Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Trump Family Kuasai Proyek Kripto Rp8,9 Triliun

Keluarga Trump jadi pengendali proyek kripto World Liberty dan menguasai 75 persen dana penjualan token. Publik cuma kebagian remah untuk bangun platform.

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 02 April 2025 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Moh. Alpin Pulungan
Trump Family Kuasai Proyek Kripto Rp8,9 Triliun Donald Trump bersama anggota keluarganya dalam sebuah acara resmi. Keluarga Trump kini terlibat aktif dalam proyek kripto World Liberty Financial. Foto: Instagram @realmichaelsolakiewicz.

KABARBURSA.COM - Sejak diluncurkan akhir tahun lalu, proyek kripto bernama World Liberty sempat bikin geger karena ambisinya yang terkesan revolusioner: membuka akses ke layanan keuangan berbasis kripto tanpa perlu perantara seperti bank. Intinya, proyek ini ingin memperluas cakupan dunia keuangan terdesentralisasi alias decentralized finance (DeFi). Tapi, sampai sekarang platform-nya belum nongol juga. Timnya pun terpantau masih kecil.

Meski begitu, World Liberty sempat bikin pengumuman mengejutkan pertengahan Maret lalu. Mereka klaim udah mengumpulkan dana USD550 juta (setara Rp8,96 triliun) dari penjualan token yang disebut sebagai governance token. Menariknya, sebagian besar penjualan itu terjadi setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilu bulan November, setidaknya begitu menurut hitung-hitungan Reuters.

Token yang dikasih simbol $WLFI itu secara teori memberi hak suara buat para pemegangnya—bisa ikut menentukan arah proyek dan memberi sinyal atas rencana pengembangan ke depan. Tapi, token-token itu tak bisa diperjualbelikan. Alias, bukan buat cuan langsung.

Yang bikin makin menarik (dan juga bikin alis terangkat), World Liberty pada Januari lalu mengubah susunan pengendali bisnisnya. Dari yang awalnya dikendalikan oleh dua pendiri awalnya, Zak Folkman dan Chase Herro—keduanya tokoh muda di dunia kripto—posisi itu sekarang beralih ke entitas baru yang dikuasai keluarga Trump. Entitas ini memegang 60 persen kepemilikan.

Ilustrasi: Donald Trump dalam laman resmi World Liberty Financial, proyek kripto yang kini dikuasai keluarganya. Foto: worldlibertyfinancial.com.

Perubahan ini tak diumumkan terang-terangan, tapi bisa dilacak lewat perubahan kecil yang muncul di bagian fine print situs resmi mereka. Belum pernah ada media lain yang mengangkat soal ini sebelumnya.

Dilansir dari Reuters di Jakarta, Rabu, 1 April 2025, keluarga Trump kini punya hak atas 75 persen pendapatan bersih dari penjualan token dan 60 persen dari operasional World Liberty, kalau nanti platform-nya benar-benar berjalan. Dengan skema ini, mereka udah berhak atas sekitar USD400 juta (sekitar Rp6,52 triliun). Sementara para pendiri awal ambil jatah mereka, proyek ini cuma menyisakan 5 persen dari dana USD550 juta itu untuk benar-benar membangun platform-nya.

Kalau dilihat dari praktik lima platform peminjaman DeFi terbesar dan pendapat beberapa akademisi AS, struktur semacam ini dianggap sangat tidak biasa. Terlalu terpusat untuk ukuran proyek DeFi. Bukankah kripto seharusnya desentralisasi?

Dosen di Universitas Georgetown yang rajin nulis soal regulasi DeFi, Jim Angel, bilang, “Sulit bagi saya untuk melihat ada manfaat ekonomi apa pun bagi pemilik token-token ini.”

Profesor keuangan dari Marquette University yang baru saja menerbitkan studi tentang World Liberty, David Krause, juga menilai struktur proyek ini “praktis menyingkirkan investor publik atau pemegang token dari partisipasi finansial yang bermakna.”

Ketika diminta komentar oleh Reuters, juru bicara Gedung Putih melempar pertanyaan ke Trump Organization. Kepala divisi hukum perusahaan dan dua anak lelaki Trump yang menjabat sebagai eksekutif pun belum kasih balasan apa-apa.

Pada Januari, Trump Organization sempat mengumumkan investasi, aset, dan kepentingan bisnis sang presiden bakal ditaruh di bawah kepercayaan yang dikelola anak-anaknya. Trump sendiri tak akan terlibat dalam operasional atau keputusan bisnis harian. Mereka juga menyewa penasihat etika buat menghindari konflik kepentingan yang mungkin muncul.

Sementara itu, dua pendiri awal World Liberty, Folkman dan Herro, juga belum menjawab pertanyaan Reuters. Tapi lewat unggahan di platform X pada 14 Maret, World Liberty bilang proyek mereka adalah “proyek DeFi dengan misi besar untuk membangun dan mendemokratisasi sistem keuangan baru demi kebaikan jutaan orang.”

Dalam sebuah konferensi Februari lalu, Herro sempat bilang kalau proyek ini ditujukan untuk membuka pintu investasi kripto bagi masyarakat biasa—dari guru, dokter gigi, sampai petugas pemadam kebakaran. Sementara itu, Donald Trump Jr., anak sang presiden sekaligus mitra bisnis Herro, mengeluhkan bahwa keluarganya selama ini merasa dijauhi dunia perbankan setelah masa jabatan pertama sang ayah berakhir.

‘Presiden Kripto’ dan Bisnis Keluarga Trump di Ujung Risiko

Investasi keluarga Trump di proyek World Liberty pada dasarnya telah mengikat nasib finansial sang presiden dengan dunia kripto—sektor yang dikenal rawan, belum jelas regulasinya, dan penuh spekulasi.

Trump sendiri belakangan sering menyebut dirinya sebagai presiden kripto. Ia berjanji akan mendorong penggunaan kripto secara luas di Amerika dengan alasan teknologi ini bisa memperbaiki sistem perbankan dan memperkuat dominasi dolar AS di panggung global.

Tapi di balik janji manis soal masa depan finansial yang lebih adil dan terdesentralisasi, keluarga Trump yang selama ini identik dengan gedung pencakar langit dan klub golf, justru mulai membangun pangkalan baru di jagat kripto. Hasilnya—tentu saja, mereka langsung mengeruk ratusan juta dolar.

Salah satu sumber duit itu datang dari meme coin yang dipromosikan oleh Trump. Menurut data dari Chainalysis, proyek itu sudah menghasilkan setidaknya USD349 juta (sekitar Rp5,69 triliun) dalam bentuk fee untuk entitas-entitas yang punya hubungan dengan presiden.

Beberapa diagram batang menunjukkan pangsa pembeli token $TRUMP dan $MELANIA di Solana, menurut aset yang dimiliki, ukuran dan usia dompet.

Dan minat keluarga Trump di kripto belum selesai. Hari Senin lalu, mereka resmi memperdalam keterlibatan lewat perusahaan baru yang dibentuk bareng Eric dan Donald Trump Jr. Perusahaan itu mengambil saham minoritas di American Bitcoin, sebuah produsen bitcoin anyar yang katanya bakal fokus ke pertambangan kripto dan sedang dirancang buat melantai di bursa.

Langkah-langkah ini langsung mengundang kritik. Lawan-lawan politik Trump dan sejumlah pakar etika pemerintahan khawatir soal potensi konflik kepentingan, apalagi jika kelonggaran regulasi ikut menguntungkan bisnis pribadi sang presiden.

“Anda punya orang yang bertanggung jawab atas regulasi, tapi dia juga pelaku utamanya,” kata Ross Delston, mantan regulator perbankan AS yang sering jadi saksi ahli untuk isu anti-pencucian uang di pemerintah. Ia juga memperingatkan soal potensi orang-orang yang membeli token $WLFI demi mendekat ke lingkaran kekuasaan.

Menurut dia, “Itu bisa jadi kendaraan yang sempurna” bagi pemerintah asing atau oligarki untuk menyalurkan uang ke presiden secara halus.

World Liberty sendiri ternyata tidak menarik sembarang investor. Berdasarkan analisis Reuters atas data transaksi yang tersedia publik, hampir 70 persen dana yang terkumpul berasal dari dompet kripto yang menggelontorkan minimal USD100 ribu. Bahkan, lebih dari separuhnya datang dari pembelian di atas USD1 juta.

Memang, pembeli token $WLFI diminta menyertakan identitas mereka ke pihak proyek. Tapi secara publik, identitas para pemilik dompet itu tetap anonim. Reuters cuma berhasil mengidentifikasi sebagian kecil pembeli besar. Beberapa dari mereka bilang mereka yakin pada proyek ini karena percaya kehadiran Trump bakal bikin bisnisnya sukses.(*)