Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Bursa Asia Menguat di Tengah Ketegangan Perdagangan Global

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 06 March 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Yunila Wati
Bursa Asia Menguat di Tengah Ketegangan Perdagangan Global Ilustrasi Bursa Asia.

KABARBURSA.COM - Pasar saham Asia mencatat pergerakan positif pada perdagangan Rabu, 5 Maret 2025, dengan mayoritas indeks utama menguat meskipun ketegangan perdagangan global terus meningkat. Sementara itu, dolar AS melemah ke level terendah dalam tiga bulan terakhir akibat kekhawatiran mengenai kebijakan tarif yang semakin memanas antara Amerika Serikat, Kanada, dan China.

Di China, Kongres Rakyat Nasional (NPC) memulai sesi tahunannya dengan keputusan mempertahankan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5% untuk tahun 2025. Pemerintah Beijing juga meningkatkan anggaran fiskal untuk menghadapi dampak dari kenaikan tarif impor AS, menaikkan target defisit anggaran menjadi sekitar 4 persen dari produk domestik bruto (PDB), naik dari 3 persen pada tahun sebelumnya. Langkah ini dipandang sebagai strategi untuk menjaga stabilitas ekonomi dalam menghadapi tekanan eksternal.

Charu Chanana, kepala strategi investasi di Saxo, menilai bahwa langkah fiskal China sesuai dengan ekspektasi pasar. Menurutnya, Beijing tampaknya memilih untuk tidak langsung mengeluarkan terlalu banyak stimulus, kemungkinan sebagai strategi untuk menyimpan cadangan fiskal menghadapi tantangan ekonomi global di masa mendatang.

Ketegangan perdagangan semakin meningkat setelah kebijakan tarif baru dari Presiden AS Donald Trump mulai berlaku pada Selasa, 4 Maret 2025. Tarif ini mencakup bea masuk sebesar 25 persen atas impor dari Meksiko dan Kanada serta kenaikan tarif menjadi 20 persen atas berbagai produk dari Tiongkok. 

Sebagai respons, China dan Kanada telah mengumumkan tindakan balasan, sementara Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum juga berjanji akan mengambil langkah serupa, meskipun belum memberikan rincian lebih lanjut.

Meski diwarnai oleh dinamika geopolitik yang menantang, mayoritas bursa saham Asia tetap mencatatkan penguatan. Indeks Nikkei225 di Jepang naik 0,23 persen ke level 37.418, sementara Topix menguat 0,30 persen ke 2.718. 

Di China, Shanghai Composite naik 0,53 persen ke 3.341 dan Shenzhen Component menguat 0,28 persen ke 10.709. Indeks Hang Seng di Hong Kong menjadi salah satu yang mencatat kenaikan signifikan, melonjak 2,84 persen ke 23.594. 

Korea Selatan dan Taiwan juga mengalami penguatan dengan Kospi naik 1,15 persen ke 2.558 dan Taiex bertambah 1,22 persen ke 22.871. Namun, di Australia, ASX200 justru mengalami penurunan 0,69.persen ke 8.141.

Di pasar mata uang, pergerakan dolar AS menunjukkan tren beragam terhadap mata uang utama Asia. Yen Jepang melemah tipis dengan USD/JPY naik ke 149,52, sementara dolar Singapura (USD/SGD) dan dolar Australia (AUD/USD) menguat masing-masing ke 1,3359 dan 0,6273. 

Mata uang Asia lainnya, termasuk rupiah Indonesia (USD/IDR), rupee India (USD/INR), dan yuan Tiongkok (USD/CNY), mengalami fluktuasi dengan kecenderungan melemah terhadap dolar AS.

Dengan perkembangan ini, investor terus mencermati kebijakan ekonomi dari negara-negara besar, khususnya Tiongkok dan Amerika Serikat, untuk melihat bagaimana dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi kawasan Asia. Keputusan Beijing untuk meningkatkan anggaran fiskal dan mempertahankan target pertumbuhan 5 persen menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas pasar. 

Namun, dengan eskalasi ketegangan perdagangan yang terus berlanjut, volatilitas di pasar keuangan Asia masih berpotensi meningkat dalam beberapa waktu ke depan.

IHSG Melonjak 2,37 Persen, Sektor Teknologi Pimpin Penguatan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan kemarin dengan penguatan signifikan, naik 150 poin atau 2,37 persen ke level 6.531. Optimisme pasar terlihat dari meningkatnya nilai transaksi yang mencapai Rp13,33 triliun, dengan volume perdagangan mencapai 217,04 juta lot saham yang berpindah tangan.

Sektor teknologi menjadi motor utama penguatan IHSG, mencatat lonjakan tertinggi sebesar 5,94 persen. Sebagian besar sektor saham lainnya turut mengalami kenaikan, menandakan sentimen positif yang melanda pasar modal Indonesia. Namun, sektor kesehatan justru mengalami tekanan dan menjadi satu-satunya sektor yang terkoreksi tipis 0,15 persen.

Di jajaran saham unggulan, beberapa emiten dalam indeks LQ45 mencatat kenaikan signifikan. Saham Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), Amman Mineral Internasional (AMMN), dan United Tractors (UNTR) menjadi top gainers yang mendukung pergerakan indeks. Sementara itu, saham Merdeka Battery Materials (MBMA), Kalbe Farma (KLBF), dan Indofood CBP (ICBP) justru mengalami pelemahan dan masuk dalam daftar top losers.

Penguatan IHSG sejalan dengan sentimen global yang cenderung positif serta ekspektasi investor terhadap kondisi ekonomi domestik yang stabil. Arus dana asing yang kembali masuk ke pasar saham juga menjadi salah satu faktor pendorong pergerakan indeks. Dengan tren yang masih positif, para pelaku pasar kini mencermati perkembangan lebih lanjut untuk menentukan strategi investasi ke depan.

Saham Eropa Menguat, Optimisme Pasar Meningkat

Pasar saham Eropa juga mencatat penguatan, seiring meningkatnya optimisme investor terhadap kemungkinan pelonggaran tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap Kanada dan Meksiko. Sentimen positif ini muncul setelah kekhawatiran pasar global terkait dampak tarif sempat menekan ekuitas pada hari sebelumnya.

Indeks acuan regional, Stoxx 600, langsung melonjak 1,05 persen tak lama setelah sesi perdagangan dibuka, mencerminkan kepercayaan investor yang kembali menguat. Saham-saham di Jerman memimpin reli dengan indeks DAX naik 2,11 persen ke level 22.797, didorong oleh harapan terhadap reformasi sistem rem utang Jerman yang selama ini dianggap membatasi fleksibilitas fiskal negara tersebut.

Sementara itu, indeks saham Inggris juga turut menguat, dengan FTSE 100 naik 0,31 persen ke 8.786, mencerminkan keyakinan pasar terhadap stabilitas ekonomi Inggris di tengah dinamika kebijakan perdagangan global. Di Prancis, indeks CAC 40 mengalami kenaikan 1,42 persen ke 8.162, didukung oleh kinerja positif sektor industri dan teknologi yang terus menarik minat investor.

Optimisme ini menunjukkan bahwa meskipun ketidakpastian masih membayangi ekonomi global, pasar tetap menemukan katalis positif yang mendorong pemulihan. Para pelaku pasar kini mencermati perkembangan kebijakan perdagangan AS dan langkah-langkah ekonomi di Eropa, yang berpotensi menentukan arah pergerakan pasar dalam beberapa waktu ke depan.(*)