendukung penuh langkah-langkah strategis pemerintah dalam melakukan negosiasi dan memitigasi dampaknya terhadap perekonomian nasional," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers Asesmen sektor jasa keuangan dan kebijakan OJK berdasarkan hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) bulanan Maret 2025, Jumat 11 April 2025.

Mahendra menekankan bahwa fokus utama OJK adalah membantu menjaga stabilitas sistem keuangan nasional, mempertahankan kepercayaan pasar, serta menjaga daya saing dan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.

Dalam menghadapi situasi ini, OJK terus mempererat kerja sama dengan kementerian, lembaga, dan seluruh stakeholders terkait. Koordinasi ini dilakukan untuk merumuskan dan mengambil kebijakan strategis yang diperlukan, termasuk kebijakan yang secara khusus menyasar industri-industri yang terdampak langsung oleh kebijakan tarif baru dari AS.

“OJK terus menjalin kerja sama dengan kementerian, lembaga, maupun stakeholders terkait dalam merumuskan dan mengambil kebijakan strategis yang diperlukan, termasuk bagi industri-industri yang terdampak langsung oleh tarif resiprokal itu,” kata Mahendra.

Langkah strategis OJK dalam merespons dinamika global ternyata sejalan dengan upaya yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Di tengah ketidakpastian akibat kebijakan tarif dari Amerika Serikat yang dipimpin Presiden Donald Trump, BEI juga bergerak cepat menyusun strategi untuk menjaga kepercayaan pasar. Dari komunikasi publik hingga penyesuaian kebijakan teknis di lantai bursa, seluruh instrumen dikerahkan demi memastikan stabilitas tetap terjaga. Lantas, bagaimana sebenarnya strategi konkret BEI menghadapi gelombang tekanan global ini? 

Strategi Bursa Efek Indonesia Hadapi Tarif Trump

Ketidakpastian global telah menghantui pasar modal Indonesia. Pemicunya kali ini adalah kebijakan tarif global dari Presiden AS Donald Trump, yang berdampak langsung pada aliran dana investor asing di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Menghadapi hal tersebut, Direktur Utama BEI Iman Rachman, memastikan pihaknya telah menyiapkan strategi berlapis, dari jangka pendek hingga panjang, demi menjaga kepercayaan pasar.

“Kalau kita bicara pasar modal, ini menarik bahwa indeks itu kan ada tiga hal yang mempengaruhi IHSG, satu faktor global, kedua faktor domestik, dan ketiga, fundamental dari perusahaan tersebut. Semuanya diramu menjadi persepsi investor atau confidence level,” ujar Iman dalam diskusi yang bertajuk Trump Trade War: Menyelamatkan Pasar Modal, Menyehatkan Ekonomi Indonesia, Jumat 11 April 2025.

Iman menegaskan bahwa sebagai otoritas bursa, BEI tidak memiliki kemampuan intervensi langsung layaknya Bank Indonesia. Karena itu, langkah pertama yang diambil adalah penguatan komunikasi publik secara aktif.

“Jangka pendek yang kami lakukan mau tidak mau adalah komunikasi aktif dengan publik dan media. Jadi kalau Bapak Ibu lihat, kita berusaha aktif dibantu teman-teman media dan juga teman-teman ekonom untuk mengkomunikasikan kondisi daripada korporasinya,” jelas Iman.

Ia mengungkapkan, meskipun sentimen global cukup menekan, data menunjukkan bahwa sebagian besar emiten di BEI mencatatkan kinerja positif pada laporan keuangan 2024. Ini memperlihatkan bahwa fundamental perusahaan masih kuat dan layak untuk dipertimbangkan investor.

“Kalau kita lihat, sebagian besar perusahaan-perusahaan yang memasukkan laporan keuangan ternyata di 2024 itu positif, artinya mereka menunjukkan keuntungan,” kata Iman.

Tak hanya itu, selama masa libur, Iman menyebut ada lebih dari 35.000 investor baru yang masuk ke pasar, menandakan tingkat kepercayaan investor domestik masih tinggi.

"Artinya apa? bahwa confidence investor domestik cukup besar untuk bertransaksi di pasar modal," kata dia.

Penyesuaian Aturan dan Penguatan Pengawasan

Sebagai bagian dari respons cepat terhadap volatilitas, BEI juga melakukan penyesuaian kebijakan pasar. Salah satunya adalah penyesuaian batas Auto Rejection Bawah (ARB) dan sistem trading halt, seperti yang dilakukan pada 8 April lalu, untuk menjaga stabilitas perdagangan.

“Yang kedua tentu saja penyesuaian aturan, contohnya 8 April pagi, sebelum perdagangan, kami melakukan pengaturan mengenai ARB dan trading halt. Dan tentu saja yang ketiga dilakukan oleh OJK adalah penyesuaian aturan buyback,” ujar Iman.

BEI juga meningkatkan pengawasan pasar untuk mencegah terjadinya transaksi tidak wajar. “Kita lakukan juga penguatan pengawasan karena kita ingin bahwa confidence market ini terjaga. Sehingga kita harapkan bahwa transaksi yang tidak wajar bisa kita pantau secara intensif,” tambahnya. (*)