Memuat tanggal…
Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Harga Emas Dunia Tertekan Penguatan Dolar dan Keputusan Fed

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 30 January 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Harga Emas Dunia Tertekan Penguatan Dolar dan Keputusan Fed

KABARBURSA.COM - Harga emas mengalami penurunan pada Rabu, 29 Januari 2025 waktu setempat atau Kamis dinihari WIB, 30 Januari 2025. Turunnya harga emas dunia dipengaruhi oleh penguatan dolar dan lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat.

Diketahui, Federal Reserve atau The Fed akhirnya memutuskan untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil. Keputusan ini sesuai prediksi pasar, namun tuunt memberi andil besar terhadap harga emas global. Apalagi karena minimnya petunjuk mengenai kemungkinan pemotongan suku bunga di masa mendatang.

Pada perdagangan terakhir, harga emas spot melemah 0,4 persen menjadi USD2.753,86 per ons pada pukul 02.56 WIB. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS justru naik tipis 0,1 persen menjadi USD2.779,80 per ons, memperlebar selisih harga dibandingkan emas spot. Kondisi ini dipengaruhi oleh Indeks Dolar (DXY) yang menguat 0,3 persen, yang menyebabkan emas menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang selain dolar AS.

Lonjakan imbal hasil obligasi Treasury AS bertenor 10 tahun, juga semakin menekan harga emas, mengingat emas tidak memberikan imbal hasil. Kenaikan imbal hasil ini mengurangi daya tarik aset safe haven seperti emas, yang biasanya menjadi pilihan utama ketika suku bunga lebih rendah.

Menurut Tai Wong, trader logam independen, reaksi pasar aset menunjukkan sedikit tekanan setelah pernyataan The Fed yang cenderung lebih hawkish dibandingkan ekspektasi, sehingga menekan harga emas ke level lebih rendah.

The Federal Reserve tetap mempertahankan suku bunga tanpa memberikan petunjuk yang jelas, kapan pemotongan suku bunga berikutnya akan dilakukan. Dengan inflasi yang masih bertahan di atas target, pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut, dan tingkat pengangguran yang tetap rendah, bank sentral AS memilih untuk bersikap hati-hati dalam mengambil keputusan terkait biaya pinjaman.

Pasar sebelumnya telah memperkirakan langkah ini setelah The Fed melakukan tiga kali pemotongan berturut-turut sepanjang 2024, yang mengurangi suku bunga acuan sebesar satu poin persentase penuh.

Peter Grant, Vice President Zaner Metals, menyebutkan bahwa langkah The Fed ini juga dapat diartikan sebagai penegasan independensi bank sentral, terutama setelah mantan Presiden Donald Trump mendorong pemangkasan suku bunga yang lebih agresif. Namun, ia menilai arah kebijakan moneter secara keseluruhan tetap sama, dengan kemungkinan penundaan pemotongan suku bunga hingga pertengahan tahun.

Data suku bunga berjangka jangka pendek pun mengonfirmasi ekspektasi pasar bahwa pemangkasan suku bunga mungkin baru akan terjadi pada Juni 2025.

Dalam konferensi persnya, Chairman The Fed Jerome Powell, menegaskan bahwa masih terlalu dini untuk menentukan kebijakan terkait perekonomian di bawah pemerintahan baru AS. The Fed memilih untuk menunggu dan mengevaluasi dampak kebijakan fiskal yang akan diterapkan sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.

Di lain sisi, meski harga emas mengalami tekanan, beberapa logam mulia lainnya justru bergerak positif. Harga perak spot melonjak 1,2 persen ke USD30,76 per ons, platinum naik 0,5 persen ke USD946,35 per ons, dan paladium menguat 0,8 persen ke USD962,75 per ons.

Sementara itu, harga emas tetap berada di dekat level tertinggi sepanjang masa, terutama setelah ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh pemerintahan Trump sempat mendorong permintaan terhadap logam kuning ini.

Secara keseluruhan, sentimen pasar terhadap emas masih dipengaruhi oleh dinamika kebijakan moneter dan faktor eksternal lainnya. Dengan The Fed yang masih mempertahankan sikap hati-hati, investor kini menunggu lebih banyak data ekonomi untuk menentukan strategi investasi mereka terhadap aset safe haven, termasuk emas.

Pekan Penurunan Harga Emas

Turunnya harga emas telah terjadi pada Selasa, 28 Januari 2025. Harga emas turun lebih dari satu persen, mundur dari level tertinggi mendekati rekor yang terlihat pada sesi sebelumnya, ketika investor melikuidasi posisi emas mereka di tengah penjualan besar-besaran di pasar saham yang dipicu oleh meningkatnya minat pada startup AI asal China, DeepSeek.

Seperti dilansir dari Reuters, harga emas spot turun 1,3 persen menjadi USD2.736,75 per ons. Harga sebelumnya telah mencapai level mendekati rekor tertinggi pada hari Jumat, 24 Januari 2025. Kontrak berjangka emas AS ditutup turun 1,5 persen pada USD2.738,40 per ons.

Penurunan tajam di pasar ekuitas global mendorong langkah-langkah penghindaran risiko di kelas aset lainnya, dengan imbal hasil Treasury AS turun ke level terendah dalam tiga minggu dan indeks dolar mencapai level terendah sejak 18 Desember.

“Penjualan ini lebih banyak dipengaruhi oleh pasar ekuitas secara luas daripada hanya suku bunga atau mata uang. Kita sedang melihat sedikit tekanan likuiditas,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

“Beberapa orang mungkin perlu menciptakan likuiditas di pasar, terutama jika saham-saham yang mereka gunakan sebagai margin atau leverage mengalami pergerakan besar. Jadi saya pikir ini adalah masalah likuiditas, dan emas dijual bersama dengan aset berisiko lainnya,” tambahnya.(*)