Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Kepastian Hukum, Kunci Investor Asing Masuk ke Indonesia

Kepastian hukum menjadi faktor utama bagi investor asing. Dalam Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa, Aviliani membahas tantangan regulasi dan stabilitas kebijakan ekonomi di Indonesia.

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 15 March 2025 | Penulis: Dian Finka | Editor: Moh. Alpin Pulungan
Kepastian Hukum, Kunci Investor Asing Masuk ke Indonesia Ekonom senior INDEF, Dr. Aviliani (tengah), memaparkan pandangannya dalam sesi diskusi Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa yang berlangsung di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu, 15 Maret 2025. Diskusi ini juga menghadirkan konsultan dan investor pasar modal global Muhammad Asmi (kiri). Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

KABARBURSA.COM – Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Aviliani, menegaskan kepastian hukum merupakan faktor utama yang dipertimbangkan investor asing sebelum menanamkan modalnya di Indonesia.  

"Investor itu lebih melihat kepastian hukum, bukan hanya soal isu korupsi. Selama mereka tidak terlibat dalam praktik tersebut, korupsi bukan jadi faktor utama yang menghambat investasi," ujar Aviliani dalam acara Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu, 15 Maret 2025.

Perempuan yang akrab disapa Avi ini menilai pergantian rezim yang sering kali diikuti oleh perubahan kebijakan menjadi tantangan besar bagi investor. Kondisi ini membuat mereka enggan untuk menanamkan modal dalam jangka panjang karena ketidakpastian regulasi.

Avi mengatakan ketidakstabilan kebijakan membuat investor berpikir dua kali sebelum berinvestasi. Mereka khawatir modal yang sudah ditanam belum sempat kembali, tetapi aturan baru justru diterapkan yang dapat mengubah perhitungan bisnis mereka. Situasi ini, katanya, menjadi alasan utama mengapa investor asing lebih memilih bersikap menunggu dan melihat sebelum mengambil keputusan investasi.

Selain kepastian hukum, Avi juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan antara menarik investor baru dan mempertahankan investor yang sudah ada.  

"Jangan hanya fokus mendatangkan investor baru, tapi abaikan yang sudah berinvestasi lebih dulu. Jika mereka rugi akibat kebijakan baru, investor lain pasti melihat itu sebagai sinyal buruk," katanya.  

Avi menilai pemerintah perlu merancang kebijakan yang lebih stabil agar investor tidak merasa usahanya terancam dalam jangka panjang.  

"Kalau kita ingin investasi asing terus masuk, yang harus dibangun adalah rasa percaya. Pemerintah harus menjamin bahwa aturan tidak berubah secara drastis dan investasi mereka tetap aman," katanya.

Tentang Nyantri Saham

Investor yang juga mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, memberikan pemaparan dalam acara Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu, 15 Maret 2025. Foto: KabarBursa/Abbas Sandji.

Acara Nyantri Saham Bareng Kabar Bursa yang digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, pada Sabtu, 15 Maret 2025, menjadi wadah bagi para ekonom, investor, dan pelaku pasar modal untuk membahas lanskap investasi di Indonesia. Selain membahas kepastian hukum sebagai faktor krusial bagi investor asing, diskusi juga menyoroti bagaimana anak muda dapat memanfaatkan peluang investasi di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Diselenggarakan oleh Kabar Bursa bekerja sama dengan Nasaruddin Umar Office (NUO) dan Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI), acara ini menghadirkan para ahli dan praktisi investasi untuk berbagi wawasan mengenai strategi investasi yang cerdas dan beretika.

Rangkaian acara dibuka dengan sambutan dari Founder & CEO Kabar Bursa, Upi Asmaradhana, yang menekankan pentingnya literasi keuangan dan investasi bagi generasi muda, khususnya dalam konteks saham syariah. Sesi selanjutnya dilanjutkan dengan keynote speech oleh Ketua Dewan Pers Ninik Rahayunyang menyoroti peran media dalam mengedukasi publik tentang investasi dan pasar modal.

Sesi panel pertama acara Nyantri Saham mengangkat tema Investasi Syariah: Jalan Cerdas Menuju Kemakmuran Umat yang dipandu oleh Direktur Digital KabarBursa.com Slamet Wiryawan dengan narasumber Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia (BEI), Irwan Abdalloh. Diskusi ini membahas perkembangan saham syariah di Indonesia serta bagaimana sistem investasi berbasis syariah dapat menjadi solusi keuangan yang lebih inklusif.

Pada sesi panel diskusi kedua, Ekonom Senior INDEF Aviliani dan Konsultan dan Investor Pasar Modal Global Muhammad Asmi berbagi wawasan seputar Kiat Sukses Menjadi Investor Sejak Muda dan Menjadi Investor Sukses di Pasar Modal Global. Diskusi ini mengupas berbagai aspek investasi, khususnya bagaimana anak muda dapat membangun kestabilan keuangan di tengah tantangan ekonomi saat ini. Sesi ini juga membahas strategi sukses berinvestasi di pasar modal global. Melalui diskusi ini, peserta diajak memahami bagaimana membangun portofolio investasi yang lebih luas dengan mengakses instrumen keuangan di luar negeri.

Selain membahas strategi investasi, acara ini juga menjadi momentum peluncuran Serambimuslim.com, platform yang menghubungkan edukasi keuangan syariah dengan komunitas muslim di Indonesia dan merupakan bagian dari Kabar Grup Indonesia. Peluncuran ini dilakukan bersamaan dengan sesi diskusi bersama Sandiaga Uno, yang berbicara mengenai pentingnya membangun ekosistem investasi yang sehat dan inklusif bagi masyarakat luas.

Acara Nyantri Saham ini disponsori oleh berbagai pihak, antara lain Telkom Indonesia, PT AlamTri Resources Indonesia Tbk (ADRO), dan Pupuk Indonesia, yang berkomitmen untuk meningkatkan literasi investasi di kalangan anak muda dan mendukung pertumbuhan investor ritel di Indonesia.(*)