Daftar Masuk
Navigasi Investasi Anda
Search

Trump Tunjuk Elon Musk Pimpin DOGE, Apa Saja Kerjanya?

Rubrik: Makro | Diterbitkan: 21 January 2025 | Penulis: Yunila Wati | Editor: Redaksi
Trump Tunjuk Elon Musk Pimpin DOGE, Apa Saja Kerjanya?

KABARBURSA.COM - Presiden Donald Trump pada Senin waktu setempat, 20 Januari 2025, menunjuk Elon Musk untuk memimpin DOGE atau Department of Government Efficiency. Trump telah menandatangani perintah eksekutif untuk membentuk kelompok penasihat baru ini.

Kelompok ini dirancang untuk mengimplementasikan pemangkasan drastis pada pemerintahan Amerika Serikat, termasuk penghapusan beberapa badan federal dan pengurangan tiga perempat jumlah pegawai pemerintah.

Pembentukan kelompok ini juga langsung memicu gugatan hukum yang mempertanyakan legalitas operasinya.

DOGE dipimpin oleh CEO Tesla Elon Musk, yang dikenal sebagai inovator di bidang teknologi. Tujuannya disebut-sebut adalah untuk memodernisasi teknologi dan perangkat lunak pemerintahan federal, dengan harapan menciptakan efisiensi lebih tinggi dalam operasional pemerintah.

Namun, meskipun nama dan misinya terdengar mengesankan, DOGE bukanlah departemen resmi. Kekuasaan resminya terbatas dan tidak memiliki otoritas langsung untuk melakukan reorganisasi besar-besaran yang menjadi visi Trump dan Musk.

Dalam pidatonya, Trump menyampaikan pembentukan DOGE bertujuan mengembalikan kompetensi dan efektivitas di pemerintah federal. Ia juga mengumumkan rencana untuk merekrut sekitar 20 individu yang akan bertugas memastikan pelaksanaan tujuan kelompok ini.

Namun, dalam praktiknya, keberadaan DOGE langsung mendapatkan hambatan hukum. Sejumlah organisasi dan serikat pekerja pemerintah menantang pembentukan kelompok ini di pengadilan.

Beberapa kelompok seperti National Security Counselors, Citizens for Responsibility and Ethics in Washington, serta serikat pekerja pemerintah mengajukan gugatan dengan dalih bahwa DOGE melanggar hukum yang mengatur komite penasihat federal yang diberlakukan sejak tahun 1972.

Gugatan juga diajukan oleh kelompok kesehatan masyarakat dan organisasi seperti Public Citizen, yang mempertanyakan status hukum dan otoritas nyata dari DOGE.

DOGE bukanlah inisiatif pertama dari pemerintahan AS untuk memotong pengeluaran pemerintah secara dramatis. Pada tahun 1982, mantan Presiden Ronald Reagan pernah membentuk sebuah kelompok ahli dari sektor swasta untuk meninjau belanja pemerintah.

Meski memberikan rekomendasi setelah lebih dari satu tahun bekerja, sebagian besar rekomendasi tersebut tidak pernah diterapkan.

Proyek ambisius ini tidak hanya membawa harapan untuk reformasi, tetapi juga mengundang keraguan besar dari banyak pihak. Walaupun Trump memandangnya sebagai langkah menuju efisiensi dan efektivitas, tantangan hukum yang muncul dapat menghambat langkah DOGE bahkan sebelum ia mampu memberikan hasil konkret.

Apa pun hasil akhirnya, pembentukan DOGE ini menjadi sorotan lain dalam cara Trump mencoba membentuk ulang wajah pemerintahan AS di tengah perpecahan politik dan ekonomi.

Janji Besar Musk di DOGE

Elon Musk resmi ditunjuk sebagai pemimpin Departemen Efisiensi Pemerintah (Doge) yang dibentuk oleh Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump. Posisi ini dianggap sesuai dengan karakter Musk yang telah lama dikenal sebagai pemimpin bisnis inovatif.

Visi dan pengalamannya membangun perusahaan seperti Tesla dan SpaceX menjadi modal besar dalam menghadapi tantangan yang terkait dengan efisiensi operasional dan pengelolaan anggaran besar.

Lebih dari sekadar memimpin lembaga baru, peran Musk di Doge juga diperkirakan memberinya pengaruh besar terhadap kebijakan pemerintah dan regulasi yang berpotensi memengaruhi sektor bisnisnya sendiri.

Musk sebelumnya telah menyampaikan pandangannya tentang anggaran pemerintah Amerika Serikat. Dalam salah satu kampanye Trump pada Oktober lalu, ia menilai bahwa pengeluaran negara sebesar USD6,5 triliun dapat dikurangi hingga setidaknya USD2 triliun.

Ia juga menyebut bahwa jumlah pegawai negeri sipil bisa diminimalkan untuk meningkatkan efisiensi.

Sementara itu, Vivek Ramaswamy, yang turut memimpin inisiatif ini, dikenal dengan pandangannya yang radikal terhadap restrukturisasi pemerintahan. Ia mengusulkan penghapusan sejumlah lembaga federal, seperti Departemen Pendidikan, Komisi Regulasi Nuklir, Internal Revenue Service (IRS), hingga Biro Investigasi Federal (FBI).

Usulan ini tentu memancing perhatian publik, mengingat dampak besar yang dapat ditimbulkan, baik secara administrasi maupun politik.

Namun, langkah ambisius ini juga menuai kritik dan skeptisisme. Banyak pihak mempertanyakan realisasi rencana besar ini, mengingat sejarah inisiatif serupa di masa lalu yang sering kali berakhir tanpa dampak signifikan.

Selain itu, perubahan besar seperti yang direncanakan Doge hampir pasti akan menghadapi hambatan hukum, politik, hingga sosial.

Dengan tantangan besar di depan, masa depan Doge kini menjadi sorotan dunia. Apakah Elon Musk dan Vivek Ramaswamy mampu menerjemahkan ide-ide inovatif mereka ke dalam realitas pemerintahan?

Atau, akankah rencana ambisius ini berakhir seperti banyak inisiatif serupa sebelumnya?

Jawabannya akan terungkap seiring perjalanan waktu, tetapi satu hal yang pasti, langkah ini menandai babak baru yang berani dalam sejarah pemerintahan Amerika Serikat.(*)