KABARBURSA.COM - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) terus mengukuhkan komitmennya dalam mewujudkan lingkungan bisnis yang bersih dari praktik korupsi. Langkah ini sejalan dengan inisiatif Bersih-Bersih BUMN yang dicanangkan oleh Kementerian BUMN RI sebagai bagian dari transformasi tata kelola perusahaan negara.
Sebagai wujud nyata dari komitmen tersebut, Telkom mengimplementasikan ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan, menerapkan Panduan Pencegahan Korupsi (PANCEK), serta memperkuat aspek keberlanjutan (ESG) pada pilar Governance. Seluruh karyawan TelkomGroup juga diwajibkan menandatangani Pakta Integritas dan mengikuti Sertifikasi Etika Bisnis sebagai bentuk tanggung jawab moral dan profesional. Langkah ini turut mendukung pencapaian visi pemerintahan Prabowo-Gibran dalam Asta Cita.
Pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia), jajaran direksi bersama para Senior Leader TelkomGroup menegaskan komitmen mereka melalui Deklarasi Antikorupsi dalam agenda Rapat Pimpinan TelkomGroup di Jakarta. Deklarasi serupa juga digelar secara serentak di seluruh anak usaha TelkomGroup, menandai sikap tegas perusahaan dalam membangun budaya bisnis yang bebas dari korupsi.
"Dalam menjalankan bisnisnya, Telkom selalu memastikan bahwa seluruh aktivitas operasional mematuhi regulasi yang berlaku," ujar VP Corporate Communication Telkom, Andri Herawan Sasoko. Seperti dalam keterangannya di Jakarta, Kamis 30 Januari 2025.
Telkom telah menerapkan standar ISO 37001:2016 sejak tahun 2020, yang kemudian diadopsi pula oleh anak perusahaannya. Selain itu, Telkom aktif mengadaptasi panduan antikorupsi yang dikeluarkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) guna memperkuat sistem pencegahan risiko penyimpangan di lingkungan perusahaan.
Sebagai bagian dari strategi keberlanjutan (Environmental, Social, and Governance – ESG), TelkomGroup terus memprioritaskan aspek tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance – GCG). Transparansi, akuntabilitas, dan etika bisnis menjadi fondasi utama dalam menjaga kredibilitas perusahaan serta memperkuat kepercayaan publik dan pemangku kepentingan.
Dengan menerapkan berbagai kebijakan antikorupsi yang ketat, Telkom tidak hanya berupaya menjaga integritas internal, tetapi juga meneguhkan perannya sebagai BUMN yang bertanggung jawab dalam membangun ekosistem bisnis yang bersih dan berdaya saing tinggi.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau TLKM membeberkan dua tantangan utama yang kemungkinan bakal dihadapi pada tahun 2025.
VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko, menyampaikan salah satu tantangan Telkom pada 2025 ialah persaingan industri telekomunikasi di Indonesia yang semakin ketat.
“Persaingan industri telekomunikasi di Indonesia yang semakin kompetitif, menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan dalam menjalankan bisnis,” ujar dia kepada Kabarbursa.com di Jakarta, Selasa, 28 Januari 2025.
Tak hanya itu, Andri mengatakan tren industri telekomunikasi global yang tengah menghadapi berbagai dinamika juga bisa menjadi rintangan bagi Telkom di tahun ini.
Meski ada tantangan yang menghadang, Andri optimistis Telkom bisa melewati itu semua. Pasalnya, lanjut dia, Telkom bakal menerapkan sejumlah langkah guna bisa menghadapi rintangan tersebut.
“Dengan fokus pada akselerasi implementasi strategi utama 5 Bold Moves dan 4 Pilar Bisnis Perusahaan menjadi upaya Telkom dalam menghadapi tantangan,” ujar dia.
Selain itu, Andri menegaskan Telkom juga akan memperkuat market share, optimalisasi bisnis, serta meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perusahaan.
Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) diproyeksikan akan terus bergerak gemilang efek dari potensi pertumbuhan positif telekomunikasi di tanah air. Saham TLKM menjadi sorotan utama para investor yang optimis terhadap masa depan sektor ini.
Senior Market Analyst Mirae Asset Nafan Aji Gusta, mengatakan bahwa potensi pertumbuhan industri telekomunikasi yang positif menjadi peluang tersendiri bagi TLKM untuk terus meningkatkan performanya.
“Katalis positif saham TLKM adalah masih adanya potensi peningkatan pertumbuhan dari industri telekomunikasi ke depan. Karena ini terkait dengan broadband internet yang memang tingkat permintaannya juga relatif terus meningkat,” jelas Nafan saat dihubungi Kabarbursa.com di Jakarta, Rabu, 22 Januari 2025.
Akan tetapi, Nafan melihat saham TLKM harus berhati-hati karena kompetitor mereka di industri telekomunikasi juga semakin menunjukkan kinerja apik.
Persaingan ketat terjadi karena perusahaan-perusahaan telekomunikasi di Indonesia terus memperkuat market sharing, yang dapat memengaruhi dominasi TLKM di pasar.
Di sisi lain, Nafan menyoroti bahwa kinerja saham TLKM juga sangat dipengaruhi oleh regulasi yang ada. Menurutnya, regulasi memiliki peran krusial dalam menentukan sejauh mana TLKM mampu menjalankan ekspansi bisnisnya ke depan.
“Selama pemerintah menerapkan deregulasi yang mendukung, ini akan menjadi angin segar bagi saham TLKM. Namun, jika regulasi yang ada tumpang tindih, itu justru akan menjadi tantangan besar,” pungkas Nafan.