KABARBURSA.COM – Menteri Luar Negeri Sugiono, menegaskan bahwa Presiden Prabowo telah memberikan instruksi langsung kepada Kabinet Merah Putih untuk segera menjalankan reformasi struktural dan kebijakan deregulasi secara menyeluruh terkait kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) terhadap produk ekspor Indonesia dengan menyiapkan berbagai langkah strategis.
“Presiden Prabowo telah menginstruksikan Kabinet Merah Putih untuk melakukan langkah strategis dan perbaikan struktural serta kebijakan Deregulasi yaitu penyederhaan regulasi dan penghapusan regulasi yang menghambat, khususnya terkait dengan Non-Tariff Barrier,” ujar Sugiono dalam keterangan di Jakarta, Jumat 4 April 2025.
Kebijakan deregulasi ini disebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan daya saing nasional, memperkuat kepercayaan pelaku pasar, serta menarik lebih banyak investasi asing. Pemerintah meyakini, reformasi kebijakan ini akan menjadi fondasi penting dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi ke depan.
Selain itu, Sugiono juga menyampaikan bahwa pemerintah sedang menyiapkan langkah-langkah lanjutan untuk menciptakan iklim investasi yang lebih sehat dan kondusif, serta mempercepat penciptaan lapangan kerja berkualitas.
“Langkah kebijakan strategis lainnya akan ditempuh oleh Pemerintah Indonesia untuk terus memperbaiki iklim invetasi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi serta penciptaan lapangan kerja yang luas,” jelasnya.
Dalam menghadapi dampak luas dari kebijakan proteksionis AS, Indonesia juga telah berkomunikasi dengan Malaysia sebagai Ketua ASEAN. Sugiono menyebut, koordinasi intensif tengah dilakukan untuk merespons tantangan bersama yang kini dihadapi oleh seluruh negara anggota ASEAN.
“Indonesia telah berkomunikasi dengan Malaysia selaku pemegang Keketuaan ASEAN untuk mengambil langkah bersama mengingat 10 negara ASEAN seluruhnya terdampak pengenaan tarif AS,” tegas Menlu Sugiono.
Langkah diplomasi dan kerja sama regional dinilai semakin krusial di tengah ketidakpastian ekonomi global dan kecenderungan kebijakan proteksionis yang semakin menguat. Pemerintah Indonesia berkomitmen menggunakan semua instrumen diplomasi ekonomi untuk melindungi kepentingan nasional dan memperkuat posisi Indonesia di panggung global.
Indonesia Kena Tarif Impor Trump!
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengobarkan perang dagang dengan mengenakan tarif impor yang lebih tinggi terhadap puluhan negara, termasuk Indonesia.
Pada Rabu, 2 April 2025, waktu setempat, Trump secara resmi menerapkan tarif dasar sebesar 10 persen untuk semua barang impor ke AS dan tarif tambahan yang bervariasi bagi negara tertentu.
Indonesia turut masuk dalam daftar negara yang terdampak kebijakan ini. AS menyebut Indonesia menerapkan tarif sebesar 64 persen terhadap barang-barang dari AS. Sebagai respons, AS kini mengenakan tarif sebesar 32 persen untuk barang-barang asal Indonesia yang masuk ke pasar mereka.
Menanggapi kebijakan ini, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Mohamad Fadhil Hasan, menyatakan bahwa Indonesia menjadi salah satu negara yang dituduh melakukan manipulasi mata uang. Padahal, menurut Bank Indonesia (BI), pelemahan rupiah terjadi akibat penguatan dolar AS.
“Sekarang pertanyaannya, apa respons Indonesia? Apakah kita akan membalas atau memilih jalur negosiasi? AS adalah negara dengan surplus perdagangan terbesar bagi Indonesia, mencapai USD18 miliar,” ujar Fadhil dalam keterangannya.
Ia menilai bahwa dampak langsung dari kebijakan ini akan terasa di AS sendiri. Kenaikan tarif yang mulai berlaku segera setelah diumumkan akan menyebabkan lonjakan harga barang impor, yang berpotensi mendorong inflasi dan menekan daya beli masyarakat kelas menengah bawah di AS.
Jika inflasi meningkat, The Federal Reserve (The Fed) kemungkinan besar akan menaikkan suku bunga, yang pada akhirnya akan memperkuat dolar AS dan semakin melemahkan nilai tukar mata uang lainnya.
Terkait langkah yang sebaiknya diambil Indonesia, Fadhil menyarankan agar pemerintah lebih mengutamakan jalur negosiasi bilateral dengan AS ketimbang menerapkan tarif balasan yang bisa memperburuk situasi.
“Saran saya, lebih baik melakukan negosiasi bilateral daripada menerapkan tarif balasan,” katanya.
Trump Umumkan Tarif 10 Persen untuk Semua Impor
Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa ia akan memberlakukan tarif dasar 10 persen untuk semua impor ke AS serta tarif lebih tinggi untuk puluhan negara lainnya, termasuk beberapa mitra dagang terbesar AS. Keputusan ini semakin memperdalam perang dagang yang dimulai sejak ia kembali ke Gedung Putih.
Tarif besar-besaran ini akan membentuk penghalang baru bagi ekonomi konsumen terbesar di dunia, membalikkan kebijakan perdagangan bebas yang telah membentuk tatanan global selama beberapa dekade terakhir.
Mitra dagang AS diperkirakan akan membalas dengan tindakan serupa, yang bisa membuat harga barang mulai dari sepeda hingga anggur melonjak drastis.
Pasar berjangka AS langsung anjlok setelah pengumuman tersebut, menyusul perdagangan yang sudah bergejolak dalam beberapa minggu terakhir karena ketidakpastian tentang dampak tarif terhadap ekonomi global, inflasi, dan laba perusahaan. Saham AS telah kehilangan hampir USD5 triliun dalam nilai pasar sejak Februari.
"Ini adalah deklarasi kemerdekaan kita," kata Trump dalam acara di Rose Garden Gedung Putih.
Trump mengungkapkan bahwa impor dari China akan dikenakan tarif 34 persen, di atas tarif 20 persen yang sudah diberlakukan sebelumnya. Bahkan sekutu dekat AS tidak luput dari kebijakan ini, dengan Uni Eropa menghadapi tarif 20 persen.
Seorang pejabat Gedung Putih, yang berbicara secara anonim, mengatakan bahwa tarif tambahan ini akan mulai berlaku pada 9 April dan akan diterapkan pada sekitar 60 negara. Sementara itu, tarif dasar 10 persen akan mulai berlaku.(*)