KABARBURSA.COM – Industri logistik diproyeksikan tumbuh pesat pada tahun 2025. Pertumbuhan ini didorong oleh beberapa kebijakan pemerintah seperti makan siang bergizi gratis yang mulai berjalan sejak awal 2025.
Senior Consultant Supply Chain Indonesia (SCI) Sugi Purnoto memprediksi pertumbuhan di sektor logistik tahun 2025 bisa mencapai 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Untuk tahun 2025 ini kalau saya melihat ada beberapa segmen. Pertumbuhan ekonomi bakal didorong cukup besar oleh (target pertumbuhan ekonomi) presiden kita sampai dengan 8 persen,” kata Sugi kepada kabarbursa.com, Senin, 20 Januari 2025.
Mantan Wakil Ketua II Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) itu menjelaskan, pertumbuhan industri logistik di Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kondisi ekonomi makro, terutma yang terkait dengan inflasi, kenaikan PPN dan program makan gratis.
Sugi mengapresiasi tingkat inflasi di Indonesia pada tahun 2024 berada di angka 1,57 persen dan menjadi yang terendah sepanjang sejarah. Sementara untuk PPN, lanjut dia, hanya berdampak kepada beberapa segmen dalam industri logistik saja.
“Kalau untuk kenaikan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen itu mempengaruhi. Tapi, untuk industri logistik, ada yang mengenakan PPN dan ada juga tidak mengenakan PPN,” jelasnya.
Menurutnya, implementasi PPN bergantung dari masing-masing perusahaan logistik atau transporter untuk bermain di segmen yang mana.
Ia juga menambahkan, jika di pasar domestik sempat terjadi gonjang-ganjing karena kenaikan PPN yang dikenakan kepada bahan pokok, makanan-minuman atau consumer goods.
“Itu juga berpengaruh kepada demand yang relatif stabil. Yang utama memang adalah pemicunya adalah daya beli masyarakat. Ini yang wajib dijaga oleh pemerintah,” ujarnya.
Sugi menjelaskan bahwa perusahaan logistik terpengaruh oleh daya beli masyarakat. Semakin tinggi tingkat konsumsi semakin baik pasar industri logistik dan begitu juga sebaliknya.
“Logistik itu kan turunan kedua atau ketiga sebagai dampak dari peningkatan daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat meningkat, penjualan meningkat, maka aliran barang, karena kita bicara logistik, akan mengalami peningkatan,” ujarnya.
Peningkatan daya beli, lanjut Sugi, akan semakin tinggi karena lebaran jatuh pada bulan Maret 2025. Momen lebaran, kata Sugi, akan meningkatkan itensitas pengiriman barang. Meski terjadi peningkatan, pengiriman barang masih harus menghadapi tantangan ketika mengirimkan barang pada momentum lebaran, terutama untuk barang di luar kebutuhan pokok. Menurutnya, hal ini merupakan masalah klasik yang terjadi setiap momen lebaran tiba.
Ia memprakirakan, peningkatan itensitas pengiriman barang ke luar pulau pada akhir Januari. Menurutnya, pengiriman barang dari Jakarta-Sulawesi dan Kalimantan untuk barang consumer goods akan segera terjadi pada awal puasa. Besaran pengiriman barangnya pun lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Berarti posisinya adalah di awal Maret. Maka seluruh barang-barang itu sudah tersedia adalah satu minggu sebelum Puasa dimulai untuk kebutuhan pokok. Bahkan ada yang dua minggu sebelum. Artinya, itu di posisi pertengahan Januari ini atau paling lambat sampai akhir Januari, pengiriman barang atau volume logistik ke luar pulau itu sudah mulai mengalami peningkatan yang sangat signifikan,” jelasnya.
Ditopang Program Makan Gratis
Penopang peningkatan pertumbuhan industri logistik adalah program makan bergizi gratis di kepemimpinan Prabowo. Sugi menjelaskan, melalui program ini, industri logistik diuntungkan dari pengiriman bahan baku ke berbagai tempat di seluruh Indonesia.
“Karena untuk bisa jadi makanan, itu kan dari sentral-sentral produksinya, baik itu berasnya, baik itu lauk-lauknya, bahkan sampai susu, itu harus dilakukan distribusi. Tidak bisa langsung ada,” jelasnya.
Selain pertumbuhan industri logistik, industri e-commerce juga akan tumbuh di atas 20 persen. Sementara untuk
Sektor pertama namanya sektor untuk first mile di gudang-gudang besar ke hap. Kemudian medium mile itu dari hap besar ke hap yang lebih kecil. Kemudian yang berikutnya adalah last mile atau ke konsumen akhir.
“Jadi 3 komponen itu juga akan mengalami pertumbuhan di industri logistiknya karena secara efek multiplier-nya, itu dari mulai hulu sampai hilir akan mengalami pertumbuhan, baik untuk transport-nya, untuk warehouse-sorter-nya, itu mereka akan mengalami peningkatan,” jelasnya.
Meski skala distribusi untuk pengiriman ini tidak terlalu besar. Namun, proses pengiriman barang juga tetap kontinyu.
Lebih lanjut, program makan gratis bakal mendukung sehatnya industri e-commerce sehingga terus membutuhkan jasa perusahaan logistik. Oleh karena itu, Sugi optimistis jika pertumbuhan di sektor logistik lebih pesat dibandingkan dua tahun sebelumnya. (*)