Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Harga Minyak Tertekan, Ketidakpastian OPEC+ Bayangi Pasar

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 06 March 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Yunila Wati
Harga Minyak Tertekan, Ketidakpastian OPEC+ Bayangi Pasar Foto Ilustrasi.

KABARBURSA.COM - Harga minyak mentah global terus melemah dalam empat sesi berturut-turut. Pelemahan disebabkan tekanan kenaikan stok minyak mentah Amerika Serikat yang melebihi ekspektasi serta ketidakpastian kebijakan OPEC+ dalam menambah pasokan. 

Sentimen pasar juga diperburuk oleh kebijakan tarif yang diterapkan Amerika terhadap Kanada, China, dan Meksiko. Hal ini berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menurunkan permintaan energi.

Minyak mentah Brent, yang menjadi patokan internasional, ditutup melemah USD1,74 atau 2,45.persen ke level USD69,30 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) turun lebih dalam, kehilangan USD1,95 atau 2,86 persen menjadi USD66,31 per barel. 

Kedua harga acuan ini sempat menyentuh titik terendah multi-tahun sebelum mengalami sedikit pemulihan setelah pernyataan dari Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick yang menyebutkan adanya kemungkinan keringanan tarif bagi industri tertentu.

Kenaikan stok minyak mentah AS menjadi faktor utama yang menekan harga. Data dari Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah naik 3,6 juta barel menjadi 433,8 juta barel dalam seminggu terakhir. 

Angka ini jauh lebih besar dari perkiraan analis yang hanya memperkirakan kenaikan sekitar 341.000 barel. Pasar bereaksi negatif terhadap laporan ini, dengan harga minyak Brent langsung merosot lebih dari USD2 setelah data dirilis.

Di sisi lain, kebijakan tarif AS terhadap mitra dagangnya juga menambah ketidakpastian. Tarif sebesar 25 persen yang diterapkan pada impor dari Kanada dan Meksiko, serta penggandaan bea masuk untuk barang-barang China hingga 20 persen, memicu respons cepat dari ketiga negara tersebut. 

Kanada dan China langsung mengumumkan langkah balasan, sementara Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum juga menyatakan akan memberikan respons tanpa merinci tindakan yang akan diambil. Ketegangan perdagangan ini memicu kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global yang dapat berdampak pada permintaan minyak.

OPEC+ juga menjadi faktor yang diawasi oleh investor setelah aliansi negara-negara penghasil minyak ini memutuskan untuk menaikkan produksi mulai April mendatang. Kenaikan sebesar 138.000 barel per hari ini merupakan peningkatan pertama sejak 2022 dan menjadi langkah awal dalam rencana bertahap untuk mengakhiri pemangkasan produksi yang sebelumnya mencapai hampir 6 juta barel per hari. 

Meskipun demikian, OPEC+ menegaskan bahwa penambahan pasokan akan dilakukan secara hati-hati untuk memastikan pasar dapat menyerapnya tanpa menyebabkan kelebihan suplai yang berlebihan.

Sementara itu, kebijakan pemerintahan Trump yang mengakhiri lisensi operasi bagi Chevron di Venezuela menambah ketidakpastian terhadap pasokan minyak global. Keputusan ini diperkirakan dapat mengganggu pasokan sekitar 200.000 barel per hari, yang sebelumnya diekspor oleh perusahaan tersebut dari Venezuela ke pasar global.

Di tengah ketidakpastian ini, permintaan minyak global masih menunjukkan peningkatan, meskipun tidak sesuai dengan ekspektasi awal. JP Morgan mencatat bahwa konsumsi minyak dunia pada bulan lalu mencapai rata-rata 103,6 juta barel per hari, meningkat 1,6 juta barel per hari dibanding tahun sebelumnya. 

Namun, angka ini masih di bawah proyeksi pertumbuhan 1,8 juta barel per hari yang sebelumnya diperkirakan untuk periode tersebut.

Dengan berbagai faktor yang berpengaruh, pasar minyak masih berada dalam tekanan, sementara investor terus mencermati kebijakan OPEC+, perkembangan ekonomi global, serta dinamika politik yang dapat memengaruhi keseimbangan pasokan dan permintaan di pasar energi.

Pergerakan Saham Energi: MEDC Menguat, AKRA Melemah Tipis, ENRG Stabil

Pasar saham sektor energi menunjukkan pergerakan beragam dengan beberapa emiten mencatatkan kenaikan, sementara yang lain mengalami koreksi tipis. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mencatatkan penguatan sebesar 1,00 persen ke level Rp1.010 per saham, menandakan optimisme investor terhadap prospek perusahaan migas ini.

Kenaikan MEDC kemungkinan didorong oleh sentimen positif di industri energi, termasuk potensi harga minyak yang masih relatif stabil meskipun sempat mengalami tekanan. Medco Energi sebagai salah satu pemain utama di sektor migas Indonesia terus menarik perhatian pasar dengan ekspansi bisnisnya serta efisiensi operasional yang dijalankan.

Di sisi lain, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengalami sedikit pelemahan sebesar 0,41 persen ke level Rp1.205 per saham. Koreksi kecil ini bisa disebabkan oleh aksi ambil untung dari investor setelah sebelumnya saham ini mengalami penguatan. Sebagai perusahaan yang bergerak di sektor distribusi energi dan bahan bakar industri, AKRA masih memiliki fundamental yang solid, terutama dengan jaringan logistiknya yang luas dan permintaan bahan bakar yang stabil dari sektor industri.

Sementara itu, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) menunjukkan kenaikan tipis sebesar 0,59 persen ke harga Rp171 per saham. Pergerakan positif ini mencerminkan sentimen pasar yang tetap optimis terhadap sektor energi, meskipun volatilitas harga minyak global masih menjadi perhatian utama. 

Sebagai perusahaan yang berfokus pada eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi, ENRG terus mendapat dukungan dari investor yang melihat peluang pertumbuhan di tengah tren kenaikan permintaan energi di Indonesia.

Secara keseluruhan, saham sektor energi masih menjadi perhatian utama bagi investor, terutama dengan dinamika harga komoditas global dan kebijakan energi nasional yang terus berkembang. Kenaikan dan penurunan tipis yang terjadi mencerminkan strategi pasar yang berhati-hati dalam menyikapi berbagai faktor eksternal yang dapat memengaruhi pergerakan saham di sektor ini.(*)