Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Maruarar Sirait 'Ngebet' Pandu Sjahrir Jadi Bos Danantara

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 12 February 2025 | Penulis: Ayyubi Kholid | Editor: Redaksi
Maruarar Sirait 'Ngebet' Pandu Sjahrir Jadi Bos Danantara

KABARBURSA.COM - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyatakan bahwa Founding Partner AC Ventures, Pandu Sjahrir, telah menjadi bagian dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Pernyataan tersebut disampaikan Maruarar, yang akrab disapa Ara, saat berbicara dengan wartawan di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta, Selasa 11 Februari 2025, malam.

"Saya sampaikan ya, berapa kali kan saya bicara sama Pak Pandu di Danantara, kita doakanlah yang terbaik, kan waktunya sebentar lagi. Kita doa lah ya. Kita doa, yang pasti sebelum dia di situ dia sudah berkomunikasi dengan saya," ujar Ara.

Sementara itu, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menegaskan bahwa pembagian tugas dalam Badan Pengelola Investasi Danantara masih dalam tahap finalisasi. Rencana peluncuran badan tersebut dijadwalkan pada Maret 2025.

"Belum, belum, belum lagi didetailkan (pembagian tugas Danantara)," ujar Kartika, yang akrab disapa Tiko, selepas menghadiri Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 pada hari yang sama.

Tiko menjelaskan bahwa fokus investasi Danantara masih dalam proses kajian, tetapi ia memastikan bahwa arah kebijakan investasi tersebut akan sejalan dengan program Asta Cita yang diusung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

"Lagi dipelajari tentunya kan fokusnya pasti akan searah dengan fokus investasi pemerintah ke depan. Seperti yang tadi saya paparkan kan dari mulai pangan, perumahan, energi, dan sebagainya. Jadi pasti align dengan program Asta Cita dan juga program transformasi BUMN ke depan," ujar Tiko.

Namun, Tiko enggan memberikan informasi lebih lanjut terkait struktur kepengurusan Danantara. Ia juga menolak berkomentar mengenai posisi Pandu Sjahrir dalam lembaga tersebut.

Sebelumnya, beredar kabar bahwa Pandu Sjahrir, yang juga menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) dan Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), masuk dalam jajaran pengurus Danantara. Spekulasi ini semakin menguat setelah Maruarar Sirait mengunggah sebuah postingan di akun Instagram pribadinya yang menyebut Pandu sebagai "Bos" Danantara.

"Diskusi dengan Pak Pandu Bos Danantara, untuk pembiayaan perumahan. Semoga bermanfaat untuk rakyat Indonesia sesuai arahan Bapak Presiden Prabowo," tulis Maruarar dalam unggahannya di Instagram.

Meski demikian, Tiko kembali menegaskan ketidakterlibatannya dalam pernyataan tersebut.

"Nggak, no comment, no comment," kata Tiko.

Satukan Visi Antar Kementerian

Kehadiran lembaga pengelola investasi Danantara menjadi bagian dari reformasi kelembagaan untuk menjawab kebutuhan ekonomi global. Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM, Wihana Kirana Jaya, menekankan pentingnya harmonisasi regulasi dan bisnis proses agar Danantara mampu menciptakan ekosistem investasi yang berdaya saing tinggi.

Wihana menjelaskan bahwa institusi yang baik dapat menciptakan kesejahteraan, sedangkan institusi yang kurang baik tidak akan menghasilkan apa-apa karena sifatnya yang tidak inklusif. Ia menekankan bahwa Danantara perlu menyatukan visi antar-kementerian yang selama ini berjalan secara sektoral agar memiliki pola pikir dan kode etik yang selaras.

“Institusi yang bagus bisa menciptakan kesejahteraan, tapi yang tidak bagus tidak akan menghasilkan apa-apa karena tidak inklusif. Danantara harus mampu menyamakan visi antar-kementerian, yang sebelumnya berjalan secara sektoral, agar memiliki mindset dan code of conduct yang selaras,” ujarnya kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Jumat 8 Februari 2025.

Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya harmonisasi regulasi dalam membangun kepercayaan global terhadap investasi di Indonesia. “Jangka pendek, kita harus bisa meningkatkan leverage dan trustworthiness di mata investor asing, baik terkait foreign direct investment maupun organisasi BUMN. Dengan konsolidasi yang baik, manajemen aset bisa meningkatkan daya saing dan daya tawar,” jelasnya.

Wihana menekankan bahwa strategi investasi Danantara harus mempertimbangkan dampak ekonomi jangka panjang dengan memastikan investasi yang dilakukan mampu menciptakan efek pengganda, externalitas, dan spillover yang berkelanjutan.

Ia juga menyoroti pentingnya keselarasan investasi dengan target keberlanjutan, termasuk upaya pengurangan emisi karbon, dan tidak hanya berfokus pada konsumerasi aset semata.

“Investasi harus menghasilkan multiplier effect, externalitas, dan spillover yang berkelanjutan. Jangan hanya bicara tentang konsumerasi aset, tapi juga bagaimana investasi ini sejalan dengan target sustainability, termasuk pengurangan emisi karbon,” paparnya.

Wihana menjelaskan bahwa Indonesia dapat mengambil pembelajaran dari Temasek di Singapura, model investasi Malaysia, atau strategi yang diterapkan oleh China. Namun, ia menekankan bahwa prioritas utama saat ini adalah mencari sumber pembiayaan yang tepat, mengingat Indonesia masih membutuhkan investasi dalam jumlah besar.

“Tapi tahap awal yang terpenting adalah mencari sumber pembiayaan yang tepat, karena Indonesia masih membutuhkan investasi dalam jumlah besar,” katanya.

Wihana menekankan bahwa selain aspek regulasi dan pendanaan, tata kelola yang kuat melalui mekanisme check and balance juga sangat penting. Menurutnya, institusi tidak boleh hanya terpusat pada eksekutif atau legislatif, tetapi harus melibatkan berbagai pihak, termasuk pengawas internal dan eksternal serta pengawasan di tingkat global. Ia juga menambahkan bahwa global engagement dan global transaction perlu menjadi pertimbangan utama dalam pengelolaan investasi.

“Institusi tidak boleh terkonsentrasi hanya pada eksekutif atau legislatif. Harus ada check and balance yang melibatkan berbagai pihak, termasuk pengawas internal dan eksternal, serta pengawasan global. Global engagement dan global transaction juga harus menjadi pertimbangan utama,” tegasnya.(*)