KABARBURSA.COM - Pasar saham Wall Street mengakhiri sesi perdagangan dengan reli kuat pada Rabu waktu setempat atau Kamis dinihari WIB, 6 Maret 2025. Setelah sesi yang cukup bergejolak, investor menyambut baik kemungkinan meredanya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra dagang utama seperti Kanada dan Meksiko.
Dow Jones Industrial Average melonjak 485,60 poin atau 1,14 persen ke level 43.006,59, sementara S&P 500 naik 64,48 poin atau 1,12 persen menjadi 5.842,63. Nasdaq Composite bahkan mencatat kenaikan lebih besar, menguat 267,57 poin atau 1,46 persen ke 18.552,73.
Optimisme di pasar mulai meningkat setelah muncul laporan bahwa Presiden Donald Trump mempertimbangkan untuk menunda pengenaan tarif otomotif terhadap Kanada dan Meksiko selama satu bulan. Kenaikan semakin solid ketika Gedung Putih mengonfirmasi bahwa Trump secara resmi setuju untuk menunda tarif pada beberapa kendaraan.
Keputusan ini langsung memberikan sentimen positif bagi pelaku pasar yang sebelumnya cemas terhadap dampak kebijakan perdagangan yang agresif terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebelumnya, indeks saham sempat bergerak negatif karena investor bereaksi terhadap data ekonomi yang bervariasi. Namun, kabar tentang kemungkinan penundaan tarif berhasil membalikkan keadaan dan membawa indeks utama ke zona hijau.
"Kita berada dalam roller coaster tarif," ujar Wasif Latif, Chief Investment Officer Sarmaya Partners.
Menurutnya, sentimen pasar saat ini lebih didorong oleh kebijakan perdagangan dibandingkan faktor ekonomi makro lainnya, seperti kebijakan Federal Reserve atau data ekonomi terbaru.
Sektor-sektor yang paling diuntungkan dalam reli kali ini adalah material, industri, consumer discretionary, dan jasa komunikasi, yang semuanya menjadi pendorong utama kenaikan indeks S&P 500. Sebaliknya, sektor energi dan utilitas mengalami pelemahan.
Di sisi lain, data ekonomi AS memberikan gambaran yang beragam. Laporan dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan adanya peningkatan tak terduga dalam pertumbuhan sektor jasa pada Februari. Namun, kenaikan harga input yang terjadi menahan optimisme pasar karena dapat memperkuat tekanan inflasi.
Selain itu, data ADP menunjukkan bahwa pertumbuhan penggajian sektor swasta mengalami perlambatan dan mencatat laju paling lambat dalam tujuh bulan terakhir. Investor kini menanti laporan penggajian non-pertanian (non-farm payroll) yang akan dirilis pada Jumat mendatang untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai kondisi pasar tenaga kerja AS.
Kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan Trump masih menjadi faktor utama yang mempengaruhi pasar. Investor khawatir bahwa kebijakan tarif dapat meningkatkan inflasi, memperlambat pertumbuhan ekonomi, dan menekan laba perusahaan.
"Tren reli jangka panjang yang kita alami sejak titik terendah pandemi tampaknya telah berakhir," kata Bill Strazzullo, Chief Market Strategist Bell Curve Trading.
Ia menambahkan bahwa kebijakan Trump, baik terkait tarif, deportasi, maupun perpanjangan pemotongan pajak 2017, semuanya memiliki potensi untuk memberikan dampak negatif terhadap ekonomi AS.
Saham-saham di sektor otomotif mencatat lonjakan signifikan. Ford melonjak 5,8 persen, General Motors naik 7,2 persen, dan Tesla menguat 2,6 persen. Namun, saham produsen chip Intel justru anjlok 2,4 persen setelah Trump menyatakan bahwa anggota parlemen seharusnya menghapus undang-undang yang memberikan subsidi bagi industri semikonduktor.
Saham perusahaan keamanan siber CrowdStrike juga mengalami tekanan, turun 6,3 persen setelah mengeluarkan proyeksi pendapatan kuartal pertama yang sedikit di bawah ekspektasi pasar.
Di sisi lain, saham Huntington Ingalls meroket 12,3 persen setelah Trump mengumumkan rencana untuk membentuk kantor pembuatan kapal di Gedung Putih serta menawarkan insentif pajak bagi sektor ini.
Secara keseluruhan, jumlah saham yang mengalami kenaikan lebih banyak dibandingkan yang turun di Bursa Efek New York dengan rasio 1,99:1. Tercatat 93 saham mencetak harga tertinggi baru, sementara 146 saham menyentuh level terendah baru. Indeks S&P 500 mencatatkan tiga titik tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir, sementara Nasdaq Composite mencetak 42 titik tertinggi baru dan 163 titik terendah baru.
Volume perdagangan di Wall Street pada sesi ini mencapai 15,50 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 20 hari terakhir yang berada di angka 15,97 miliar saham. Pergerakan pasar yang kuat menunjukkan bahwa meskipun ada kekhawatiran terhadap kebijakan perdagangan, investor tetap optimis bahwa langkah-langkah tertentu dari pemerintah dapat memberikan ruang bagi stabilitas ekonomi dan pertumbuhan pasar keuangan dalam jangka pendek.
Saham-Saham Unggulan dan Terpuruk di Wall Street
Wall Street mencatat pergerakan yang dinamis dalam perdagangan terbaru, dengan sejumlah saham mencetak lonjakan tajam sementara lainnya mengalami tekanan jual signifikan. Di indeks Dow Jones, Caterpillar mencatatkan kinerja terbaik dengan kenaikan 3,59 persen, diikuti oleh Microsoft yang menguat 3,19 persen, serta Boeing yang naik 2,71 persen.
Pergerakan positif ini mencerminkan optimisme investor terhadap prospek industri manufaktur dan teknologi, meskipun di sisi lain, beberapa saham masih mengalami pelemahan. Chevron melemah 0,81 persen, IBM turun 0,75 persen, dan Coca-Cola sedikit terkoreksi 0,19 persen.
Di S&P 500, Moderna menjadi bintang dengan lonjakan harga saham mencapai 15,94 persen, didorong oleh ekspektasi positif terhadap inovasi di sektor farmasi. Celanese juga mencatatkan kenaikan impresif sebesar 12,70 persen, sementara Huntington Ingalls Industries melesat 12,43 persen, didukung oleh kebijakan pemerintah yang mendorong industri pertahanan dan pembuatan kapal.
Sebaliknya, CrowdStrike Holdings mengalami tekanan jual cukup besar dengan pelemahan 6,34 persen, sementara saham-saham di sektor energi seperti Marathon Petroleum dan Valero Energy masing-masing turun 5,28.persen dan 4,60 persen.
Nasdaq, yang sering kali menjadi cerminan sektor teknologi dan inovasi, menunjukkan volatilitas yang luar biasa. Visionary Education Technology mencatat lonjakan spektakuler sebesar 184,23npersen, sementara Chimerix melesat 70,56 persen, dan ARB IOT menguat 60,88 persen.
Namun, di sisi lain, beberapa saham mencatatkan penurunan drastis. Cutera mengalami koreksi tajam sebesar 63,26 persen, diikuti oleh Li Bang International yang anjlok 31,50 persen, serta Starbox Holdings yang terperosok 30,62 persen.
Pergerakan pasar ini menunjukkan bahwa sentimen investor masih dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kebijakan ekonomi, prospek industri tertentu, serta volatilitas yang terus berlanjut di sektor-sektor berisiko tinggi. Dengan dinamika yang terjadi, pelaku pasar terus mencermati peluang investasi sekaligus mengantisipasi potensi tekanan di tengah kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian.(*)