Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

BI Sepakati Kerjasama dengan Bank Sentral Vietnam

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 11 March 2025 | Penulis: Deden Muhammad Rojani | Editor: Yunila Wati
BI Sepakati Kerjasama dengan Bank Sentral Vietnam State Bank of Vietnam (SBV) akan bergabung dalam RPC. Foto: Dok Bank Indonesia

KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) dan State Bank of Vietnam (SBV) resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk memperkuat kerja sama di bidang kebanksentralan. Kesepakatan ini ditandatangani oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dan Gubernur SBV Nguyen Thi Hong, pada 7 Maret 2025, dengan masa berlaku lima tahun ke depan.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso, menegaskan bahwa kesepakatan ini merupakan bagian dari hasil pertemuan antara Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Sekretaris Jenderal Republik Sosialis Vietnam To Lam pada 10 Maret 2025.

“Nota Kesepahaman ini mencerminkan komitmen bersama dalam memperkuat kolaborasi di berbagai bidang strategis kebanksentralan, mulai dari kebijakan moneter, makroprudensial, stabilitas keuangan, hingga inovasi digital,” kata Ramdan dalam keterangan resminya kepada Kabarbursa.com, Selasa, 11 Maret 2025.

Kerja sama ini akan diwujudkan dalam bentuk dialog kebijakan mengenai isu strategis, pertukaran pengalaman dan studi bersama, pengembangan kapasitas, serta pertukaran data dan informasi.

Gubernur Perry menekankan bahwa MoU ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat hubungan bilateral antara kedua bank sentral.

“Kemitraan yang semakin solid ini akan memberikan manfaat bagi kedua negara, terutama dalam menjaga stabilitas keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Perry.

Sementara itu, Gubernur Nguyen Thi Hong menyatakan bahwa kesepakatan ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dan sistem keuangan antara Indonesia dan Vietnam.

“Kolaborasi ini akan mempercepat integrasi sistem keuangan dan meningkatkan peran strategis kedua bank sentral dalam menjaga stabilitas ekonomi di kawasan,” katanya.

Vietnam Bergabung dalam Konektivitas Pembayaran ASEAN

Sebelumnya, SBV mengumumkan partisipasinya dalam Kerja Sama Konektivitas Pembayaran ASEAN yang sebelumnya telah dijalin oleh BI, Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT).

SBV menandatangani amandemen Nota Kesepahaman tersebut dalam Pertemuan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN ke-10. Bergabungnya Vietnam dalam inisiatif tersebut merupakan upaya memperkuat sistem pembayaran lintas negara di ASEAN.

Langkah ini merupakan tindak lanjut dari mandat Pertemuan Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan ASEAN ke-9, serta menjadi bagian dari prioritas Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023.

Konektivitas pembayaran antarnegara ini bertujuan untuk menciptakan sistem pembayaran yang lebih cepat, lebih murah, lebih transparan, dan lebih inklusif. MoU ini juga akan memayungi berbagai bentuk kerja sama, termasuk konektivitas QR Code dan fast payment antar negara, sehingga transaksi menjadi lebih mudah dan terjangkau.

Deputi Gubernur SBV Pham Thanh Ha, yang mewakili Gubernur SBV dalam seremoni penandatanganan, menegaskan bahwa keikutsertaan Vietnam dalam kerja sama ini akan memperkuat integrasi ekonomi di kawasan ASEAN.

“Kami berharap koordinasi yang erat antara semua pihak dapat mempercepat pengembangan sistem pembayaran lintas negara yang lebih efisien dan memberikan manfaat bagi sektor pariwisata, perdagangan, serta UMKM,” ujarnya.

Dengan bergabungnya Vietnam dalam inisiatif ini, jumlah partisipan dalam kerja sama konektivitas sistem pembayaran ASEAN kini bertambah menjadi enam negara. Langkah ini diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi serta memperluas akses pasar bagi pelaku usaha di kawasan.

70 Tahun Hubungan Diplomatik RI-Vietnam

Penandatanganan MoU antara Gubernur BI dan Gubernur SBV ini sebagai bagian dari hasil pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto, dengan Sekretaris Jenderal Republik Sosialis Vietnam To Lam, yang berlangsung pada 10 Maret 2025. Kesepakatan ini juga memiliki makna khusus karena bertepatan dengan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Vietnam.

Nota Kesepahaman ini mencerminkan komitmen bersama antara kedua bank sentral untuk memperkuat kerja sama dalam berbagai aspek kebijakan moneter, makroprudensial, serta stabilitas keuangan. Selain itu, MoU ini juga mencakup penguatan sistem pembayaran dan setelmen, serta mendorong inovasi digital dalam sektor keuangan. 

Dengan adanya perjanjian ini, diharapkan akan terbentuk kerangka kerja sama yang lebih terstruktur dan strategis bagi kedua bank sentral dalam menghadapi tantangan ekonomi global maupun regional.

Implementasi dari kerja sama ini akan diwujudkan melalui berbagai bentuk kegiatan, seperti dialog kebijakan mengenai isu-isu strategis, pertukaran pengalaman dan pengetahuan dalam bidang kebanksentralan, serta pelaksanaan studi dan penelitian bersama. 

Selain itu, pengembangan kapasitas sumber daya manusia dan pertukaran data serta informasi juga menjadi bagian dari agenda yang akan dijalankan oleh kedua belah pihak. Melalui kerja sama ini, diharapkan BI dan SBV dapat saling mendukung dalam memperkuat kebijakan yang dapat menjaga stabilitas ekonomi dan keuangan di masing-masing negara.

Gubernur BI Perry Warjiyo, menekankan bahwa MoU ini merupakan tonggak penting dalam hubungan antara BI dan SBV yang telah terjalin sebelumnya. Menurutnya, kerja sama yang semakin solid ini akan memberikan manfaat bagi kedua negara dan berkontribusi terhadap stabilitas serta pertumbuhan ekonomi nasional. 

Selain itu, Perry juga menegaskan bahwa peningkatan hubungan bilateral ini merupakan bagian dari strategi Indonesia dalam memperkuat kerja sama regional di bidang keuangan.

Di sisi lain, Gubernur SBV, Nguyen Thi Hong, menyampaikan bahwa MoU ini adalah langkah signifikan dalam mempererat kolaborasi keuangan antara Indonesia dan Vietnam. Ia menekankan bahwa kerja sama ini menegaskan peran strategis kedua bank sentral dalam menjaga ketahanan sektor keuangan dan ekonomi, khususnya di tengah dinamika perekonomian global yang semakin kompleks. 

Nguyen juga menyatakan keyakinannya bahwa kerja sama ini akan memperkuat stabilitas sistem keuangan di kawasan Asia Tenggara dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan.

Dengan adanya komitmen kuat dari kedua bank sentral, kerja sama ini diharapkan dapat menghasilkan dampak positif bagi sistem keuangan dan perekonomian kedua negara. 

Selain meningkatkan koordinasi dalam kebijakan moneter dan makroprudensial, kerja sama ini juga berpotensi membuka peluang bagi penguatan inovasi keuangan digital dan pengembangan ekosistem pembayaran lintas negara yang lebih efisien dan aman. 

Seiring dengan terus berkembangnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Vietnam, MoU ini menjadi simbol dari upaya bersama untuk mencapai stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di kawasan.(*)