KABARBURSA.COM - Wakil Menteri Keuangan Thomas A. M. Djiwandono dilantik sebagai Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ex-officio Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Pengucapan sumpah jabatan Thomas Djiwandono dilakukan di hadapan Ketua Mahkamah Agung (MA) Republik Indonesia (RI) Sunarto di Gedung MA Jakarta, Kamis, 6 Februari 2025.
"Thomas ditetapkan menjadi Anggota Dewan Komisioner OJK Ex-officio Kemenkeu berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4/P Tahun 2025 tentang Penggantian Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Ex-officio dari Kementerian Keuangan," ujar Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK M. Ismail Riyadi, melalui siaran pers di Jakarta, Kamis, 6 Februari 2025.
Pelantikan Thomas melengkapi jajaran Anggota Dewan Komisioner OJK menjadi 11 orang yang terdiri dari sembilan ADK hasil Panitia Seleksi dan dua ADK Ex-officio Bank Indonesia dan Kemenkeu.
Selain itu, hadir dalam pelantikan Thomas sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih, jajaran pejabat Kementerian Keuangan, Bank Indonesia serta Anggota Dewan Komisioner OJK beserta jajaran pejabat OJK lainnya.
1. Ketua: Mahendra Siregar
2. Wakil Ketua: Mirza Adityaswara
3. Anggota Dewan Komisioner/Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan: Dian
Ediana Rae
4. Anggota Dewan Komisioner/Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon: Inarno Djajadi
5. Anggota Dewan Komisioner/Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian,
Penjaminan dan Dana Pensiun: Ogi Prastomiyono
6. Anggota Dewan Komisioner/Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha
Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen: Friderica Widyasari Dewi
7. Anggota Dewan Komisioner/Ketua Dewan Audit: Sophia Issabella Wattimena
8. Anggota Dewan Komisioner/Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan,
Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa
Keuangan Lainnya: Agusman
9. Anggota Dewan Komisioner/Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi
Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto: Hasan Fawzi
10. Anggota Dewan Komisioner OJK Ex-officio Bank Indonesia: Doni P. Juwono
11. Anggota Dewan Komisioner OJK Ex-officio Kemenkeu: Thomas A.M. Djiwandono
Stabilitas sektor jasa keuangan nasional sepanjang tahun 2024 tetap terjaga, meskipun dinamika ekonomi global memberikan tantangan tersendiri. OJK mencatat permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang manageable menjadi faktor utama yang mendukung pertumbuhan sektor jasa keuangan di Indonesia.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyampaikan bahwa sektor jasa keuangan nasional menunjukkan pertumbuhan positif di berbagai lini.
“Pertumbuhan kredit perbankan sepanjang tahun 2024 mencatatkan double digit growth sebesar 10,39 persen year-on-year menjadi Rp7.827 triliun, didorong oleh Kredit Investasi yang tumbuh tinggi sebesar 13,62 persen, diikuti oleh Kredit Konsumsi sebesar 10,61 persen, dan Kredit Modal Kerja sebesar 8,35 persen,” jelas Mahendra dalam Siaran Persnya di Jakarta, Minggu 26 Januari 2025.
Meski pertumbuhan kredit signifikan, kualitas kredit tetap terjaga. “Rasio NPL gross tercatat sebesar 2,08 persen dan NPL net sebesar 0,74 persen, sementara Loan at Risk (LaR) menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 9,28 persen,” tambah Mahendra.
Dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), perbankan mencatat pertumbuhan sebesar 4,48 persen year-on-year menjadi Rp8.837 triliun, dengan komponen giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 3,34 persen, 6,78 persen, dan 3,50 persen. Ketahanan perbankan juga tetap kuat, dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 26,68 persen.
“Likuiditas perbankan pada Desember 2024 tetap memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) sebesar 112,87 persen dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) sebesar 25,59 persen, jauh di atas ambang batas masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen,” tegas Mahendra.
Di tengah ketidakpastian geopolitik global, pasar modal Indonesia tetap menunjukkan daya tahannya. Meskipun pasar saham domestik sepanjang tahun 2024 ditutup melemah ke level 7.079,91 atau turun 2,65 persen, investor nonresiden masih membukukan net buy sebesar Rp16,53 triliun.
Kapitalisasi pasar meningkat menjadi Rp12.336 triliun, tumbuh sebesar 5,74 persen year-on-year. Penghimpunan dana korporasi di pasar modal juga mencatat tren positif dengan nilai penawaran umum sebesar Rp259,24 triliun dan 43 emiten baru.
Memasuki Januari 2025, pasar keuangan domestik masih fluktuatif. IHSG ditutup pada posisi 7.232,64 per 23 Januari 2025, menguat 2,16 persen dibandingkan akhir 2024.
Dalam menjaga stabilitas sektor jasa keuangan, OJK mengambil langkah-langkah strategis, termasuk mengawasi sektor keuangan digital, aset kripto, dan koperasi open loop.
“OJK telah menerbitkan tiga ketentuan terkait penyelenggaraan perdagangan aset keuangan digital, mekanisme pelaporan, dan Pemeringkat Kredit Alternatif (PKA),” jelas Mahendra.
Selain itu, OJK mendukung program pemerintah untuk penyediaan tiga juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Menurutnya OJK telah menyiapkan kanal pengaduan khusus pada Kontak 157 dan menyempurnakan skema Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBA SP) untuk mendukung pembiayaan program ini,” tambahnya. (*)