KABARBURSA.COM - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk buka suara setelah Isa Rachmatarwata, selaku Komisaris Perseroan, ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi oleh Kejaksaan Agung pada 7 Februari 2025.
VP Investor Relation Telkom Octavius Oky Prakarsa menegaskan, penetapan tersangka tersebut tidak berkaitan dengan jabatan Isa Rachmatarwata sebagai Komisaris Perseroan.
"Melainkan terkait dengan posisinya sebagai Kepala Biro Perasuransian di Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) pada periode 2006-2012," ujar dia dalam keterbukaan informasi di Jakarta, dikutip Senin, 10 Februari 2025.
Octavius menyampaikan, kasus tersebut berkaitan dengan dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan keuangan dan dana investasi PT Asuransi Jiwasraya periode 2008 - 2018.
Dengan adanya kasus ini, lanjut dia, Perseroan menghormati proses hukum yang sedang berlangsung dan akan terus memantau perkembangan kasus tersebut.
"Perseroan menegaskan bahwa fungsi pengawasan Dewan Komisaris Perseroan atas operasional Perseroan tidak terdampak oleh kasus ini dan tetap berjalan normal sebagaimana mestinya," jelas dia.
Isa diketahui ditetapkan sebagai tersangka baru dalam kasus korupsi pengelolaan keuangan dan dana investasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Abdul Qohar, menyatakan bahwa penetapan tersangka terhadap Isa merupakan hasil pengembangan dari kasus korupsi Jiwasraya yang sebelumnya telah menjerat Benny Tjokrosaputro dan sejumlah petinggi Jiwasraya lainnya.
“Penyidik menemukan bukti yang cukup adanya perbuatan pidana yang dilakukan oleh IR (Isa Rachmatarwata) yang saat itu menjabat sebagai Kepala Biro Asuransi pada Bapepam-LK pada 2006-2012,” kata Qohar dalam konferensi pers, Jumat, 7 Februari 2025.
Penyidik menemukan adanya transaksi yang tidak wajar pada beberapa saham yang dikelola Jiwasraya. Qohar menyebut transaksi ini menyebabkan penurunan drastis nilai portofolio investasi saham yang berujung pada kerugian besar bagi perusahaan.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau TLKM telah mencanangkan lima strategi khusus di tahun 2025 demi bisa memperkuat profitabilitas perusahaan di masa mendatang.
VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko mengatakan, pihaknya mengakselerasi implementasi strategi utama lima Bold Moves sebagai langkah strategis perusahaan yang sampai saat ini terus memberikan hasil positif.
“Dan diharapkan menjadi potensi untuk keberlangsungan profitabilitas perusahaan ke depannya,” ujar dia kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Selasa, 28 Januari 2025.
Adapun strategi bisnis tersebut di antaranya adalah inisiatif Fixed Mobile Convergence (FMC), InfraCo, Data Center Co, B2B Digital IT Service Co, dan DigiCo.
Menurut Andri, kelima strategi utama ini dicanangkan untuk memperkuat posisi Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia.
Di sisi lain, Andri menyampaikan Telkom juga akan semakin memperkuat posisinya sebagai pemimpin di industri telekomunikasi digital melalui empat pilar bisnis baru perusahaan.
Empat bisnis baru tersebut adalah digital infrastructure untuk memaksimalkan pemanfaatan aset perusahaan, Integrated B2C Services untuk meningkatkan daya saing dan memperkuat pangsa pasar di segmen B2C.
“Lalu B2B ICT Services untuk meningkatkan kapabilitas dan pengembangan solusi digital untuk segmen B2B, serta New Play guna optimalisasi portofolio bisnis perusahaan dan menjajaki peluang model bisnis baru,” jelas dia.
Lebih jauh Andri menegaskan, Telkom akan terus membuka berbagai peluang kolaborasi strategis dengan berbagai pihak baik nasional maupun global yang berasal dari beragam sektor industri.
Di sisi lain, Telkom juga membeberkan dua tantangan utama yang kemungkinan bakal dihadapi pada tahun 2025. Andri menyampaikan salah satu tantangan Telkom pada 2025 ialah persaingan industri telekomunikasi di Indonesia yang semakin ketat.
“Persaingan industri telekomunikasi di Indonesia yang semakin kompetitif, menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan dalam menjalankan bisnis,” ujar dia.
Tak hanya itu, Andri mengatakan tren industri telekomunikasi global yang tengah menghadapi berbagai dinamika juga bisa menjadi rintangan bagi Telkom di tahun ini.
Meski ada tantangan yang menghadang, Andri optimistis Telkom bisa melewati itu semua. Pasalnya, lanjut dia, Telkom bakal menerapkan sejumlah langkah guna bisa menghadapi rintangan tersebut.
“Dengan fokus pada akselerasi implementasi strategi utama 5 Bold Moves dan 4 Pilar Bisnis Perusahaan menjadi upaya Telkom dalam menghadapi tantangan,” ujar dia.
Selain itu, Andri menegaskan Telkom juga akan memperkuat market share, optimalisasi bisnis, serta meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perusahaan.
Saham Telkom yakni TLKM diproyeksikan akan terus bergerak gemilang efek dari potensi pertumbuhan positif telekomunikasi di tanah air. Saham TLKM menjadi sorotan utama para investor yang optimis terhadap masa depan sektor ini.
Senior Market Analyst Mirae Asset Nafan Aji Gusta mengatakan, bahwa potensi pertumbuhan industri telekomunikasi yang positif menjadi peluang tersendiri bagi TLKM untuk terus meningkatkan performanya.
“Katalis positif saham TLKM adalah masih adanya potensi peningkatan pertumbuhan dari industri telekomunikasi ke depan. Karena ini terkait dengan broadband internet yang memang tingkat permintaannya juga relatif terus meningkat,” jelas Nafan saat dihubungi Kabarbursa.com di Jakarta, Rabu, 22 Januari 2025.
Akan tetapi, Nafan melihat saham TLKM harus berhati-hati karena kompetitor mereka di industri telekomunikasi juga semakin menunjukkan kinerja apik.
Persaingan ketat terjadi karena perusahaan-perusahaan telekomunikasi di Indonesia terus memperkuat market sharing, yang dapat memengaruhi dominasi TLKM di pasar.
Di sisi lain, Nafan menyoroti bahwa kinerja saham TLKM juga sangat dipengaruhi oleh regulasi yang ada. Menurutnya, regulasi memiliki peran krusial dalam menentukan sejauh mana TLKM mampu menjalankan ekspansi bisnisnya ke depan.
“Selama pemerintah menerapkan deregulasi yang mendukung, ini akan menjadi angin segar bagi saham TLKM. Namun, jika regulasi yang ada tumpang tindih, itu justru akan menjadi tantangan besar,” pungkas Nafan.(*)