KABARBURSA.COM - PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan pengunduran diri dua petinggi perusahaan, yaitu Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro dan Suparno Djasmin. Bambang Brodjonegoro, yang menjabat sebagai Komisaris Independen, serta Suparno Djasmin, yang menjabat sebagai Direktur, resmi mengajukan pengunduran diri mereka pada 25 Maret 2025.
Informasi ini disampaikan oleh Corporate Secretary ASII, Gita Tiffani Boer, dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 27 Maret 2025.
Bambang Brodjonegoro memutuskan untuk melepas jabatannya di Astra International karena mendapatkan amanah baru sebagai Dean of The Asian Development Bank Institute (ADBI) di Tokyo, Jepang. Dengan posisi strategis tersebut, Bambang akan berperan dalam mengembangkan kebijakan dan riset ekonomi di kawasan Asia.
Keputusan ini menambah daftar pengunduran dirinya dari berbagai jabatan komisaris di perusahaan besar Indonesia, seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) yang berada di bawah Salim Group, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), serta PT Bukalapak.com Tbk (BUKA). Langkah ini mempertegas fokusnya dalam peran baru di tingkat internasional.
Sementara itu, Suparno Djasmin memutuskan mundur dari jabatannya sebagai Direktur Astra karena telah memasuki masa pensiun. Suparno merupakan sosok yang telah mengabdikan dirinya di Grup Astra sejak tahun 1987 dan menempati posisi sebagai Direktur sejak 2014.
Dengan pengalaman panjangnya di perusahaan ini, ia berkontribusi dalam berbagai inisiatif dan strategi bisnis yang memperkuat posisi Astra International di industri otomotif dan berbagai sektor lainnya.
Pengunduran diri dua tokoh penting ini tentu akan membawa perubahan dalam struktur kepemimpinan Astra International. Perusahaan perlu segera menentukan langkah strategis untuk mengisi posisi yang ditinggalkan guna memastikan kesinambungan bisnis serta menjaga pertumbuhan yang telah dicapai.
Sementara itu, publik dan para pemegang saham menantikan siapa sosok yang akan menggantikan peran mereka dalam membawa Astra International ke babak baru dalam perjalanannya sebagai salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia.
Siap Gelar RUPST
PT Astra International Tbk (ASII) telah mengumumkan akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 8 Mei 2025. Para pemegang saham yang berhak hadir dalam rapat ini adalah mereka yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham perseroan pada 15 April 2025 hingga pukul 16:00 WIB.
Hingga saat ini, mata acara yang akan dibahas dalam RUPST belum secara resmi diungkapkan. Namun, berdasarkan agenda tahunan yang biasa dibahas dalam rapat serupa, salah satu poin penting yang kemungkinan besar akan menjadi perhatian adalah persetujuan penggunaan laba bersih.
Salah satu topik utama yang diantisipasi adalah keputusan mengenai dividen final yang akan dibagikan kepada pemegang saham.
Dalam keterangan resmi sebelumnya pada 21 Februari 2025, Astra telah mengindikasikan rencana untuk mengusulkan dividen final sebesar Rp308 per saham dalam RUPST mendatang. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan dividen final yang diberikan pada tahun sebelumnya, yakni Rp421 per saham.
Jika dibandingkan dengan harga saham ASII yang saat ini berada di level Rp4.840, maka dividen final tersebut berpotensi menghasilkan dividend yield sekitar 6,36 persen.
Selain dividen final, Astra juga telah membagikan dividen interim sebesar Rp98 per saham pada Oktober 2024, jumlah yang sama dengan dividen interim tahun sebelumnya. Dengan demikian, total dividen yang diusulkan untuk tahun buku 2024 mencapai Rp406 per saham, lebih rendah dibandingkan dengan total dividen tahun sebelumnya yang sebesar Rp519 per saham.
Rasio pembayaran dividen Astra tahun ini diperkirakan berada di angka 48 persen, yang mencerminkan kembali ke level yang lebih stabil setelah rasio pembayaran yang lebih tinggi dalam dua tahun terakhir.
Kinerja keuangan Astra sepanjang tahun 2024 menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Laba bersih perusahaan, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GOTO dan Hermina, mencapai Rp34,2 triliun, sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar dari investasi tersebut, laba bersih Astra tercatat sebesar Rp34,1 triliun, yang juga mengalami kenaikan meskipun dalam jumlah yang lebih kecil.
Dengan performa keuangan yang relatif stabil dan kebijakan dividen yang kembali ke pola historisnya, keputusan yang akan diambil dalam RUPST Astra mendatang akan menjadi perhatian utama bagi para investor dan pemegang saham.
Kejelasan mengenai strategi perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi serta alokasi laba bersihnya diharapkan dapat memberikan arah yang lebih jelas bagi keberlanjutan pertumbuhan Astra di masa depan.(*)
Artikel ini disediakan untuk tujuan informasi semata dan bukan merupakan ajakan, rekomendasi, atau instruksi untuk membeli atau menjual saham. Segala bentuk analisis dan rekomendasi saham sepenuhnya berasal dari pihak analis atau sekuritas yang bersangkutan. KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keputusan investasi, kerugian, atau keuntungan yang timbul akibat penggunaan informasi dalam artikel ini. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab investor. Investor diharapkan melakukan riset independen dan mempertimbangkan risiko dengan cermat sebelum mengambil keputusan investasi.