KABARBURSA.COM - Pagar besi, barikade beton, dan pos pemeriksaan keamanan masih mendominasi trotoar serta persimpangan di sekitar National Mall, Washington D.C. Area ini, yang membentang dari Gedung Capitol hingga ikon-ikon terkenal ibu kota, kini diselimuti pengamanan ekstra menjelang pelantikan presiden Amerika Serikat ke-47.
Namun, area seluas 0,6 kilometer persegi yang biasanya menjadi daya tarik wisata utama itu kehilangan perannya sebagai pusat acara. Pelantikan Presiden terpilih Donald Trump untuk masa jabatan kedua dipindahkan ke dalam Gedung Capitol akibat cuaca dingin yang diperkirakan berlangsung sepanjang Senin 20. Seperti dinukil voa di Jakarta, Senin 20 Januari 2025.
Acara pengambilan sumpah jabatan diadakan di Rotunda Capitol, sementara parade tradisional dipindahkan ke Capital One Arena. Pengumuman mendadak pada Jumat (17/1) ini memicu kekhawatiran baru bagi aparat keamanan yang telah mempersiapkan rencana selama satu tahun terakhir.
Keputusan memindahkan lokasi acara menciptakan tantangan tersendiri bagi sekitar 25.000 personel penegak hukum dan militer yang bertugas menjaga keamanan.
"Kami akan mengalihkan aset-aset kami," ujar Matt McCool dari Dinas Rahasia AS dalam konferensi pers, Minggu (19/1). Ia memastikan tidak ada pengurangan dalam rencana keamanan. "Kami percaya diri, bersama mitra-mitra kami, kami siap menghadapi situasi apa pun," tegasnya.
Panitia memprediksi sekitar 250.000 orang akan menghadiri pelantikan di Capitol dan National Mall. Namun, kapasitas Rotunda Capitol hanya memungkinkan 600 orang masuk, sementara Capital One Arena mampu menampung hingga 20.000 pengunjung.
Ketegangan meningkat jika sebagian besar dari 250.000 tamu yang memiliki tiket berusaha masuk ke arena. Kepala Polisi Metropolitan Washington, Pamela Smith, menjamin kesiapan pasukan yang diperkuat oleh 4.000 polisi tambahan dari berbagai penjuru negeri.
"Rencana awal tetap berlaku," ujar Smith. Ia menambahkan, polisi yang berkomitmen akan bertugas sesuai pergerakan massa. "Kami tetap menempatkan petugas di lokasi-lokasi strategis di seluruh kota."
Smith juga mengungkapkan bahwa sejumlah personel tetap berjaga di jalur parade awal untuk mengantisipasi warga yang ingin menyaksikan iring-iringan kendaraan presiden.
Dalam suasana yang serba ketat, kota Washington D.C. bersiap menyambut momen bersejarah dengan pengamanan berlapis dan fleksibilitas tinggi demi kelancaran acara.
Anadolu Agency dalam artikelnya berjudul, “Donald Trump: From Real Estate Kingdom to US Presidency for 2nd Time“, menyebut Trump sebagai “a real estate mogul to a political figure.”
Dikenal karena perjalanannya dari seorang raja real estate menjadi figur politik, perjalanan Trump menuju Gedung Putih pada 2016 ditandai dengan keputusan kontroversial dan kasus hukum yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Masa jabatan pertama Trump menyaksikan keputusan-keputusan besar dalam kebijakan domestik dan internasional, termasuk pemindahan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem, penarikan diri dari perjanjian internasional seperti Kesepakatan Iklim Paris, dan penerapan tarif tinggi pada impor China.
Pemerintahannya juga terlibat dalam peristiwa pemberontakan di Capitol pada 6 Januari 2021, ketika pendukung Trump menyerbu Capitol AS, memperburuk polarisasi politik di negara itu.
Meskipun kalah dalam pemilu 2020 dari Joe Biden, Trump terus mengklaim adanya kecurangan pemilu secara luas, sebuah klaim yang memicu berbagai tantangan hukum. Trump kini kembali, mengatasi hambatan hukum, termasuk percakapan tentang diskualifikasi terkait perannya dalam kerusuhan Capitol.
Ia terlibat dalam perselisihan panjang dengan lembaga-lembaga seperti FBI dan CIA, serta beberapa jenderal Pentagon. Trump menolak beberapa saran dari Layanan Rahasia dan mengumumkan keputusan-keputusannya melalui media sosial tanpa berkonsultasi dengan penasihatnya.
Di panggung internasional, kebijakan Trump juga sangat memecah belah, termasuk perang dagang dengan China, dukungannya terhadap Israel, dan seruannya untuk kontrol imigrasi yang lebih ketat.
Keputusan untuk menarik AS dari kesepakatan nuklir Iran dan Kesepakatan Iklim Paris adalah beberapa langkah paling kontroversial dalam pemerintahannya.
Meskipun berusaha mengurangi dominasi pasar China melalui tarif impor yang tinggi, Trump juga menuai kontroversi dengan pertemuannya yang ramah dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, dan upayanya untuk memperkuat perbatasan AS-Meksiko dengan pagar logam.(*)