Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Survei BI: Penjualan Eceran 2025 Diperkirakan Tetap Tumbuh

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 13 February 2025 | Penulis: Deden Muhammad Rojani | Editor: Redaksi
Survei BI: Penjualan Eceran 2025 Diperkirakan Tetap Tumbuh

KABARBURSA.COM - Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia mengindikasikan bahwa kinerja penjualan eceran pada Januari 2025 tetap tumbuh secara tahunan. Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2025 diperkirakan mencapai 211,3 atau tumbuh sebesar 0,4 persen (yoy). Pertumbuhan ini terutama didukung oleh peningkatan penjualan pada kelompok Barang Budaya dan Rekreasi serta Peralatan Informasi dan Komunikasi, yang mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan bahwa secara bulanan, penjualan eceran pada Januari 2025 mengalami kontraksi sebesar 4,8 persen (mtm), setelah mencatatkan pertumbuhan 5,9 persen (mtm) pada Desember 2024. Mayoritas kelompok barang mengalami penurunan akibat normalisasi permintaan pasca-perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru (Nataru), kecuali Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi yang masih mencatatkan pertumbuhan.

“Pada Desember 2024, IPR tercatat sebesar 222,0 atau tumbuh 1,8 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 0,9 persen (yoy),” jelasnya dalam siaran pers di Jakarta, Kamis 13 Februari 2025.

Ramdan menambahkan bahwa pertumbuhan penjualan pada Desember 2024 didorong oleh Kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Barang Budaya dan Rekreasi. Secara bulanan, penjualan eceran pada Desember 2024 tumbuh 5,9 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan November 2024 yang mengalami kontraksi 0,4 persen (mtm).

Selain itu, peningkatan terbesar tercatat pada Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, disusul oleh Suku Cadang dan Aksesori serta Barang Budaya dan Rekreasi. Peningkatan ini dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan masyarakat selama periode perayaan akhir tahun.

Bank Indonesia juga mencatat bahwa tekanan inflasi dalam tiga hingga enam bulan ke depan diprakirakan meningkat. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) untuk Maret dan Juni 2025 masing-masing tercatat sebesar 179,0 dan 152,3, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 160,2 dan 151,1.

“Peningkatan IEH Maret 2025 didorong oleh kenaikan harga selama bulan Ramadan dan Idulfitri, sementara IEH Juni 2025 meningkat karena faktor perayaan Iduladha dan kebutuhan tahun ajaran baru,” tambahnya.

Penjualan Eceran Desember 2024 

Survei Penjualan Eceran Desember 2024 menunjukkan adanya peningkatan kinerja penjualan secara tahunan dan bulanan. IPR Desember 2024 tercatat sebesar 222,0 atau tumbuh 1,8 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan November 2024 yang hanya tumbuh 0,9 persen (yoy). Peningkatan ini terutama didorong oleh pertumbuhan Kelompok Suku Cadang dan Aksesori yang mencapai 13,0 persen (yoy) serta Barang Budaya dan Rekreasi yang naik 0,9 persen (yoy).

Secara bulanan, penjualan eceran Desember 2024 juga mencatatkan akselerasi dengan pertumbuhan sebesar 5,9 persen (mtm), setelah mengalami kontraksi 0,4 persen (mtm) pada November 2024. Hampir seluruh kelompok barang mengalami peningkatan, dengan pertumbuhan tertinggi pada Peralatan Informasi dan Komunikasi yang naik 20,3 persen (mtm), disusul Suku Cadang dan Aksesori yang naik 8,9 persen (mtm) serta Barang Budaya dan Rekreasi yang tumbuh 8,0 persen (mtm).

Kenaikan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan selama perayaan Natal dan Tahun Baru, yang mendorong penjualan barang konsumsi dan kebutuhan rekreasi.

Pada Januari 2025, penjualan eceran diperkirakan masih tumbuh secara tahunan meskipun melambat dibandingkan Desember 2024. IPR Januari 2025 diproyeksikan mencapai 211,3 atau tumbuh 0,4 persen (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan 1,8 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 9,0 persen (yoy), diikuti oleh Peralatan Informasi dan Komunikasi yang naik 1,0 persen (yoy). Sementara itu, Suku Cadang dan Aksesori tercatat tumbuh 7,5 persen (yoy), Bahan Bakar Kendaraan Bermotor naik 3,6 persen (yoy), dan Makanan, Minuman, serta Tembakau tumbuh 0,4 persen (yoy), meskipun melambat dibandingkan bulan sebelumnya.

Dari sisi bulanan, kinerja penjualan eceran pada Januari 2025 mengalami kontraksi 4,8 persen (mtm), setelah mencatatkan pertumbuhan signifikan pada Desember 2024. Hampir seluruh kelompok barang mengalami kontraksi, kecuali Barang Budaya dan Rekreasi yang tumbuh 0,1 persen (mtm). Kontraksi terdalam terjadi pada Peralatan Informasi dan Komunikasi yang turun 7,4 persen (mtm), serta Subkelompok Sandang yang mencatatkan penurunan cukup signifikan.

Menurut informasi dari para responden survei, penurunan ini disebabkan oleh normalisasi permintaan setelah lonjakan konsumsi selama musim liburan.

Penjualan Eceran Spasial

Pada Desember 2024, penjualan eceran di beberapa kota besar di Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan, baik secara tahunan maupun bulanan. Secara tahunan, kenaikan tertinggi terjadi di Kota Semarang yang tumbuh 12,8 persen (yoy), disusul oleh Jakarta yang tumbuh 11,0 persen (yoy) dan Denpasar yang naik 8,9 persen (yoy). Sementara itu, secara bulanan, Kota Manado mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 15,9 persen (mtm), diikuti oleh Bandung yang tumbuh 8,5 persen (mtm).

Pada Januari 2025, penjualan eceran masih menunjukkan pertumbuhan tahunan di beberapa kota, dengan Manado mencatatkan kenaikan tertinggi sebesar 8,9 persen (yoy), diikuti oleh Makassar yang tumbuh 8,2 persen (yoy) dan Semarang yang naik 8,4 persen (yoy). Namun, secara bulanan, seluruh kota mengalami kontraksi dengan penurunan terdalam di Manado sebesar 12,3 persen (mtm), Surabaya turun 5,9 persen (mtm), dan Jakarta melemah 5,5 persen (mtm).

Prospek Penjualan ke Depan

Responden survei memperkirakan bahwa penjualan pada Maret 2025 akan meningkat, sedangkan pada Juni 2025 diprediksi mengalami sedikit perlambatan. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Maret 2025 tercatat sebesar 154,4, lebih tinggi dibandingkan 127,7 pada periode sebelumnya, didorong oleh permintaan tinggi selama Ramadan dan Idulfitri.

Sementara itu, IEP Juni 2025 tercatat sebesar 134,8, lebih rendah dari 138,6 pada periode sebelumnya, yang dipengaruhi oleh HBKN Iduladha dan kebutuhan tahun ajaran baru.

Dengan tekanan inflasi yang diperkirakan meningkat dalam beberapa bulan ke depan, pelaku usaha eceran perlu melakukan strategi adaptasi untuk menjaga daya beli konsumen serta memastikan stabilitas harga di tengah dinamika ekonomi global dan domestik. (*)