KABARBURSA.COM - Bukan cuma perut yang kenyang pasca Idulfitri, tapi juga pasar yang tampaknya bakal kekenyangan sentimen negatif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak fluktuatif cenderung melemah begitu perdagangan dibuka kembali usai libur panjang Idulfitri 2025.
Menurut pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, koreksi IHSG tak bisa dilepaskan dari langkah agresif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang siap menggulirkan tarif dagang baru pada hari ini, 2 April 2025.
“Walaupun banyak pejabat mengatakan IHSG dibuka menguat (pasca Lebaran), tapi saya masih pesimis. Bahwa indeks akan terkoreksi dampak dari impor yang diterapkan,” ujar Ibrahim kepada KabarBursa.com melalui sambungan telepon, Rabu, 2 April 2025.
Trump memang kembali menghunus senjata lama: tarif. Tarif dagang sebesar 25 persen akan dikenakan secara umum, plus tambahan 20 persen untuk barang asal China, dan 25 persen untuk produk dari Kanada dan Meksiko. Ibrahim menilai, dampak dari kebijakan tersebut tak bisa dianggap enteng bagi pasar domestik. Apalagi, posisi Indonesia sebagai mitra dagang utama China membuatnya sangat rentan terkena imbas.
“Pada saat China mengalami satu permasalahan, biasanya akan berdampak terhadap Indonesia,” kata Ibrahim.
Selain soal tarif, ketegangan di Timur Tengah juga menjadi bayang-bayang tambahan. Ultimatum Amerika Serikat terhadap Iran soal program nuklir mereka bisa memperburuk suasana pasar. “Ultimatum ini cukup menarik sebenarnya dan Amerika pun juga sudah mempersiapkan pesawat-pesawat pengebom. Ini yang dipersiapkan adalah untuk melakukan penyerangan terhadap Iran,” ungkapnya.
Memang betul, Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebelum mengibarkan bendera perang ihwal masalah nuklir ini. Dalam wawancara via telepon dengan NBC News, Trump mengancam akan mengebom Iran dan menerapkan tarif sekunder jika Teheran tidak bersedia menyepakati kesepakatan nuklir baru dengan Washington.
Ancaman ini merupakan pernyataan publik pertama Trump sejak Iran menolak negosiasi langsung dengan AS pekan lalu. Meski begitu, Trump mengaku bahwa komunikasi antara pejabat AS dan Iran tetap berlangsung, namun ia enggan menjelaskan lebih lanjut.
“Kalau mereka tidak buat kesepakatan, akan ada pemboman. Pemboman yang belum pernah mereka lihat sebelumnya,” kata Trump, dikutip dari Reuters di Jakarta, Rabu.
Meski dua bom waktu itu—tarif dan Iran—masih menghantui, Ibrahim menilai koreksi IHSG tidak akan terlalu dalam. Ia memperkirakan penurunan IHSG hanya akan berkisar satu hingga tiga persen. Pasar, kata dia, sudah lebih siap setelah sempat terguncang beberapa pekan lalu.
“Biasanya kalau sudah kejadian tidak akan terjadi lagi. Satu sampai tiga persen lah untuk penurunan IHSG,” katanya.
Terpisah, Founder Stocknow.id Hendra Wardana mengatakan prospek IHSG tetap positif memasuki periode pasca Lebaran. Hal ini dikarenakan adanya aliran dana investor yang kembali masuk ke saham-saham berfundamental kuat.
"Sektor perbankan masih akan menjadi motor utama penguatan, didukung oleh ekspektasi pertumbuhan kredit yang solid dan potensi pelonggaran suku bunga di semester kedua tahun ini," jelas dia kepada KabarBursa.com beberapa waktu lalu.
Selain itu, sektor konsumsi juga berpotensi menguat setelah momentum belanja Ramadan dan Lebaran, yang biasanya mendorong kinerja emiten ritel dan barang konsumsi.
Namun, Hendra mengingatkan sejumlah faktor eksternal tetap perlu dicermati, seperti arah kebijakan suku bunga The Fed, pergerakan harga komoditas, serta ketegangan geopolitik global yang dapat memengaruhi volatilitas pasar.
"Oleh karena itu, strategi akumulasi bertahap pada saham-saham berfundamental kuat dengan likuiditas tinggi tetap menjadi pendekatan yang bijak untuk menghadapi dinamika pasar dalam beberapa bulan ke depan," katanya.
Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelumnya mencatat mayoritas data perdagangan saham selama sepekan periode 24 - 27 Maret 2025, ditutup positif.
Sekretaris Perusahaan PT BEI Kautsar Primadi Nurahmad mengungkapkan peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan yaitu sebesar 22,26 persen. "Menjadi Rp18,60 triliun dari Rp15,21 triliun pada pekan sebelumnya," ujar dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis, 27 Maret 2025.
Kautsar menjelaskan, catatan positif juga dialami Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik sebesar 4,03 persen menjadi berada di level 6.510,620 dari 6.258,179 pada pekan lalu. Selain itu, kapitalisasi pasar bursa turut mengalami peningkatan sebesar 2,81 persen menjadi Rp11.126 triliun dari Rp10.822 triliun pada sepekan sebelumnya.
"Sedangkan, rata-rata volume transaksi harian bursa pekan ini mengalami perubahan yaitu sebesar 8,60 persen menjadi 18,77 miliar lembar saham dari 20,53 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya," jelasnya.
Kautsar mengatakan perubahan juga dialami oleh rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa pekan ini, yaitu sebesar 16,16 persen, menjadi 1,02 juta kali transaksi dari 1,21 juta kali transaksi pada pekan lalu. Adapun untuk Investor asing pada Kamis, 27 Maret 2025, mencatatkan nilai beli bersih Rp623,65 miliar.
"Dan sepanjang tahun 2025 ini, investor asing mencatatkan nilai jual bersih Rp29,92 triliun," kata Kautsar.(*)