KABARBURSA.COM - Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani mengatakan, kondisi global saat ini dipenuhi ketidakpastian. Hal inilah yang bakal dihadapi oleh anak muda Indonesia ke depannya.
Aviliani memaparkan, ketidakpastian telah terjadi sejak 2008 silam. Sejak saat itu ketidakpastian sudah menjadi bagian dari hidup manusia di bumi.
"Jadi kita harus punya manajemen risiko terhadap diri kita sebagai pribadi. Sehingga kita tahu, kalau udah tanda-tanda seperti ini, harus berbuat apa," ujar dia dalam acara Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 15 Maret 2025.
Aviliani menegaskan anak muda Tanah Air harus memiliki inisiatif dalam menghadapi kondisi seperti ini. Salah satu yang harus dilakukan ialah berinvestasi.
Dia menegaskan, investasi cukup direkomendasikan anak muda. Sebab, lanjutnya, generasi sandwich kini sudah mulai menjamur di Indonesia
"Di mana generasi ini harus menunjang orang tua, dia juga harus menunjang anaknya. Kenapa? Karena begitu anaknya bekerja itu masih dapet gaji UMR," ujar dia.
Menurut dia, generasi sandwich muncul dikarenakan kondisi orang tua yang tidak memiliki tabungan hingga investasi. Oleh karenanya, ia menganjurkan anak muda tanah berinvestasi demi masa depan yang cerah.
"Karena kalau dilihat dari survei, anak muda sekarang itu lebih banyak cenderung konsumtif dibandingkan memikirkan masa depan," katanya.
Meski begitu, dia tidak memungkiri jika sudah banyak juga anak muda yang melek akan investasi sajak dini. "Nah ini yang harus dicontoh. Kenapa? Karena kita bicara masa depan. Setelah kita pensiun, kita punya uang berapa sih? Kalau cuma pesangon saja nggak akan mungkin cukup untuk biaya hidup," pungkasnya.
Kepastian Hukum bagi Investor
Di samping itu, Avi, sapaan akrabnya, mengatakan, anak muda masih akan bersaing dengan investor asing. Namun, saat ini penanam modal dari luar negeri itu tengah mempertimbangkan faktor kepastian hukum.
"Investor itu lebih melihat kepastian hukum, bukan hanya soal isu korupsi. Selama mereka tidak terlibat dalam praktik tersebut, korupsi bukan jadi faktor utama yang menghambat investasi," ujar Aviliani dalam acara Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu, 15 Maret 2025.
Perempuan yang akrab disapa Avi ini menilai pergantian rezim yang sering kali diikuti oleh perubahan kebijakan menjadi tantangan besar bagi investor. Kondisi ini membuat mereka enggan untuk menanamkan modal dalam jangka panjang karena ketidakpastian regulasi.
Avi mengatakan ketidakstabilan kebijakan membuat investor berpikir dua kali sebelum berinvestasi. Mereka khawatir modal yang sudah ditanam belum sempat kembali, tetapi aturan baru justru diterapkan yang dapat mengubah perhitungan bisnis mereka. Situasi ini, katanya, menjadi alasan utama mengapa investor asing lebih memilih bersikap menunggu dan melihat sebelum mengambil keputusan investasi.
Selain kepastian hukum, Avi juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara menarik investor baru dan mempertahankan investor yang sudah ada.
"Jangan hanya fokus mendatangkan investor baru, tapi abaikan yang sudah berinvestasi lebih dulu. Jika mereka rugi akibat kebijakan baru, investor lain pasti melihat itu sebagai sinyal buruk," katanya.
Avi menilai pemerintah perlu merancang kebijakan yang lebih stabil agar investor tidak merasa usahanya terancam dalam jangka panjang.
"Kalau kita ingin investasi asing terus masuk, yang harus dibangun adalah rasa percaya. Pemerintah harus menjamin bahwa aturan tidak berubah secara drastis dan investasi mereka tetap aman," katanya.
Tentang Nyantri Saham
Acara Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 15 Maret 2025, menjadi wadah bagi para ekonom, investor, dan pelaku pasar modal untuk membahas lanskap investasi di Indonesia. Selain membahas kepastian hukum sebagai faktor krusial bagi investor asing, diskusi juga menyoroti bagaimana anak muda dapat memanfaatkan peluang investasi di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Diselenggarakan oleh Kabar Bursa bekerja sama dengan Nasaruddin Umar Office (NUO) dan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI), acara ini menghadirkan para ahli dan praktisi investasi untuk berbagi wawasan mengenai strategi investasi yang cerdas dan beretika.
Rangkaian acara dibuka dengan sambutan dari Founder & CEO Kabar Bursa, Upi Asmaradhana, yang menekankan pentingnya literasi keuangan dan investasi bagi generasi muda, khususnya dalam konteks saham syariah. Sesi selanjutnya dilanjutkan dengan keynote speech oleh Ketua Dewan Pers Ninik Rahayunyang menyoroti peran media dalam mengedukasi publik tentang investasi dan pasar modal.
Sesi panel pertama acara Nyantri Saham mengangkat tema Investasi Syariah: Jalan Cerdas Menuju Kemakmuran Umat, yang dipandu oleh Direktur Digital KabarBursa.com Slamet Wiryawan dengan narasumber Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia (BEI), Irwan Abdalloh. Diskusi ini membahas perkembangan saham syariah di Indonesia serta bagaimana sistem investasi berbasis syariah dapat menjadi solusi keuangan yang lebih inklusif.
Pada sesi panel diskusi kedua, Ekonom Senior INDEF Aviliani dan Konsultan dan Investor Pasar Modal Global Muhammad Asmi berbagi wawasan seputar kiat sukses menjadi investor sejak muda dan Menjadi Investor Sukses di Pasar Modal Global. Diskusi ini mengupas berbagai aspek investasi, khususnya bagaimana anak muda dapat membangun kestabilan keuangan di tengah tantangan ekonomi saat ini. Sesi ini juga membahas strategi sukses berinvestasi di pasar modal global. Melalui diskusi ini, peserta diajak memahami bagaimana membangun portofolio investasi yang lebih luas dengan mengakses instrumen keuangan di luar negeri.
Selain membahas strategi investasi, acara ini juga menjadi momentum peluncuran Serambimuslim.com, platform yang menghubungkan edukasi keuangan syariah dengan komunitas muslim di Indonesia dan merupakan bagian dari Kabar Grup Indonesia. Peluncuran ini dilakukan bersamaan dengan sesi diskusi bersama Sandiaga Uno, yang berbicara mengenai pentingnya membangun ekosistem investasi yang sehat dan inklusif bagi masyarakat luas.
Acara Nyantri Saham ini disponsori oleh berbagai pihak, antara lain Telkom Indonesia, PT AlamTri Resources Indonesia Tbk (ADRO), dan Pupuk Indonesia, yang berkomitmen untuk meningkatkan literasi investasi di kalangan anak muda dan mendukung pertumbuhan investor ritel di Indonesia. (*)