Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Trump Umumkan Tarif 25 Persen untuk Baja-Aluminium, Pasar Bereaksi

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 10 February 2025 | Penulis: Moh. Alpin Pulungan | Editor: Redaksi
Trump Umumkan Tarif 25 Persen untuk Baja-Aluminium, Pasar Bereaksi

KABARBURSA.COM - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memang jagonya bikin pasar dagang global deg-degan. Minggu ini, dia mengumumkan rencana buat menerapkan tarif 25 persen untuk semua impor baja dan aluminium ke Amerika Serikat, termasuk dari Kanada dan Meksiko. Keputusan ini bakal dia resmikan hari ini, 10 Februari 2025, sementara tarif impor lainnya bakal diumumin di pekan yang sama.

“Semua baja yang masuk ke Amerika Serikat bakal kena tarif 25 persen,” kata Trump ke wartawan di Air Force One saat dia terbang dari Florida ke New Orleans buat nonton Super Bowl, dikutip dari AP di Jakarta, Senin, 10 Februari 2025. Waktu ditanya soal aluminium, dia langsung menyaut, “Aluminium juga.”

Tak cuma itu, Trump juga bakal menerapkan tarif timbal balik yang artinya AS bakal memberikan bea impor ke produk-produk negara yang juga mengenakan tarif ke barang-barang AS. “Kalau mereka mengenakan tarif ke kita 130 persen dan kita nol, itu tak bakal kita biarkan,” katanya.

Ini bukan pertama kalinya Trump main ancam-ancaman tarif. Di masa jabatannya yang pertama, dia lebih fokus ke pemotongan pajak dan deregulasi, tapi sekarang dia langsung tancap gas soal kebijakan dagang. Kadang dia pakai tarif buat melakukan nego isu lain seperti imigrasi, terkadang juga buat menutupi defisit anggaran pemerintah.

Tak heran, pasar keuangan langsung reaktif. Begitu Trump mengumumkan kebijakan ini Jumat lalu, harga saham langsung jatuh. Sentimen konsumen juga turun karena banyak yang khawatir harga barang bakal naik gara-gara tarif baru ini.

Tapi yang bikin tambah mumet, Trump tak memberikan detail soal tarif baja dan aluminium ini. Padahal sebelumnya dia sempat mengancam mau mengenakan tarif 25 persen ke semua barang impor dari Kanada dan Meksiko, tapi ditunda dulu 30 hari. Sementara itu, dia udah menambahkan tarif 10 persen buat barang-barang dari China.

Yang lebih menarik, Trump juga bilang bakal menunda tarif buat paket-paket kecil dari e-commerce fast fashion seperti Temu dan Shein. Alasannya, bea cukai Amerika masih mencari cara buat mengatur aturan mainnya.

Korea Selatan Langsung Rapat Darurat

Begitu berita ini keluar, negara-negara lain langsung kalang kabut. Korea Selatan, misalnya, langsung mengadakan rapat darurat buat menghitung dampak kebijakan Trump ini terhadap industri mereka. Presiden sementara Korea Selatan yang juga Menteri Keuangan, Choi Sang-mok, mengumpulkan pejabat perdagangan buat menyusun strategi.

Saham perusahaan baja Korsel kayak POSCO dan Hyundai Steel langsung jeblok begitu pasar saham dibuka hari Senin. Wajar, pasalnya dari Januari sampai November tahun lalu, Korsel mengirim baja ke AS senilai USD4,7 miliar, alias 21 persen dari total ekspor baja mereka ke dunia.

Saham Baja dan Aluminium Indonesia Ambles

Pasar saham sektor baja dan aluminium di Indonesia ikut kebakaran. Saham-saham emiten baja dan aluminium anjlok dalam sepekan terakhir, seiring dengan kekhawatiran pasar atas kebijakan tarif impor AS dan prospek permintaan global yang lesu.

PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk. (GDST) ambles 5,88 persen dalam sepekan terakhir ke level 80. Dari sisi keuangan, kinerja emiten ini juga menunjukkan volatilitas tinggi. Pada kuartal pertama 2024, laba bersih GDST tercatat Rp72 miliar, naik dari Rp49 miliar di periode yang sama 2023. Namun, di kuartal kedua, laba langsung anjlok ke Rp13 miliar, sebelum akhirnya membukukan rugi Rp18 miliar di kuartal ketiga.

Lalu PT Saranacentral Bajatama Tbk. (BAJA) juga tak luput dari tekanan pasar. Harga sahamnya turun 2,25 persen dalam sepekan ke level 87. Dari sisi keuangan, BAJA mencatatkan rugi bersih di kuartal pertama dan kedua 2024 masing-masing Rp21 miliar dan Rp29 miliar, sebelum membalikkan keadaan dengan laba Rp25 miliar di kuartal ketiga.

Sementara itu, Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) yang menjadi salah satu pemain utama di industri baja nasional, ikut terseret arus negatif. Sahamnya turun 4,39 persen dalam sehari ke level 109, dengan titik terendah harian di 108. Kinerja keuangan KRAS juga belum menggembirakan. Dalam sembilan bulan pertama 2024, perusahaan mencatat rugi bersih hingga Rp3,86 triliun, jauh lebih buruk dibanding rugi Rp2,01 triliun di periode yang sama 2023.

Di sektor aluminium, Indal Aluminium Industry Tbk. (INAI) melemah 4,21 persen dalam sepekan ke level 91. Kinerja keuangannya menunjukkan perbaikan dibanding tahun sebelumnya, dengan laba bersih mencapai Rp101 miliar secara tahunan, naik dari Rp58 miliar di 2023. Namun, tekanan harga komoditas dan melemahnya permintaan global bisa menjadi tantangan ke depan.

Sementara itu, PT Alakasa Industrindo Tbk (ALKA) jadi satu-satunya yang selamat dari tren pelemahan. Saham emiten aluminium naik 2,45 persen ke 334. Dari laporan keuangan, performa ALKA juga lebih baik. Kuartal ketiga 2024 mencatat laba bersih 5 miliar, jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal satu yang masih minus 2 miliar dan kuartal dua minus Rp615 juta.

Anjloknya saham-saham baja dan aluminium ini menandakan investor mulai memperhitungkan dampak dari potensi perang dagang yang kembali memanas. Kebijakan tarif impor yang diumumkan AS, ditambah perlambatan ekonomi global, membuat sektor ini berada di bawah tekanan.(*)