KABARBURSA.COM - Perkembangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dapat menjadi indikator perkembangan pengguna mobil listrik di Tanah Air.
Sebab, SPKLU akan dibutuhkan pengguna mobil listrik dalam bermobilitas, meskipun perangkat charging untuk mengecas baterai ini dapat dipasang di setiap rumah pemilik kendaraan.
Menurut Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif, pengembangan SPKLU sebagai infrastruktur pendukung penggunaan mobil listrik belum terbilang optimal. Karena itu, dibutuhkan kerja sama berbagai pihak dalam penyediaan SPKLU.
"Kolaborasi public hingga private partnership adalah kunci mutlak percepatan elektrifikasi transportasi di Indonesia, namun saat ini belum sepenuhnya optimal. Pemerintah telah memberikan kerangka regulasi dan insentif, tetapi implementasinya memerlukan keterlibatan aktif swasta," ujarnya saat dihubungi Kabarbursa.com, Selasa, 25 Februari 2025.
Selain itu Yannes menyebut, pembangunan SPKLU dapat memakan biaya tinggi sehingga kolaborasi antara pihak swasta hingga pemerintah perlu terus terjalin dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
"Sektor swasta berperan penting dalam investasi infrastruktur, seperti pembangunan SPKLU yang membutuhkan dana besar, serta pengembangan teknologi inovatif seperti baterai yang lebih robust, berdaya simpan tinggi, dan fast charging," ucapnya.
Demi mendongkrak pasar mobil listrik, Akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) ini juga mendorong produsen mobil listrik berbasis baterai (BEV) untuk selalu menghadirkan produk dengan harga terjangkau.
Di samping itu, percepatan elektrifikasi kendaraan juga perlu terus didorong dengan insentif hingga program edukasi demi mendukung peralihan kendaraan ramah lingkungan.
"Produsen BEV juga harus menyediakan produk dengan harga yang terjangkau oleh daya beli pasar terbesar dengan range harga sekitar Rp100 hingga 300 juta serta spek dan desain yang sesuai kebutuhan pasar," kata Yannes.
"Sementara, untuk mempercepat elektrifikasi, perlu sinergi yang lebih kuat antara pemerintah dan swasta, termasuk insentif fiskal yang dapat menjadi kunci, kemudahan perizinan untuk pengembangan SPKLU yang menjadi faktor penting, dan program edukasi publik untuk meningkatkan adopsi kendaraan listrik," pungkasnya.
Sementara menurut data yang dihimpun PT PLN (Persero), pengguna mobil listrik di Indonesia pada tahun 2024 sudah mencapai 68.600 unit atau tumbuh 2,5 kali lipat dibanding tahun sebeluknya, di mana pada 2023 terdapat 28.200 unit mobil listrik.
SPKLU tersebut ditempatkan di lokasi strategis seperti rest area di jalan tol, apartment, perkantoran, hingga pusat perbelanjaan.
PLN Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik
PT PLN (Persero) terus berupaya menambah jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) demi mendukung penggunaan kendaraan listrik di Tanah Air.
Berdasarkan data yang dihimpun PLN sejak 2021 hingga Desember 2024, jumlah SPKLU di berbagai wilayah di Indonesia telah mencapai 3.233 unit. Sementara untuk tahun 2025, PLN memiliki target untuk menambah SPKLU hingga 5.810 unit yang dapat dibangun lewat kerja sama dengan para mitra.
"Sebanyak 3.233 unit itu per Desember 2024. Mungkin per hari ini bisa saja sekitar 3.400 SPKLU. Artinya rasio SPKLU kita terhadap populasi EV (Electric Vehicle) yang kita dapatkan datanya itu sekitar 68.695 unit adalah 1 banding 21, sehingga 1 SPKLU PLN bisa melayani 21 kendaraan listrik," ujar Rudiana Nurhadian selaku Vice President Pengembangan dan Komersialisasi Produk dari PT PLN dalam acara KabarBursa Economic Insight, Rabu, 26 Februari 2025.
Selain SPKLU, PLN juga mengembangkan infrastruktur lain untuk pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik. Mulai dari SPKLU khusus untuk motor listrik hingga Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan listrik Umum (SPBKLU) yang juga diperuntukan untuk EV roda dua.
"Selain roda empat, kami pun mengembangkan juga untuk di roda dua namanya SPBKLU atau swap station. Dan kami pun saat ini sedang mengembangkan untuk SPKLU roda dua berupa fasilitas charging yang disediakan khusus untuk kendaraan roda dua," sebut Rudiana.
Sejauh ini, PLN sudah memiliki 9.956 SPKLU motor listrik, serta SPBKLU berjumlah 2.240 unit.
Lebih lanjut Rudiana menyebutkan, pihaknya juga sudah memiliki 28.536 pelanggan home charging PLN yang jumlahnya terus meningkat.
"Karena kebiasaan pengguna kendaraan listrik ini mungkin 80 sampai 90 persen itu menggunakan home charging, jadi kami pun juga mengembangkan ekosistem di home charging untuk lebih memudahkan pengguna EV," ucapnya.
Selain fasilitas tersebut, PLN juga terus mengembangkan aplikasi PLN Mobile. Salah satu pengembangan di bidang digital tersebut yaitu, fitur Road Trip Planner yang memungkinkan pemilik kendaraan listrik untuk mengetahui berbagai titik lokasi SPKLU.
"Kami pun juga mengembangkan digital sistemnya dengan mengintegrasikan seluruh layanan kami di platform kami PLN Mobile," sebut Rudiana.
PLN juga memiliki rencana mengembangkan SPKLU sebanyak 14.339 unit pada tahun 2027. Dalam roadmap-nya, PLN bahkan ingin terus meningkatkan SPKLU hingga 62.918 unit pada tahun 2030.
Sebab perusahaan tersebut memproyeksikan, jumlah EV di Indonesia pada tahun 2030 akan menyentuh angka 943.764 unit.(*)