Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Jawab Tantangan Farmasi, Bio Farma: Sinergi itu Penting!

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 28 February 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Yunila Wati
Jawab Tantangan Farmasi, Bio Farma: Sinergi itu Penting! Aktivitas farmasi di Bio Farma. Foto: Dok Bio Farma

KABARBURSA.COM - Industri farmasi di Indonesia terus berkembang pesat seiring dengan meningkatnya populasi dan kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan yang lebih baik. 

Peran industri ini menjadi semakin krusial dalam menciptakan inovasi serta memastikan aksesibilitas obat-obatan yang lebih luas bagi masyarakat. Namun, di tengah pertumbuhan tersebut, sejumlah tantangan masih menjadi kendala bagi perkembangan industri farmasi nasional.

Salah satu tantangan utama adalah tingginya ketergantungan terhadap impor bahan baku farmasi, yang hingga kini masih mencapai sekitar 95 persen. Kondisi ini membuat industri farmasi nasional rentan terhadap fluktuasi harga serta ketersediaan bahan baku dari luar negeri. 

Selain itu, regulasi yang ketat dan sering mengalami perubahan juga menjadi hambatan tersendiri bagi pelaku industri dalam mengembangkan dan memasarkan produk-produk mereka.

Persaingan dengan produk impor yang lebih murah turut menjadi tantangan bagi industri farmasi dalam negeri. Produk-produk farmasi dari luar negeri yang masuk dengan harga lebih rendah dapat menghambat daya saing industri lokal. 

Belum lagi, infrastruktur kesehatan yang belum merata di berbagai daerah, membuat distribusi obat dan layanan medis menjadi tidak optimal, terutama di wilayah-wilayah terpencil.

Di sisi lain, nilai investasi dalam riset dan pengembangan masih tergolong rendah. Padahal, untuk bisa bersaing dengan industri farmasi global, inovasi dan pengembangan produk yang berbasis penelitian sangat diperlukan. 

Tanpa investasi yang cukup di sektor ini, industri farmasi nasional akan kesulitan dalam menciptakan produk-produk unggulan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan.

Peran Penting Industri Farmasi

Sebagai pemimpin dalam ekosistem industri farmasi nasional, Bio Farma memiliki peran penting dalam memperkuat sektor ini. Sebagai holding BUMN kesehatan, Bio Farma membawahi beberapa entitas besar, yakni PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Tbk, serta PT Indonesia Healthcare Corporation atau Pertamedika. 

Holding ini diharapkan mampu meningkatkan sinergi antara perusahaan-perusahaan farmasi milik negara, memperkuat ekosistem industri kesehatan, serta memastikan masyarakat mendapatkan akses yang lebih baik terhadap obat-obatan dan layanan medis yang berkualitas.

Komisaris Utama Bio Farma Ratmono, menegaskan bahwa Indonesia harus memperkuat industri farmasi domestik agar tidak terus bergantung pada impor bahan baku. 

Ia juga menyoroti pentingnya meningkatkan kapasitas riset dan inovasi dalam negeri agar Indonesia dapat bersaing di pasar global dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat luas.

"Indonesia memiliki pabrik vaksin dan obat-obatan esensial generik, seperti Bio Farma ini. Nah, ini menjadi suatu potensi penting bagi Indonesia yang harus kita bangun bersama dan ditingkatkan kemampuan farmasinya. Dengan begitu, kita akan mampu menjawab tantangan global dan dalam konteks ekonomi akan meningkatkan kemampuan farmasi serta mensejahterakan masyarakat," kata Ratmono saat menghadiri KabarBursa Economic Insight (KEI) 2025 di Hotel Le Meridien Jakarta, Kamis, 26 Februari 2025.

Dari Kepatuhan hingga SDM

Tantangan lain di dunia farmasi adalah kepatuhan terhadap regulasi menjadi tantangan tersendiri. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara ketat mengawasi proses produksi dan distribusi obat-obatan untuk memastikan keamanan dan kualitasnya. 

Namun, kompleksitas regulasi dan proses audit yang berulang sering kali memperlambat inovasi serta peluncuran produk baru. Industri farmasi juga harus menghadapi tekanan harga akibat persaingan yang ketat, baik dari produsen lokal maupun dari serbuan produk impor yang lebih murah. 

Hal ini mengharuskan perusahaan untuk mengendalikan biaya produksi tanpa mengorbankan kualitas.

Tantangan lainnya terletak pada manajemen rantai pasokan dan efisiensi produksi. Gangguan dalam rantai pasokan dapat menyebabkan keterlambatan produksi, sementara optimalisasi proses produksi menjadi semakin penting guna meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku dan tenaga kerja. 

Di sisi lain, keterbatasan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman di bidang farmasi juga menjadi kendala dalam pengembangan industri ini. Perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi, baik dalam aspek manufaktur, pengembangan produk, hingga pengelolaan regulasi.

Dalam menghadapi berbagai tantangan ini, perusahaan farmasi di Indonesia dapat mengambil sejumlah langkah strategis. Salah satunya adalah meningkatkan produksi bahan baku dalam negeri dengan berinvestasi lebih besar dalam riset dan pengembangan (R&D). 

Dengan mengembangkan bahan baku lokal, industri farmasi tidak hanya dapat mengurangi ketergantungan impor tetapi juga meningkatkan daya saing di tingkat global. 

Selain itu, pemanfaatan teknologi digital dalam pengawasan produksi dan distribusi dapat membantu meningkatkan efisiensi serta meminimalisir kesalahan yang berdampak pada biaya operasional.

Perusahaan farmasi juga perlu mengadopsi strategi bisnis yang lebih fleksibel dan adaptif. Dengan merancang strategi yang lebih tangkas dalam menghadapi perubahan regulasi dan dinamika pasar, industri farmasi dapat terus berkembang. 

Penerapan sistem manajemen rantai pasokan yang cerdas serta optimasi proses produksi dengan memanfaatkan teknologi modern akan meningkatkan efisiensi dan kualitas produk. 

Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, sangat diperlukan guna mempercepat pertumbuhan industri farmasi dalam negeri.

Dengan langkah-langkah strategis tersebut, industri farmasi Indonesia diharapkan mampu mengatasi berbagai tantangan dan terus berkontribusi dalam penyediaan obat-obatan berkualitas bagi masyarakat, sekaligus memperkuat daya saing di pasar global.(*)